Kepedulian ke sesama bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan dalam bentuk apa saja. Tidak jarang kepedulian itu melebihi bayangan awal karena adanya kemurahan dan kepercayaan dari penderma.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany / Andy Riza Hidayat
·4 menit baca
Pandemi Covid-19 bagai badai yang meluluhlantakkan banyak sektor kehidupan. Tidak terkecuali masyarakat kecil dengan penghasilan pas-pasan. Kala banyak yang terimbas keganasan virus korona jenis baru, kelompok masyarakat ini belum banyak tersentuh bantuan. Sambil bertahan dengan kemampuan yang ada, mereka membutuhkan uluran bantuan pihak lain.
Di Tangerang, Banten, puluhan perias salon dan pengamen mengandalkan penghasilan Rp 50.000-Rp 60.000. Penghasilan ini pun masih dipotong biaya lain-lain selama bekerja di area perlintasan kereta rel listrik Tangerang. Sementara mereka juga harus menanggung biaya indekos di Jakarta berukuran 3x3 meter dengan penghuni 5-7 orang. Lantaran penghasilan mepet, mereka tidak terpikir membeli masker dan antiseptik pencuci tangan. apalagi vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
Kondisi ini yang menggugah Sanggar Seroja dan Queer Language Club menggalang bantuan untuk mereka. Bantuan yang terkumpul berupa uang, sembako, masker, dan kebutuhan lain. "Kami bernisiatif menggalang bantuan ini untuk mencukupi minimal kebutuhan makan sehari-hari," ucap Ketua Sanggar Seroja Rikky Muchammad Fajar (34), Jumat (17/4/2020).
Seiring pembatasan sosial berskala besar, penyaluran bantuan terkendala penutupan wilayah di tingkat bawah. Rikky dan relawan lain bersiasat dengan keadaan. Penyaluran bantuan pun dilakukan setiap tiga hari sekali. Inisiatif itu dapat membantu 65 pekerja harian di kawasan itu.
Namun persoalan belum usai karena ketidakpastian pandemi akan berakhir. Untuk itu, mereka memutar otak supaya donasi yang ada bisa bertahan untuk jangka panjang. Salah satu caranya dengan memberikan modal usaha untuk pekerja harian menjalankan usaha kecil.
Pekerja anak
Hal serupa dialami pekerja anak di Pasar Inpres Naikoten Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Seiring meluasnya pandemi ke daerah-daerah, termasuk Kota Kupang, inisiatif warga bantu warga pun lahir untuk pekerja anak. Apalagi pemerintah mulai menganjurkan penggunaan masker kain dalam setiap aktivitas di luar ruangan. "Anak-anak pasar tidak bisa diam di rumah karena keluarga mereka bergantung pada pendapatan harian yang tidak menentu," ujar Polce Otemusu (27), salah satu relawan penggalang donasi.
Biasanya mereka mendapatkan penghasilan Rp 20.000-Rp 40.000 dalam sehari. Kini mereka bisa mengantongi Rp 10.000-Rp 15.000, yang nilainya setara harga masker di Kota Kupang. Karena kondisi ini, Polce dan teman-temannya tergerak menggalang donasi dalam bentuk uang dan masker. Sepekan berjalan, penggalangan bantuan mendapat respon positif. Beberapa di antara penyumbang bantuan itu adalah dosen di perguruan tinggi setempat dan komunitas pendaki gunung.
Di Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat warga setempat menggalang bantuan untuk pekerja harian. Penggalangan bantuan dimotori oleh seorang pensiunan perusahaan media Banu Astono (55). Lelaki tiga anak ini tergerak membantu pekerja harian di sekitar rumahnya yang nyaris tidak berpenghasilan. Dia berencana membagikan nasi bungkus untuk disumbangkan ke para pekerja itu setiap hari Senin dan Kamis. Sebelum menunaikan niatnya, dia mengajak tetangga sekitar untuk ikut berpartisipasi, Sabtu (11/4/2020), dua hari sebelum penyaluran pertama Senin (13/4/2020).
Ajakan yang disampaikan melalui aplikasi percakapan itu direspons positif tetangga. Banu juga mengirim pesan ajakan ke koleganya yang menjadi pejabat negara, mantan pejabat, pengusaha, dan kolega-kolega lain. Sumbangan berbentuk uang mengalir mulai dari bilangan ratusan ribu puluhan juta. Sementara penyumbang ada yang menyalurkan barang berupa alat pelindung diri (APD), cairan antiseptik untuk tangan, dan keperluan medis lain. “Saya sampai meneteskan air mata, saya terharu karena dipercaya untuk menjalankan amanah,” kata Banu.
Adapun total dana yang terkumpul sekitar Rp 70 juta lebih, nilai yang tidak dibayangkan sebelumnya. Lantaran nilainya melebihi perkiraan awal, bantuan itu diberikan dalam beberapa kali penyaluran hingga habis. “Saya membuat dapur umum di rumah untuk membuat 200 nasi bungkus per paket. Sebagian dana saya belikan sembako,” kata Banu.
Sementara ini penyaluran bantuan sudah berlangsung dua kali Senin (13/4/2020) dan Kamis (16/4/2020). Penyaluran akan dilanjutkan setiap Senin dan Kamis sampai dana dan barang bantuan habis. “Terima kasih atas kesempatan untuk saya berpartisipasi. Semoga lebih banyak lagi orang yang berinisiatif membantu yang memerlukan di saat ini,” kata salah seorang donatur dari kelompok pengusaha ke Banu.