Jalan Kesatrian X, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, longsor lagi. Untungnya tidak ada rumah di bantaran Ciliwung Lama karena dijadikan sebagai jalan sekaligus tempat parkir bagi warga.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalan Kesatrian X atau kawasan Berlan, Jakarta Timur, kembali longsor setelah hujan pada akhir pekan lalu. Warga menunggu respons dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane untuk segera mengambil tindakan pembangunan turap yang dibeton. Warga khawatir semakin banyak tanah yang turun dan akan segera sampai persis ke depan rumah mereka.
Longsor terjadi pada Minggu (1/3/2020) pukul 22.22 di bantaran Sungai Ciliwung Lama yang merupakan wilayah permukiman Jalan Kesatrian X, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Tidak ada rumah di bantaran karena dijadikan sebagai jalan sekaligus tempat parkir bagi warga.
”Bantaran ini sebenarnya dalam proses dibuat tonggak-tonggak penyangga dari kayu oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur sebagai tahap awal pembangunan turap, tetapi di tengah pelaksanaan malah longsor,” kata Lurah Kebon Manggis Ibnu Fajar ketika ditemui di lokasi, Senin (2/3/2020).
Wilayah tersebut merupakan tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ibnu mengaku sudah menghubungi lembaga tersebut, tetapi belum ada tanggapan. Untuk sementara, selain Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur, ia juga meminta pertolongan kepada Unit Pelaksana Kerja Balai Air Jakarta Timur berupa alat berat untuk mengeruk sungai yang dipenuhi puing,
Puing bercampur lumpur akan digunakan membuat undakan padat di bantaran sungai. Setelah itu, undakan akan ditumpuk dengan turap berupa rangka kawat baja berisi batu-batu. Apabila seluruh tebing sudah diturap, akan dicor dengan beton agar kokoh. Menurut Ibnu, bantaran Sungai Ciliwung Lama di sepanjang Jalan Kesatrian X ini memiliki banyak celah yang belum diturap permanen. Ada beberapa titik yang diturap, tetapi tidak dibeton sehingga air masih masuk dari sela-sela batu.
Ia juga meminta pertolongan Batalyon Zeni Konstruksi 11 Durdhaga Wighra (Yonzikon 11) yang bermarkas di Matraman. Koordinator Lapangan Yonzikon 11 Arga Siagian mengatakan, sepuluh personel TNI diturunkan untuk membantu. Mereka akan membangun turap dan mengangkut batu-batu untuk diisikan di dalam rangka kawat.
”Kendalanya karena masih musim hujan dan tanah sukar padat. Semoga saja dengan memakai ekskavator menjelang sore sudah mulai bisa membuat turap,” ujarnya.
Semakin menurun
Sementara itu, retakan di Jalan Kesatrian X yang pekan lalu roboh dilaporkan oleh warga kian menurun. Hari Sabtu pukul 09.00, tembok yang membatasi jalan dengan Sungai Ciliwung Lama roboh. Retakan yang sebelumnya sepanjang 20 meter dengan kedalaman 1 meter itu bertambah panjang. Muncul retakan-retakan baru, ada yang sepanjang 5 meter. Meskipun belum rengkah, tetapi di sisi yang dekat sungai lebih rendah sekitar 20 sentimeter. Ada pula rengkahan sepanjang 1 meter, hanya tiga langkah dari pagar depan rumah warga.
Rudi Hartono, warga, mengatakan, petugas PLN sudah datang pada Senin (2/3/2020) pagi untuk membereskan kabel listrik. Warga juga membantu dengan menebangi pohon di sepanjang tebing itu agar tidak menambah beban bantaran.
Ia menjelaskan, pekan lalu jalanan yang retak akibat banjir 25 Desember itu ditambal aspal oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Pihak dinas menggunakan alat berat berupa mesin penggilas aspal (stoomwals) di atas tanah yang masih basah. Warga menduga hal itu yang mengakibatkan beberapa jam setelah diaspal retakan malah semakin panjang dan menurun di satu sisi.
Belum berkoordinasi
Kepala BBWSCC Bambang Hidayah ketika dihubungi pada Senin pagi mengungkapkan pihaknya memang belum berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kejadian di Jalan Kesatrian X. Pasalnya, mereka memprioritaskan menangani rumah-rumah warga yang terperosok ke kali akibat banjir pekan lalu di wilayah Matraman Dalam, persis di bantaran Ciliwung di seberang Jalan Kesatrian X.
Ketua RT 012 Jalan Kesatrian X Heri Suprianto mengutarakan, warga siap berdialog dengan pemerintah apabila mereka harus mengungsi, sementara jalan di depan rumah mereka diperbaiki. Warga khawatir tanah retak dan ambles secara bertahap akan sampai ke depan pintu rumah.