Pulang Langsung Segar
Praktik aborsi yang tak berstandar medis bekerja berjaringan dan didukung para calo penghubung. Demi menggaet calon konsumen, para calo menggunakan kata-kata manis, seperti aborsi oleh dokter ahli, padahal tidak.
Berbagai macam rayuan dilancarkan penghubung tempat-tempat aborsi yang diduga tak berstandar. Mulai dari proses tindakan yang cepat, dokter dengan kemampuan mumpuni, hingga jaminan pulang tanpa komplikasi. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
”Mulih ki seger (pulang dengan segar). Sebelum segar tidak boleh keluar,” ucap G membujuk saat tahu ada yang mencari klinik untuk aborsi backstreet. Ia meyakinkan calon konsumen bahwa dokter relasinya yang melayani pengguguran kandungan berpengalaman dan tidak ada efek samping setelah tindakan.
G ditemui sewaktu duduk santai di sebuah bangku kayu sambil membaca koran di trotoar Jalan Cimandiri, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020) siang. Rambut panjangnya yang memutih tertutup topi merah, dengan ekor rambut dibiarkan keluar di celah tali topi. Ia mengenakan jaket, celana jins, dan sepatu kets.
Di seberang jalan terdapat sebuah rumah besar, tetapi tidak terawat dan rusak di sana sini. Pada halaman rumah itu tumbuh sebatang pohon yang dipasangi papan kecil. Tulisan ”Klinik” dengan huruf kapital terlihat dibubuhkan dengan cat pada papan tersebut. Ada setidaknya dua papan lain dengan tulisan serupa.
G lalu melipat korannya dan menyambut orang yang terpikat pada tulisan itu, pertanda ada calon konsumen. Ia memastikan lagi dengan menanyakan, mencari klinik apa. Dengan menyebut klinik untuk pacar, orang yang mendatanginya bakal mendengarkan iklan yang mengalir dari mulut G.
”Sekarang begini saja. Kalau memang mau, ajak yang bersangkutan (perempuan calon pasien), nanti dijemput sama pihak dokternya,” ujar G. Dari lokasi dia duduk, jarak tempat praktik lebih kurang 5 kilometer, katanya.
G menyebutkan, dokter relasinya buka praktik pukul 08.00-13.00. Soal biaya, ia tidak bisa memastikan, tetapi menurut dia dokter tersebut terbuka pada negosiasi harga. Ia memprovokasi, semakin cepat, semakin baik. ”Bukan saya bermaksud dapat keuntungan cepat. Kandungan, kan, semakin lama semakin besar,” ucapnya.
Ia menambahkan, sebaiknya calon pasien datang pagi hari agar ada waktu untuk pemulihan. Dengan cara demikian, jika mempunyai pekerjaan, pasien bisa beraktivitas keesokan paginya dengan normal.
Dokter yang diperantarai oleh G akan menjalankan pemindaian ultrasonografi (USG) terlebih dahulu. Hal itu guna mengetahui secara tepat usia kandungan. Salah satu tujuannya, menentukan tindakan yang mesti dijalankan serta tentunya tarif yang dikenakan. Untuk kandungan usia tiga bulan, G memperkirakan tindakan hanya berdurasi setengah jam.
”Aja kesuwen (jangan lama-lama),” ujar G mengingatkan lagi saat akan berpisah dengan calon konsumen.
Di Jalan Raden Saleh Raya, seseorang yang duduk-duduk di atas sepeda motor, di depan sebuah fasilitas layanan kesehatan reproduksi, menyapa pengendara yang terlihat kebingungan. Ia langsung paham saat kata kunci ”klinik untuk pacar” disebutkan. ”Oh, mau keluarin? Kapan mau?” katanya.
Ia berusaha meyakinkan bahwa pengguguran oleh dokter yang dikenalnya aman karena sesuai dengan standar medis dan dilaksanakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Jenis tindakan tergantung usia kandungan.
”Kalau sebulan, dua bulan, tiga bulan, masih bisa tindakan langsung. Kalau empat bulan ke atas, harus rawat inap satu malam. Masuk jam sekarang, besok pagi sudah pulang,” katanya. Semakin tua kandungan, semakin mahal. Untuk kandungan usia lima bulan, misalnya, ia memperkirakan biayanya Rp 15 juta.
Saat temannya yang berbadan gempal dan berambut cepak datang, ia mengarahkan agar obrolan dilanjutkan dengan temannya yang berinisial A tersebut.
A mengonfirmasi bahwa biaya memang menjadi masalah, terutama untuk kehamilan berusia tua. Namun, ia memberikan nomor ponselnya jika sewaktu-waktu uang sudah siap. ”Tiap hari, saya di sini dari pagi sampai jam 2 (pukul 14.00),” ujarnya.
Penghubung atau calo merupakan salah satu kontributor langgengnya bisnis praktik aborsi tak berstandar, termasuk yang dijalankan oleh MM alias dokter A (46) di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Paseban Raya Nomor 61, Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Kepolisian Daerah Metro Jaya menggerebek rumah itu pada Senin (10/2/2020) sore.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyebutkan, dokter A dibantu oleh sekitar 100 calo di sekitar Jalan Raden Saleh Raya dan Jalan Paseban Raya.
Baca juga : Jaringan Menggurita Dokter Aborsi Ilegal Ancam Hidup Pasiennya
Aktivitas calo terkait masalah kehamilan terekam sejak berpuluh tahun silam. Kompas edisi 7 Desember 1988, misalnya, memuat surat dari seorang dokter yang mengeluhkan keresahan akibat tindakan calo di Klinik Raden Saleh, Jakarta Pusat. Pasiennya yang dirujuk ke klinik itu karena kegagalan program keluarga berencana (tetap hamil meskipun sudah mengikuti salah satu langkah pencegahan kehamilan) dicegat seseorang berbaju preman dan mengarahkan pasien ini agar datang ke dokter S di sebuah klinik di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat.
Namun, selain berperan mendekatkan perempuan yang ingin mengakhiri kehamilannya ke praktik tak berstandar, para calo juga berkontribusi mendekatkan mereka ke ancaman kesehatan. Meskipun mempromosikan dokter relasi mereka profesional, sesungguhnya tidak ada jaminan. Hal itu terbukti dari kasus dokter A.
Bidan mitra dokter A yang berinisial RM (54) membuat konten promosi lewat laman beralamat kliniknamora.biz dengan membubuhkan informasi, pengguguran kandungan dilakukan secara legal oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Padahal, Yusri mengatakan, dokter A hanyalah dokter umum tanpa spesialisasi apa pun. Ia bahkan dipecat dari status aparatur sipil negara karena tidak pernah masuk kerja dan tersangkut masalah hukum.
Dokter Weningtyas, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menambahkan, dokter A tidak memiliki surat tanda registrasi (STR) sebagai dokter dan RM tidak punya STR bidan. Keduanya juga tidak memiliki izin praktik.
Wening menyoroti tempat praktik dokter A yang sangat berantakan dan kotor. Peralatan pun ala kadarnya. Kondisi ini membawa risiko bagi pasiennya. Komplikasi yang bisa timbul antara lain infeksi dan perdarahan pada pasien.
Namun, selama permintaan masih ada, penawaran tidak akan berhenti. Jangan dikira hanya perempuan korban pemerkosaan atau yang hamil di luar nikah yang membutuhkan layanan aborsi. Ada juga pasangan resmi yang datang ke tempat praktik dokter A, antara lain, karena sudah mengikuti program KB, tetapi istri tetap hamil, atau istri sudah dua kali melahirkan secara caesar sehingga tidak lagi sanggup punya anak. Selain itu, terdapat pasien yang meminta aborsi karena terikat kontrak kerja yang mensyaratkan tidak boleh hamil dulu.
Kondisi-kondisi itu menyuburkan lahan praktik aborsi ”bawah tanah” yang tergerak oleh naluri bisnis. Meskipun demikian, termakan iming-iming pulang dengan segar bisa jadi malah mendekatkan maut kepada para perempuan korban praktik aborsi tak berstandar.
Baca juga : Tersangka Klinik Aborsi Ilegal Bisa Bertambah