Mulai Besok, Jakarta Batalkan Pemberangkatan Semua Kereta Jarak Jauh
Semua pemberangkatan kereta api jarak jauh dan kereta lokal dari Jakarta periode 24-30 April 2020 dibatalkan. Kebijakan ini untuk mendukung pemutusan rantai penularan virus korona baru penyebab Covid-19.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Penumpang kereta api menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (10/4/2020). Jadwal perjalanan kereta api jarak jauh sudah banyak yang dibatalkan akibat pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama 14 hari ke depan. Hal tersebut sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus korona baru yang menyebabkan Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Mulai Jumat (24/4/2020), semua pemberangkatan kereta api jarak jauh dan kereta lokal dari Jakarta akan dibatalkan. Pembatalan ini berlaku hingga 30 April. Langkah ini untuk mendukung larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah.
Pembatalan ini tidak berlaku untuk kereta rel listrik (KRL) Commuterline. KRL masih beroperasi terbatas seperti saat ini.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daop I Jakarta Eva Chairunisa menjelaskan, semua keberangkatan dan kedatangan KA jarak jauh dan KA lokal ditiadakan mulai Jumat (24/4/2020). Untuk sementara, kebijakan ini berlaku hingga Kamis (30/4/2020). Terdapat 70 perjalanan KA jarak jauh dan 31 perjalanan KA lokal yang dibatalkan di area Daop I.
Menurut Eva, PT KAI tetap memantau perkembangan situasi. Pihaknya akan mengabarkan kembali jika pembatalan ini diperpanjang. ”PT KAI Daop I Jakarta memohon maaf kepada penumpang yang perjalanannya tertunda. Langkah ini dilakukan guna menekan penyebaran Covid-19 pada masa angkutan Lebaran 2020,” katanya dalam pernyataan tertulis.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan kepada kru perjalanan yang baru turun dari Kereta Api Argo Muria relasi Jakarta-Semarang, di Stasiun Semarang Tawang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/3/2020). Pihak Polrestabes Semarang mengecek dan mendata para penumpang dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Dia menambahkan, KA angkutan barang tetap beroperasi secara normal. Ini untuk mendukung pasokan logistik dan bahan pangan.
Calon penumpang yang sudah telanjur membeli tiket bisa menghubungi KAI di 121 untuk pengembalian uang tiket. Pembatalan tiket juga bisa diproses melalui aplikasi KAI Access atau datang langsung ke loket stasiun. Uang tiket yang dibatalkan dalam masa darurat Covid-19 ini akan dikembalikan utuh 100 persen.
Pembatalan tiket melalui aplikasi dapat dilakukan hingga maksimal tiga jam sebelum jadwal keberangkatan. Uangnya akan ditransfer paling lambat 45 hari kemudian. ”Adapun untuk pembatalan di loket stasiun dapat dilakukan di semua stasiun keberangkatan KA jarak jauh dan KA lokal hingga maksimal 30 hari setelah jadwal keberangkatan dengan menunjukkan kode booking. Uang akan langsung diganti secara tunai atau melalui transfer,” jelas Eva.
Kompas/Yuniadhi Agung
Kernet bus memasukkan tas penumpang yang akan berangkat ke Wonosobo, Jawa Tengah, dari agen bus Sinar Jaya Haji Mencong, Kota Tangerang, Banten, Rabu (22/4/2020). Setelah pemerintah menetapkan larangan mudik bagi warga tahun ini, sejumlah orang yang hendak pulang kampung mencari transportasi yang tersedia.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan larangan mudik yang dimulai Jumat besok. Kementerian Perhubungan sedang menyiapkan regulasi larangan mudik yang berlaku 24 April-31 Mei dan bisa diperpanjang jika diperlukan.
Dalam diskusi ”Mengantisipasi Mudik Lebaran saat Pandemi” yang digagas Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, kemarin, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai bahwa regulasi larangan mudik mendesak untuk segera dilakukan. Ini bertujuan agar tak membuat bingung pelaksana lapangan.
Menurut dia, sanksi adalah hal yang paling penting dalam sebuah kebijakan. Tanpa sanksi, kebijakan tak akan maksimal.
Gunawan, warga Jakarta yang tengah berada di Yogyakarta, mengaku bingung mendapatkan transportasi umum untuk kembali ke Jakarta. ”Perjalanan kereta api enggak ada semua. Mau naik bus khawatir juga karena potensi tertular virus korona baru mungkin lebih besar di bus ya. Ya, terpaksa saya menunggu sampai ada kereta lagi ke Jakarta,” ujarnya.