Satu Korban Tewas Tertimpa Tembok Gudang, Keluarga Tidak Menuntut
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, kejadian longsor dan banjir di Perumahan Pondok Tirta Mandala menjadi pelajaran bahwa pembangunan turap tebing dan turap sungai harus sesuai ketentuan.
Oleh
J GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang pengemudi sepeda motor ojek tewas setelah ia dan penumpangnya tertimpa tembok pagar sebuah gudang yang roboh di Kampung Sidamukti, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Depok, Sabtu (15/2/2020) sore. Namun, polisi tidak memeriksa lebih lanjut, termasuk soal kemungkinan adanya tindak pidana kelalaian dari pengelola gudang, mengingat keluarga korban tidak mengajukan tuntutan.
Korban meninggal bernama Tatang (50), sedangkan penumpangnya yang masih dirawat Pantun Sopia (56). ”Keluarga korban yang meninggal dunia sudah membuat pernyataan bahwa itu musibah, tidak menuntut,” ucap Kepala Kepolisian Sektor Sukmajaya Kepolisian Resor Depok Ajun Komisaris Ibrahim J Sadjad, Minggu (16/2/2020).
Ibrahim mengatakan, karena keluarga tidak melaporkan pemilik atau pengelola gudang yang tembok pagarnya runtuh, polisi tidak bisa berlanjut pada pemeriksaan terhadap penanggung jawab gudang. Selain itu, polisi juga tidak mendalami lagi soal penyebab tembok pagar sampai longsor dan runtuh. ”Sebelumnya, tembok pagar bangunan-bangunan lainnya di sana juga sudah longsor,” ujarnya.
Tembok pagar itu bagian dari gudang yang beralamat di Jalan Raya Bogor Kilometer 37. Longsornya tembok terjadi saat hujan deras mengguyur pada Sabtu sekitar pukul 14.30, dengan dimensi yang roboh, yaitu panjang 10 meter dan tinggi 3 meter. Tembok pagar kemungkinan tidak mampu lagi menahan beban air yang meresap mengingat pada sisi tembok tidak ada lubang resapan.
Pada saat roboh, material tembok menimpa Tatang dan Pantun waktu sepeda motor yang dikendarai mereka sedang melintas. Almarhum Tatang mendapatkan patah tulang dan rusuk kiri. Adapun Pantun menderita luka di kepala bagian belakang sebelah kanan serta kaki kiri dan kanan.
Hujan lebat pada Sabtu sore juga mengakibatkan longsor dan banjir di Perumahan Pondok Tirta Mandala, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong. Namun, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok memastikan air di permukiman hari Minggu ini sudah surut.
Curah hujan yang tinggi diduga membuat tanah bantaran Kali Jantung ambles sehingga memicu ambrolnya turap kali di area Perumahan Pondok Tirta Mandala. Material longsoran dan turap yang ambrol masuk ke kali sehingga mengakibatkan air kali meluap ke rumah-rumah, dengan ketinggian sempat mencapai 1 meter.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Depok Gandara Budiana mengatakan, area yang terdampak bencana seluas lebih kurang satu hektar dan dampak juga terjadi pada rumah-rumah yang dihuni total 150 keluarga.
”PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kota Depok sudah membantu alat,” ucap Gandara. Alat berat digunakan untuk mempercepat pengerukan material yang masuk ke kali.
Dalam keterangannya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, kejadian longsor dan banjir di Perumahan Pondok Tirta Mandala menjadi pelajaran bahwa pembangunan turap tebing dan turap sungai harus sesuai ketentuan.
Ini juga terkait masalah perbatasan antara Depok dan Bogor. Sebab, Setu Bahar sebagai muara hulu dari Kali Jantung berada di perbatasan Depok dengan Cibinong, Kabupaten Bogor.