Korban Terseret Arus di Pondok Maharta Ditemukan Tewas
Dua korban tewas terseret arus banjir di Tangerang Selatan. Satu korban tewas telah ditemukan, satu lagi masih dinyatakan hilang sejak Selasa kemarin.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Petugas gabungan, Rabu (26/2/2020), menemukan jenazah Desta (12), korban terseret arus sungai Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Tangerang Selatan. Petugas kini masih melakukan pencarian terhadap satu orang teman Desta yang juga terseret arus.
Jenazah Desta ditemukan di Kali Serua, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, pada Rabu pagi. Lokasi penemuan jenazah itu terpaut sekitar 2 kilometer dari tempat Desta bermain di kali dan terseret arus. Desta bermain di kali sesaat setelah banjir mulai surut pada Selasa (25/2/2020). Ia bermain bersama tiga rekannya, Nazar (13), Agus (14), dan Rian (13).
Sungai Maharta, tempat Desta dan rekan-rekannya bermain, memiliki kedalaman 4-5 meter saat banjir mulai surut. Saat ini, kedalaman sungai sudah lebih berkurang seiring banjir yang telah surut.
”Saat itu banjir sudah mulai surut, tapi arus sungai masih sangat deras,” ujar Anton (31), salah seorang warga Pondok Kacang Timur yang menyaksikan kejadian tersebut.
Saat terseret arus, dua rekan Desta, yaitu Agus dan Rian, bisa segera tertolong oleh warga. Adapun Desta dan Nazar tenggelam dan terbawa arus sungai.
Petugas gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Brigade Mobil (Brimob), satuan polisi pamong praja (Satpol PP), dan sejumlah relawan kemudian tiba ke lokasi dan melakukan pencarian hingga Selasa tengah malam.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Tangerang Selatan Urip Supriyatna menjelaskan, pencarian kemudian dilanjutkan pada pagi harinya. Petugas gabungan menyebar untuk mencari Desta dan Nazar. Mereka menyisir sungai dari berbagai sisi.
”Pada saat dilakukan pencarian, petugas satpol PP yang tengah mengangkat jaring untuk mengambil sampah sungai menemukan Desta dalam kondisi meninggal dunia,” kata Urip.
Pencarian terhadap dua korban terseret arus itu, menurut Urip, terkendala banyaknya sampah dan ranting pohon di sungai. Kondisi itu menyulitkan perahu karet melintas. Hingga saat ini, petugas gabungan masih menyusuri sungai untuk mencari keberadaan Nazar.