Buddha Tzu Chi Sumbang Alat Pelindung Diri untuk Petugas Medis
Di tengah maraknya kasus Covid-19, alat pelindung diri menjadi teramat penting. APD sekali pakai ini melindungi petugas saat kontak dengan pasien terkait Covid-19. Rata-rata diperlukan 20 APD untuk satu pasien isolasi.
Oleh
Insan Alfajri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah perjuangan rumah sakit dalam menangani Covid-19, sejumlah pihak memberikan bantuan. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, misalnya, menyumbang 200 alat pelindung diri. Ada pula perusahaan yang menyumbang disinfektan dan makanan untuk karyawan.
Perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Joe Riadi, Rabu (18/3/2020), menjelaskan, petugas medis merupakan garda terdepan dalam menghadapi penyakit ini. Oleh sebab itu, mereka juga harus dilindungi secara maksimal.
Dalam tahap pertama, yayasan membagikan 1.000 alat pelindung diri (APD) di sejumlah rumah sakit rujukan nasional penanganan coronavirus disease (Covid)-19. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, mendapatkan 200 set APD.
Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Mohammad Syahril berterima kasih kepada semua pihak yang turut membantu rumah sakit. Bantuan ini sangat dibutuhkan. Untuk APD, misalnya, penanganan terhadap seorang pasien isolasi rata-rata membutuhkan 20 set APD setiap hari.
Ini karena setiap petugas medis atau nonmedis yang berkontak dengan pasien harus menggunakan APD. APD itu pun hanya bisa sekali pakai. Jika ada petugas yang berkontak lima kali sehari dengan pasien, sebanyak itu pula APD yang dibutuhkan. Adapun harga satu set APD berkisar Rp 300.000-Rp 400.000.
Selain bantuan dalam bentuk barang, sejumlah komunitas masyarakat juga menyiapkan materi edukasi terkait virus korona baru.
Setiap petugas medis atau nonmedis yang berkontak dengan pasien harus menggunakan APD. APD itu pun hanya bisa sekali pakai. Jika ada petugas yang berkontak lima kali sehari dengan pasien, sebanyak itu pula APD yang dibutuhkan. Adapun harga satu set APD berkisar Rp 300.000-Rp 400.000.
PT Pertamina (Persero) juga siap membantu pemerintah mengatasi wabah Covid-19 di Indonesia. Misalnya, menjadikan salah satu rumah sakit Pertamina sebagai rujukan penanganan kasus korona.
Dalam keterangan yang dikutip Kompas, Rabu (18/3/2020), Rumah Sakit Pertamina Jaya yang dikelola Pertamedika, anak usaha Pertamina, dialihfungsikan sebagai rumah sakit khusus penanganan wabah Covid-19. Rumah Sakit Pertamina Jaya adalah satu dari 65 rumah sakit yang dikelola BUMN yang diperbantukan untuk menangani wabah Covid-19. Secara keseluruhan, rumah sakit BUMN memiliki 155 tempat tidur dan 66 ruangan observasi.
”Kami siap mendukung pemerintah mengatasi wabah Covid-19, secara internal ataupun eksternal, dengan mengerahkan jaringan bisnis yang kami miliki,” ujar Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Koeshartanto.
Rumah-rumah produksi yang biasa membuat konten di media sosial Youtube juga bergerak membuat video informasi publik. Kepala Komunikasi Strategis Siberkreasi Oktora Irahadi mengatakan, pihaknya akan mulai mengunggah video pada Kamis (19/3/2020) malam. Setiap minggu akan ada dua video.
Menurut dia, bentuknya berupa siaran acara bincang-bincang langsung di Youtube. Akan tetapi, semua narasumber disiarkan dari tempat-tempat terpisah guna menghindari risiko penularan karena berada bersama di ruang tertutup. Akan ada pembawa acara, artis atau orang yang terkenal, dan pakar untuk menjelaskan fenomena wabah korona baru.
Siberkreasi berjejaring dengan 106 organisasi. Oleh sebab itu, setiap narasumber yang hendak ditampilkan dipastikan dulu kompetensinya oleh rekan-rekan dari bidang yang bersangkutan guna mencegah kekeliruan informasi dalam acara nanti.
”Kami ingin membahas social distancing (jaga jarak sosial) karena hal ini penting bagi masyarakat. Kalau teknis dan aspek medis virus korona, sudah banyak lembaga kesehatan yang berbicara. Justru cara-cara pencegahan yang sifatnya sehari-hari ini diperlukan masyarakat,” kata Oktora. (DNE/APO)