Wabah akibat Virus Korona Baru Merebak, Pemda Belum Juga Batasi Acara Publik
Di Jabodetabek, sampai saat ini baru Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Bogor yang membatasi kegiatan yang berpotensi mengumpulkan massa demi menangkal Covid-19.
Oleh
Stefanus Ato/Pradipta Pandu Mustika/I Gusti Agung Bagus Angga Putra/Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kekhawatiran publik terkait dengan penyebaran virus korona baru Covid-19, Pemerintah Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Tangerang Selatan belum akan membatalkan acara-acara setingkat kota yang berpotensi mengumpulkan massa.
Bekasi Night Festival di Kota Bekasi yang diperkirakan dihadiri 3.000 pengunjung pada 15 Maret 2020 tetap akan diselenggarakan. Acara hiburan itu bertujuan memeriahkan Hari Ulang Tahun Ke-23 Kota Bekasi yang diperingati setiap 10 Maret 2020.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Bekasi Sajekti Rubiah mengatakan, Bekasi Night Festival diputuskan untuk tetap digelar karena sudah direncanakan sejak lama dan disertai pencegahan penyebaran Covid-19.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sudah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Bekasi Nomor 440/1651/DINKES tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Virus Corona (Covid-19) sejak 2 Maret 2020. Gubernur Jawa Barat juga sudah menetapkan Siaga Satu dalam menghadapi virus korona baru di Jawa Barat.
Data Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada 10 Maret 2020, total kasus terduga korona baru di Kota Bekasi sebanyak 30 orang dengan tiga pasien dalam pengawasan dan enam orang dalam pemantauan.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany saat dikonfirmasi, kemarin, juga memastikan tidak memoratorium agenda-agenda yang mengundang keramaian di wilayah kotanya. Ini termasuk agenda MTQ XVII tingkat Provinsi Banten sebagai agenda terdekat dipastikan berlangsung.
”Kami sebagai tuan rumah sudah siap. Tapi, saat pembukaannya disepakati untuk disederhanakan, tidak mengumpulkan orang dalam jumlah besar di lapangan, seperti rencana awal,” ujar Airin.
Pemerintah Kota Depok juga masih akan mengadakan kegiatan senam bersama di 11 kecamatan di Kota Depok. Sekretaris Daerah Kota Depok Hardiono mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan berapa banyak masyarakat yang terlibat dalam senam bersama.
Sikap berbeda diambil oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Bima meniadakan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) yang biasa diselenggarakan tiap hari Minggu. Bogor Half Marathon juga diundur dari seharusnya 22 Maret ini menjadi 21 Juni 2020.
Dihubungi terpisah, anggota DPRD Kota Bekasi Fraksi PDI Perjuangan, Nicodemus Godjang, mendesak Wali Kota Bekasi menunda acara Bekasi Night Festival hingga wabah korona baru Covid-19 mereda. Langkah ini dinilai penting untuk mencegah meluasnya virus korona baru di Indonesia.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra menilai, pemerintah daerah berjalan sendiri-sendiri dalam penanganan Covid-19. Kendati di Tangsel belum ditemukan kasus positif Covid-19, ia mengingatkan, mobilitas warga kota itu ke wilayah di sekitarnya sangat tinggi setiap hari. Tidak ada jaminan penularan Covid-19 tidak akan terjadi.
KRL normal
Di Bogor, Wali Kota Bima Arya turut menginstruksikan kepada Dinas Perhubungan dan Dinas Kesehatan untuk berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar memastikan ketersediaan cairan antiseptik dan alat pendeteksi suhu tubuh di stasiun dan kereta. Para pihak diminta menggencarkan imbauan menggunakan masker bagi penumpang yang sedang flu.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam paparannya menyebutkan, masyarakat berisiko terkontaminasi Covid-19 saat berada di transportasi publik, seperti KRL Jalur Bogor-Depok-Jakarta Kota. Namun, Anies menegaskan, sampai saat ini belum ada kasus masyarakat terkontaminasi Covid-19 di dalam KRL.
Terkait dengan hal ini, Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menyatakan, pengguna KRL Jabodetabek tercatat tidak mengalami penurunan sejak merebaknya Covid-19 di Indonesia. Rata-rata pengguna KRL berada di angka 920.000 sampai 1 juta orang per hari.
PT KCI melakukan sejumlah hal, antara lain memberikan edukasi cuci tangan dan memberikan masker kepada pengguna KRL di 36 stasiun. PT KCI juga menyediakan lebih dari 700 botol cairan pembersih tangan untuk 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun.
”Kami rutin membersihkan semua rangkaian kereta seusai beroperasi dengan menggunakan cairan pembersih disinfektan. Pekan lalu, kami juga bekerja sama dengan PT KAI Daop 1 Jakarta mengadakan kegiatan rail clinic di Stasiun Depok dan Bogor,” ujar Anne.
Anne mengimbau kepada para pengguna KRL agar tidak meludah sembarangan di stasiun dan kereta. Bagi pengguna yang merasa kurang sehat, mereka dapat memeriksakan diri ke pos kesehatan.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman Suharti dalam paparan update Covid-19 di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, menjelaskan, merujuk pada laman resmi jakarta.corona.go.id, diketahui jumlah orang dipantau dan diawasi paling banyak dari Jakarta Selatan.
Angka orang dalam pemantauan dan pengawasan dari luar DKI Jakarta juga meningkat. Pada Senin (9/3) sebanyak 88 orang, naik menjadi 97 orang pada Selasa (10/3), dan menjadi 106 orang pada Rabu (11/3).
Dari rapat koordinasi DKI dengan operator angkutan umum, diungkapkan bahwa operator angkutan umum memiliki protokol untuk melindungi para penumpang dan menekan persebaran virus korona.