Bendung Covid-19, DKI Tingkatkan Mitigasi Persebaran Virus Korona
Dengan bermunculannya pasien yang dipantau dan diawasi karena virus korona, Pemprov DKI Jakarta membuat peta persebaran penderita.
Angka persebaran pasien yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dari wilayah selatan Jakarta terus bertambah. Upaya mitigasi untuk menekan persebaran virus, khususnya di angkutan umum, pun ditingkatkan, mulai dari KRL, MRT, hingga BRT.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman Suharti dalam paparan update Covid-19 di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/3/2020), menjelaskan, dengan bermunculannya pasien yang dipantau dan diawasi karena virus korona, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat peta persebaran penderita.
Merujuk pada laman resmi milik Pemprov DKI Jakarta, yaitu jakarta.corona.go.id, diketahui jumlah orang dipantau dan diawasi paling banyak dari Jakarta Selatan.
Sebagai gambaran, pada Senin (9/3/) jumlah orang dalam pemantauan dan pengawasan dari Jakarta Selatan 123 orang, lalu naik menjadi 138 orang pada Selasa (10/3), dan menjadi 180 orang pada Rabu (11/3).
Terbanyak kedua di wilayah Jakarta Timur. Dari sebanyak 104 orang pada Senin (9/3), menjadi 110 orang pada Selasa (10/3), dan menjadi 108 orang pada Rabu (11/3/).
Tak kalah pentingnya, angka orang dalam pemantauan dan pengawasan dari luar DKI Jakarta juga meningkat. Pada Senin (9/3) sebanyak 88 orang, naik menjadi 97 orang pada Selasa (10/3), dan menjadi 106 orang pada Rabu (11/3).
Data itu, lanjut Suharti, digunakan Pemprov DKI Jakarta untuk membuat
modeling simulasi untuk upaya mitigasi lebih lanjut. Yang dilakukan, misalnya menggunakan data riwayat kontak pasien positif; menggunakan data gejala-gejala yang dialami ada batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sebagainya, termasuk umur, dipergunakan untuk melakukan modeling.
Hasilnya, lanjut Suharti, Pemprov DKI Jakarta menemukan kemungkinan positif lebih besar terjadi pada mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien positif korona.
Baca juga: Tangkal Korona, Bogor Ikut Tiadakan Hari Bebas Kendaraan dan Bogor Half Marathon
”Kami juga menemukan bahwa batuk gejalanya itu sangat kuat di penderita positif korona. Kami temukan untuk saat ini, dan mudah-mudahan tidak terjadi sebaliknya bahwa masih banyak terjadi di permukiman yang bukan permukiman umum,” katanya.
Gubernur DKI, tambah Suharti, juga sudah menyampaikan kemarin, ia ingin memitigasi jangan sampai penyebaran ke yang lebih luas. Akan lebih bahaya kalau masuk ke wilayah padat penduduk karena sirkulasi udara yang tidak bagus, penduduk yang dalam kondisi rumah yang tidak baik, tidak punya fasilitas di rumah untuk melakukan karantina mandiri, dan sebagainya. ”Kemudian kami melakukan simulasi (berdasarkan kebutuhan itu),” ucapnya.
Demikian juga pada angkutan umum. Terkait dengan peta jalur KA Jakarta-Depok yang beredar, jelas Suharti, itu bukan peta persebaran virus korona di KA yang terjadi sekarang.
”Itu adalah hasil dari pemetaan jalur transportasi umum, khususnya untuk KRL dan MRT, yang kami overlay (sandingkan) dengan data potensi persebaran. Karena, teman-teman juga tahu persebaran ada di Depok, ada di Kemang, dan sebagainya,” jelas Suharti.
Baca juga: Ada Risiko Penularan di Transportasi Umum, Pengguna KRL Tidak Menurun
Dengan menyandingkan rute angkutan umum dan data itu, Pemprov DKI memiliki gambaran untuk melakukan mitigasi lebih lanjut. ”Yaitu, supaya tahu apa yang harus kami kerjakan dengan lebih baik lagi,” jelas Suharti.
Dari rapat koordinasi antara Pemprov DKI Jakarta dan operator angkutan umum, diungkapkan bahwa operator angkutan umum memiliki protokol untuk melindungi para penumpang dan menekan upaya persebaran virus.
Erni Sylviane Purba atau biasa disebut Anne Purba, VP Corporate Communications PT KCI, menjelaskan, sebagai operator transportasi publik yang sudah melayani 336 juta pengguna tahun 2020, tentu PT KCI harus berupaya keras mengerahkan semua sumber daya agar commuterline tetap dapat mengantisipasi peredaran virus korona dan pada saat yang sama tetap memberikan layanan bagi penggunanya. Apalagi, jumlah pengguna lintas Bogor/Depok menuju Jakarta Kota/Angke/Jatinegara satu tahunnya sebesar 199.443.439 pengguna, per hari mencapai 546.420 pengguna atau 69 persen dari keseluruhan pengguna KRL.
Untuk itu, upaya antisipasi yang telah dilakukan PT KCI, jelas Purba, yaitu sejak 3 Februari 2020. PT KCI telah melakukan berbagai upaya edukasi untuk mencegah penyebaran virus korona. Hingga saat ini KCI telah memberikan edukasi cuci tangan yang benar dan membagikan masker kepada pengguna di 36 stasiun.
PT KCI menyediakan lebih dari 700 botol hand sanitizer untuk 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun. PT KCI juga rutin membersihkan semua rangkaian kereta seusai beroperasi dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan. PT KCI juga menugaskan On Trip Cleaning yang membersihkan rangkaian kereta saat sedang beroperasi melayani pengguna serta menyediakan materi edukasi dan imbauan di 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun.
PT KCI juga menyiapkan pos kesehatan di 30 stasiun KRL yang dapat memberikan pertolongan pertama jika pengguna mengalami masalah kesehatan. Di pos ini, pengguna juga dapat mengukur suhu tubuh serta mendapatkan masker dan obat-obatan. Jika tidak dapat ditangani, petugas kesehatan akan merujuk pengguna ke rumah sakit terdekat.
Kepada pegawai frontliner yang berinteraksi langsung dengan pelanggan, lanjut Purba, PT KCI mewajibkan untuk cek kesehatan, termasuk suhu tubuh, sebelum berdinas. ”Tidak sampai di situ, KCI juga terus melakukan upaya sosialisasi dan antisipasi,” ucap Purba.
Baca juga: Bekasi Night Festival di Tengah Kekhawatiran Penyebaran Virus Korona Baru
Secara terpisah, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta M Kamaluddin menjelaskan, untuk mitigasi persebaran virus korona di angkutan umum, manajemen meningkatkan frekuensi pembersihan di sarana dan prasarana MRT Jakarta. Item yang dibersihkan lebih banyak dan intensif dari pekan sebelumnya.
”Upaya lebihnya, frekuensi pembersihan kami tingkatkan. Komponennya yang dibersihkan lebih intensif lagi hingga ke alat tapping (pemindai kartu) dan tombol lift. Per hari ini, frekuensi pembersihan ini ditambah,” jelasnya.
Manajemen MRT Jakarta masih mencari peluang untuk meningkatkan pembersihan rangkaian kereta. Karena, selama ini pembersihan kereta dengan disinfektan dilakukan saat kereta sudah selesai beroperasi dan masuk ke depo.
”Kereta masih sehari sekali dibersihkan karena kereta bergerak terus. Namun, untuk meningkatkan frekuensi pembersihan kereta itu masih dicari peluangnya, tujuannya supaya tidak mengganggu layanan penumpang. Sedang kami evaluasi,” ujarnya.
Baca juga: Tiga Pasien Covid-19 di RSUP Persahabatan Dinyatakan Sembuh
Saat ini, upaya-upaya proteksi yang dilakukan adalah di semua stasiun ada pemeriksaan suhu. Penumpang bersuhu 38 derajat celsius diminta tidak masuk stasiun. Upaya pembersihan semacam itu juga dilakukan di armada-armada bus Transjakarta.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menjelaskan, upaya-upaya mitigasi itu sudah mengemuka dalam koordinasi antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan operator angkutan umum di Jakarta. Dengan penambahan jumlah orang dalam pemantauan dan pengawasan, Dishub DKI meminta operator untuk meningkatkan kewaspadaan sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP).
Tim peninjau izin
Dalam paparan update tersebut, Ketua Tim Tanggap Covid-19 Catur Laswanto,
yang juga Asisten Sekdaprov DKI Jakarta Bidang Kesejahteraan Rakyat, menjelaskan, terkait dengan kegiatan yang mengundang keramaian, DKI Jakarta sudah membentuk tim peninjau izin-izin kegiatan yang diketuai Benni Agus Candra, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta. Tim dikuatkan dengan Surat Keputusan Sekdaprov DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2020 tentang Tim Review Perizinan dalam rangka peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penyebaran Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta.
Benni Agus Candra menjelaskan, sesuai tugasnya untuk meninjau ulang izin-izin, selain ada DPMPTSP, dalam proses perizinan kali ini melibatkan Dinas Kesehatan dan juga Polda Metro Jaya. Itu karena adanya persebaran virus korona.
Secara garis besar, jelasnya, dengan terbitnya surat keputusan itu, semua permohonan izin, baik yang sudah masuk, yang akan dilaksanakan dan sudah terbit izinnya, maupun yang baru masuk, akan dilakukan peninjauan untuk menilai risikonya.
Penilaian risiko utamanya adalah dilihat dari rasio kepadatan, keramaiannya seperti apa, jumlah peserta, jenis kegiatannya seperti apa, venue dan layout acara, setting acara, ataupun asal panitia, performa, dan pengunjung.
Berdasarkan review, maksimal 7 hari, akan diterbitkan hasil rekomendasi apakah pelaksanaan kegiatan tersebut akan ditunda, lanjut dengan risiko tinggi, maupun lanjut dengan risiko rendah.
”Secara garis besar, dapat kami sampaikan bahwa sampai April, permohonan yang sudah masuk ke PTSP, baik yang sudah terbit maupun sedang proses, sekitar 30 kegiatan,” kata Benni.
Dalam paparan update itu, disebutkan juga penyedia telekomunikasi Telkomsel juga membantu Pemprov DKI Jakarta menyediakan tambahan sambungan jalur telepon bagi nomor call center yang disiapkan tim tanggap Covid-19 DKI Jakarta.
General Manager SME Sales Management West Area PT Telkomsel Hasan Kurdi menjelaskan, Telkomsel menyerahkan 10 sambungan tambahan untuk satu sambungan yang sudah dipergunakan, yang sudah dipublikasikan oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai salah satu call center dan dipergunakan.
Baca juga: Seorang Pasien yang Meninggal Belum Teridentifikasi Positif Covid-19
”Berbeda dengan yang sebelumnya, kami menyerahkan 10 line ini tidak hanya nomornya saja, tetapi juga sistem PABX (private automatic branch eXchange) kami berdasarkan GSM. Kami sebut namanya CloudX. Jadi, fungsi CloudX ini sama dengan PABX yang biasa kita pergunakan di keseharian kita di kantor-kantor. Bedanya, CloudX ini kita bisa ringing di tiga device yang berbeda, bisa di fixed phone di kantor, bisa di handphone-nya, dan bisa juga dari laptopnya pengguna,” papar Hasan.
Dengan menyiapkan 10 sambungan tersebut sehingga ketika ada telepon masuk ke nomor yang sudah diberitakan sebelumnya, panggilan masuk bisa diresponse secara bersamaan. ”Sehingga harapan kami, dengan 10 sambungan ini, pertanyaan ataupun concern dari masyarakat yang berkaitan dengan penanggulangan Covid-19 ini bisa lebih cepat penjelasannya,” ucap Hasan.
Selain hal tersebut, lanjut Hasan, Telkomsel juga mendukung pemerintah pusat terkait dengan adanya fasilitas karantina pasien terduga Covid-19 di Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu. ”Kami menyiapkan juga di sana penguatan sinyal untuk di daerah sana. Kemudian juga kami siapkan beberapa nomor beserta data yang sudah kami siapkan untuk bisa dipergunakan pelanggan atau masyarakat yang datang untuk diobservasi dulu di pulau Sebaru,” katanya.