Menurunnya aktivitas masyarakat karena wabah Covid-19 malah membuka peluang kejahatan bagi para pencuri dan perampok. Kejahatan jalanan pun tetap marak.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·6 menit baca
KOMPAS/Humas Polda Metro Jaya
Polisi menunjukkan barang bukti yang digunakan para pelaku selama mencuri di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Senin (20/4/2020), di Jakarta.
Jangan senang dulu dengan menurunnya risiko kejahatan di lingkungan permukiman karena warga lebih banyak di rumah sekarang. Para pencuri tidak kehabisan akal. Minimarket-minimarket di pinggir jalan yang sekarang lebih sepi akibat wabah Covid-19 pun membuka kesempatan pada niat jahat.
Pengamatan Kepolisian Daerah Metro Jaya, lingkungan permukiman di Jakarta dan sekitarnya memang relatif lebih aman dari penjahat karena warga menghabiskan waktu lebih banyak di rumah, sesuai dengan anjuran pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun, bukan berarti sumber pendapatan para garong tertutup. Minimarket di pinggir jalan yang semakin sepi menjadi salah satu sumber harta benda yang difavoritkan pencuri selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ini.
Kompas memberitakan, Subdirektorat 3/Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Senin (13/4/2020) meringkus dua dari lima anggota komplotan perampok spesialis minimarket. Mereka berinisial HSS (39) dan SN (48), yang bertugas merusak pintu minimarket dan mengambil barang-barang dagangan. Adapun rekan mereka yang masih buron yaitu PR dan I yang berperan mengintai lokasi sekitar minimarket sasaran serta S (menyediakan peralatan dan menadah hasil kejahatan).
”Kelompok HSS ini memanfaatkan pandemi Covid-19 sejak Februari silam untuk mencuri di sejumlah minimarket yang sudah sepi dan tutup pada pukul 22.00. Mereka biasanya bertindak di atas pukul 01.00 hingga pukul 03.00 dengan menggasak isi minimarket, seperti bahan pokok,” kata Komisaris Besar Yusri Yunus, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya (Kompas.id, 21/4/2020).
Di wilayah hukum Polda Metro Jaya, HSS dan kawan-kawan sudah menggasak barang-barang di 1 minimarket di Kecamatan Jatiasih dan 1 minimarket di Medan Satria, Kota Bekasi; 3 minimarket di Duren Sawit, Jakarta Timur; serta 2 minimarket di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Mereka rupanya beroperasi lintas provinsi karena mereka juga mencuri barang-barang dagangan minimarket di Bogor, Cirebon, Karawang, dan Bandung.
KOMPAS/Humas Polda Metro Jaya
Dua pelaku sindikat pencurian minimarket ditangkap polisi dan dihadirkan di Markas Polda Metro Jaya, Senin (20/4/2020).
Pada Kamis (16/4/2020) dini hari, petugas Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Duren Sawit Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur juga memergoki satu komplotan perampok asal Lampung yang tengah menggarong sebuah minimarket di Kelurahan Pondok Bambu. Seorang anggota komplotan, YS, tewas ditembak karena mengancam polisi dengan sebilah parang. Dua orang berinisial AA dan AR ditahan, kemudian satu orang berinisial A kabur dengan mobil pengangkut hasil jarahan.
Seperti kelompok HSS, kelompok YS juga spesialis minimarket. Mereka total sudah menggasak lima minimarket di Jakarta Timur dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Selain di Pondok Bambu dan Duren Sawit, mereka juga mencuri di 2 minimarket di Kecamatan Makassar, 1 di Kramat Jati, dan 1 di Jatinegara.
Perampokan juga terjadi pada Rabu (15/4/2020) sekitar pukul 22.30 di sebuah minimarket di Jalan Bulak Timur, Cipayung, Depok, Jawa Barat. Para pelaku yang bersenjatakan celurit mengancam pegawai minimarket untuk menyerahkan uang di brankas. Video kamera pemantau (CCTV) yang merekam perampokan itu viral di media sosial.
Aktifnya para perampok spesialis minimarket ini seakan menunjukkan mereka tidak ingin ikut arus umum pelaku kejahatan di negara-negara lain dalam pandemi Covid-19.
KOMPAS/DIAN DEWI PURNAMASARI
Dua dari empat tersangka kasus pencurian dengan kekerasan, DB (22) dan AP (19), dihadirkan dalam rilis kasus kejahatan jalanan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).
Kriminolog Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Iqrak Sulhin, menuturkan, asumsinya ada sejumlah tipologi kejahatan yang turun dalam situasi pandemi, seperti pencurian di rumah hingga kejahatan jalanan. ”Hal ini karena aktivitas orang lebih banyak dilakukan di rumah,” ujarnya.
Jenis kejahatan yang kemungkinan mengalami peningkatan di antaranya penyebaran hoaks, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan kejahatan siber, seperti penipuan daring. ”Di Eropa, banyak laporan KDRT meningkat karena korban yang memiliki riwayat hubungan kekerasan sebelumnya terperangkap di rumah,” kata Iqrak.
Di Chicago, salah satu kota dengan tingkat kekerasan tertinggi di Amerika Serikat, tingkat kriminalitas secara keseluruhan turun 10 persen setelah pandemi muncul. Penurunan dua digit pada tingkat kejahatan amat jarang di kota-kota AS. Bahkan, dalam sejarah penurunan tingkat kriminalitas terbesar di New York City pada 1990-an, penurunan 40 persen baru didapatkan dalam tiga tahun. Meski demikian, senada dengan Iqrak, penegak hukum di sana juga khawatir ada tindak pidana berupa kasus KDRT yang tidak terungkap (The Associated Press, 11/4/2020).
Namun, Iqrak berpendapat, kejahatan terkait harta benda atau kejahatan properti (property related crimes), seperti pencurian dan perampokan, berpotensi naik lagi dengan asumsi situasi kesulitan ekonomi merupakan kondisi kriminogenik. Faktor kriminogen adalah faktor yang menyebabkan munculnya tindak pidana.
Iqrak berpendapat, kejahatan terkait harta benda atau kejahatan properti (property related crimes), seperti pencurian dan perampokan, berpotensi naik lagi dengan asumsi situasi kesulitan ekonomi merupakan kondisi kriminogenik. Faktor kriminogen adalah faktor yang menyebabkan munculnya tindak pidana.
Di Jakarta, terdapat 1,2 juta keluarga yang terdata memerlukan bantuan sosial. Mereka ini dalam kondisi normal pun sudah kesusahan. Jumlah orang yang kesulitan hidup bertambah dengan adanya warga yang kehilangan sumber pemasukan. Berdasarkan laporan yang masuk ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta, hingga 9 April pukul 18.30, ada 76.613 pekerja yang dirumahkan dan 17.721 pekerja diputus hubungan kerjanya (dikenai PHK).
Terkait maraknya pencurian di minimarket di tengah pandemi Covid-19, Iqrak mengatakan, kecenderungan kejahatan properti terjadi karena tiga hal, yaitu adanya pelaku yang memiliki motivasi, adanya target yang menguntungkan, dan lemahnya pengawasan. Karena itu, perampok dan pencuri cenderung tidak melakukan kejahatan secara acak atau tiba-tiba.
Target yang berposisi lemah, misalnya jauh dari keramaian atau dari jangkauan pengawasan kepolisian, tentu menguntungkan bagi pencuri. Dalam situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini, minimarket punya posisi lemah karena biasanya berlokasi di jalan yang lebih sepi, mengingat aktivitas masyarakat di luar rumah berkurang.
Iqrak pun merekomendasikan polisi untuk menjaga frekuensi patroli guna menekan risiko kejahatan terhadap minimarket serta kejahatan-kejahatan jalanan lainnya. ”Patroli sebaiknya dilakukan dalam pola yang tidak ajek karena pelaku kejahatan tentu mengawasi,” ucapnya.
Terkait itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi Ario Seto menyebutkan, pihaknya sudah memetakan jaringan kelompok pencurian dengan kekerasan serta pencurian dengan pemberatan di wilayah DKI. Setiap malam, Tim Motor Reserse dan Tim Khusus Antibandit Polda Metro Jaya dan tim reserse kriminal polres-polres selalu berpatroli.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi Ario Seto memetakan jaringan kelompok pencurian dengan kekerasan dan pencurian dengan pemberatan di wilayah DKI. Setiap malam, Tim Motor Reserse dan Tim Khusus Antibandit Polda Metro Jaya serta tim reserse kriminal polres-polres selalu berpatroli.
”Kami tak akan segan melakukan tindakan tegas terukur terhadap para pelaku kejahatan yang memanfaatkan momen situasi pandemi Covid-19 ini,” ujar Suyudi.
SUCIPTO UNTUK KOMPAS
Warga berkumpul sesaat setelah pencurian di minimarket Alfamart Kebayoran Lama 2, Jalan Kebayoran Lama, RT 004 RW 003, Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Barat, Rabu (11/7/2018) dini hari.
Menanggapi banyaknya kasus kejahatan terhadap minimarket, Marketing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Wiwiek Yusuf mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan polsek dan polres agar gerai-gerai Indomaret menjadi perhatian dalam patroli rutin kepolisian. Jika terjadi gangguan, Indomaret meminta agar diberi akses informasi.
Selain itu, pengelola gerai berkoordinasi dengan pengurus RT dan RW atau petugas keamanan jika toko berada di permukiman. ”Kalau di kompleks ruko, tentu dengan pengamanan setempat,” ujar Wiwiek.
Senada dengan Wiwiek, Corporate Communication General Manager Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Nur Rachman mengatakan, toko-toko Alfamart memiliki ikatan kuat dengan lingkungan sekitar. Untuk itu, kerja sama dengan warga setempat juga ditingkatkan guna menekan risiko kriminalitas terhadap minimarket Alfamart.
Selain itu, Alfamart juga memastikan CCTV berfungsi sesuai dengan standar prosedur yang sudah dijalankan. Alfamart juga berkoordinasi secara lebih intens dengan kepolisian.