Dampak Covid-19, Wali Kota Depok Pertimbangkan Liburkan Sekolah
Jawa Barat, termasuk Kota Depok, sudah siaga 1 dalam menghadapi potensi penyebaran Covid-19. Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan, 70 orang lebih yang berinteraksi dengan pasien korona dan kini dalam pemantauan.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS -- Sebanyak lebih dari 70 orang yang sempat berinteraksi dengan pasien yang positif terkena wabah Covid-19 atau virus korona jenis baru dipantau oleh Pemerintah Kota Depok dan Kementerian Kesehatan.
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan, 70 orang lebih yang sempat berinteraksi dengan pasien korona hingga saat ini masih dalam status pemantauan dan belum positif tertular virus ini. Mereka mayoritas merupakan tenaga medis di rumah sakit tempat pasien positif korona pertama kali memeriksakan kesehatannya.
"Saya minta data detailnya orang-orang tersebut seperti alamat rumah. Kami bergerak cepat untuk menangani, mengantisipasi, mengawasi, dan mendampingi jika memang benar mereka positif tertular penyakit ini," ujarnya saat konferensi pers di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Senin (2/3/2020).
Selain itu, Idris juga menyebut ada kemungkinan pihaknya akan meliburkan aktivitas pendidikan maupun pemerintahan di Depok jika ada ancaman yang serius terkait wabah virus korona ini.
Idris juga menyebut ada kemungkinan pihaknya akan meliburkan aktivitas pendidikan maupun pemerintahan di Depok jika ada ancaman yang serius terkait wabah virus korona ini.
Meski demikian, Idris meminta kepada seluruh warga Depok agar tidak panik terhadap informasi penularan virus ini. Dia pun mengimbau warga untuk menjaga kebersihan dan kesehatan dengan senantiasa mencuci tangan dan tidak merokok.
Dari pantauan di lokasi, terlihat rumah pasien yang positif terkena virus korona telah diberi pembatas polisi. Aktivitas warga di sekitar lokasi tampak sepi. Dinas Kesehatan Depok juga telah mensterilisasi rumah tersebut.
Sementara itu, daerah yang berdekatan dengan Depok seperti Bogor, juga telah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus korona. Meski belum ada kasus penularan, Bupati Bogor Ade Yasin menyebut saat ini pemerintah kabupaten Bogor terus memantau masyarakat dan pasien di sejumlah rumah sakit.
Siaga 1
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil seusai menghadiri acara Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Senin, menyatakan, saat ini Jawa Barat berstatus siaga 1 virus korona. Status ini juga berlaku bagi rumah sakit utama di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Guna mencegah penyebaran virus ini, pemerintah provinsi (pemprov) Jabar juga telah menginstruksikan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar untuk memeriksa setiap kedatangan warga asing di wilayah Jabar.
"Imigrasi kami tingkatkan supaya tiap mereka yang datang dari pelabuhan maupun dari daerah manapun agar diperiksa temperaturnya. Saya juga sudah instruksikan Dinas Tenaga Kerja untuk memeriksa dan berkoordinasi terkait keberadaan dan status tenaga kerja dari Tiongkok," ujarnya.
Selain itu, Kamil juga mengimbau setiap warga Jabar yang mengalami gejala seperti terkena virus korona untuk segera memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit terdekat. Tim dari rumah sakit seperti RS Hasan Sadikin Bandung nantinya akan memantau setiap perkembangan pasien termasuk mengirim sampel pasien tersebut.