Keberangkatan Penumpang dari Stasiun Gambir Turun Drastis Selama Wabah Covid-19
Kepadatan penumpang kereta di Stasiun Gambir turun hampir sepertiga dari jumlah total saat hari-hari normal. Angka ini akan dipertahankan selama kebijakan pembatasan sosial diberlakukan.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepadatan penumpang di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (25/3/2020), menurun setelah sebagian penumpang membatalkan rencana perjalanan mereka. Pembatalan itu mereka lakukan untuk mengantisipasi wabah Covid-19 sejak 20 Maret. Jumlah penumpang harian yang biasa mencapai belasan ribu kini tersisa sekitar sepertiganya saja.
Data PT Kereta Api Indonesia (KAI), jumlah penumpang dari Stasiun Gambir per 24 Maret sebesar 2.390 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan jumlah 6.720 orang yang tercatat per 20 Maret. Adapun jumlah penumpang pada hari kerja bisa 10.000 hingga 14.000 orang di Stasiun Gambir.
”Jumlah penumpang jauh menurun setelah ada imbauan untuk membatalkan perjalanan kereta demi mengantisipasi wabah Covid-19. Penurunan drastis terjadi sejak 21 Maret yang angkanya sebesar 2.964 penumpang. Jadi memang sudah sangat jauh berkurang,” ujar Eva saat dihubungi pada Rabu (25/3/2020).
Angka penurunan penumpang merupakan dampak imbauan PT KAI agar warga membatalkan sejumlah perjalanan ke luar kota. Tindakan ini untuk mencegah rantai penularan di sekitar DKI Jakarta agar tidak menyebar ke kota-kota lain. Seperti diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 per 25 Maret mencapai 790 orang dan 58 orang meninggal.
Untuk mendukung pembatasan perjalanan, PT KAI sebelumnya menerapkan pengembalian bea tiket 100 persen bagi warga yang membatalkan keberangkatan selama masa darurat sampai 29 Mei 2020. Sejauh ini, ada 19 keberangkatan kereta yang dibatalkan pada kurun 23 Maret hingga 1 April 2020.
Dengan pembatasan tersebut, PT KAI Daerah Operasi I memastikan operasionalisasi kereta benar-benar terjaga. Eva menyatakan, okupansi kereta saat ini paling sedikit hanya sekitar 20 persen. ”Sejumlah kereta tetap berjalan walau hanya mengangkut 10 penumpang,” ujarnya.
Ramai
Pantauan Kompas, Stasiun Gambir terus dipadati calon penumpang sejak siang hingga sore. Lobi stasiun yang biasanya diisi empat orang dalam sederet kursi kini dibatasi hanya menjadi dua orang di sisi ujung kanan dan kiri kursi. Meski dibatasi, jumlah pengunjung di lobi lebih dari 50 orang.
Sejumlah calon penumpang di lobi berkeras bahwa kepergian mereka dari Stasiun Gambir karena alasan penting. Rahman Sidik (40), warga Bandung, Jawa Barat, menyatakan harus pulang setelah bekerja secara kontrak untuk proyek pengeboran di salah satu jalan protokol Ibu Kota selama tiga hari.
Rahman bersama dua temannya, Dani (38) dan Herry (32), harus pulang hari ini karena tidak ada tempat tinggal di Jakarta. ”Kemarin kami tinggal di tempat yang disediakan kontraktor. Setelah kerjaannya beres, harus segera pulang ke Cimahi. Kalau enggak, nanti uangnya malah habis di Jakarta,” ucap Rahman.
Herry menuturkan, selain mereka bertiga, ada 11 pekerja lainnya yang hari ini akan pulang dengan kereta. ”Ada yang baru cari tiket besok karena ada keperluan di Jakarta hari ini,” ucapnya.
Berbeda cerita dengan Miftahul Munir (27). Warga Tangerang, Banten, ini berkeras pulang karena mengantar istrinya yang hamil delapan bulan agar bisa pulang ke Semarang, Jawa Tengah. Kereta dia pilih karena, katanya, relatif aman dari penularan Covid-19.
”Saya antar istri sekaligus bertemu orangtua karena momen Ramadhan sepertinya enggak akan mudik. Saya nanti menyusul istri lagi Mei mendatang,” ujar Miftahul.
Terkait keberangkatan sejumlah warga ke luar kota, Eva menegaskan, pola pembatasan sosial di stasiun masih akan terus diterapkan. PT KAI fokus pada prosedur pembatasan tersebut serta penapisan penumpang yang akan masuk stasiun.
”Jumlah penumpang akan kami jaga seperti saat ini. Kami pun menerapkan bilik disinfektan untuk sterilisasi penumpang. Langkah selanjutnya masih menunggu instruksi dari pemerintah,” ucap Eva.