Zat Radioaktif Bukan dari Kebocoran atau Ledakan Reaktor
Cs-137 adalah produk fisi yang ada dalam bahan bakar nuklir. Material radioaktif itu akan terlepas hanya jika bahan bakar nuklirnya mengalami kerusakan.
Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Temuan zat radioaktif Cesium 137 (Cs-137) di area kosong di Perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, dipastikan bukan akibat kecelakan atau kebocoran reaktor. Hingga kini, reaktor serbaguna GA Siwabessy yang berada sekitar 5 kilometer dari lokasi temuan tetap beroperasi dengan aman dan selamat.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan di Tangerang Selatan, Senin (17/2/2020), mengatakan Cs-137 adalah produk fisi yang ada dalam bahan bakar nuklir. Material radioaktif itu akan terlepas hanya jika bahan bakar nuklirnya mengalami kerusakan.
”Jika terjadi pelepasan Cs-137, maka zat itu akan langsung terdeteksi oleh sistem pemantau radiasi yang ada di gedung reaktor,” katanya. Demikian pula jika material itu terlepas ke udara, maka akan tercatat dalam sistem pemantau radioaktivitas lingkungan yang ada di kompleks Batan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong.
Pada Senin malam, seluruh sistem pemantauan radioaktivitas di Kawasan Nuklir Serpong yang bisa dilihat secara daring menunjukkan kondisi normal atau di bawah nilai ambang. Laju dosis radiasi di pusat reaktor serbaguna GA Siwabessy, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir maupun di Kompleks Puspiptek pada pukul 20.15-20.25 berkisar antara 0,090-0,185 mikroSievert (µSv).
Situasi itu menunjukkan reaktor riset serbaguna GA Siwabessy yang beroperasi sejak 33 tahun lalu itu dalam kondisi aman. Kondisi itu dinilai Anhar selaras dengan temuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sebelumnya yang menunjukkan peningkatan paparan radiasi hanya di lahan kosong di Perumahan Batan Indah, tidak ditemukan di area lain yang dipantau mulai dari Pamulang hingga Stasiun Serpong.
”Jika penyebaran paparan radiasi itu dari reaktor, maka paparan radiasi itu tidak akan terlokalisasi seperti yang ditemukan saat ini karena dia akan terbawa mengikuti arah angin,” ucapnya.
Sementara itu, terkait dengan upaya pembersihan di lokasi ditemukannya paparan zat radioaktif melebihi ambang batas normal di Perum Batan Indah, pada Senin sore, tim yang berasal dari Batan, Bapeten, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dan Detasmen Kimia, Biologi, dan Radioaktif Kepolisian Negara RI telah berhasil mengumpulkan 28 drum material yang terpapar zat radioaktif.
Dengan demikian, sejak dilakukan pembersihan pada Selasa (11/2/2020), total sudah ada 115 drum ukuran 100 liter berisi aneka material yang dikumpulkan. Material itu berupa tanah dan tumbuhan yang diduga terpapar zat radioaktif. Drum-drum itu akan disimpan di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan di Puspiptek Serpong.
Jika semula lokasi yang dibersihkan berukuran 10 meter x 10 meter, maka kemarin pembersihan fokus pada area seluas sekitar 2 meter x 2 meter dengan paparan radiasi tinggi. Kedalaman tanah yang digali pun bervariasi antara 20 sentimeter dan 30 sentimeter.