Kurangi Radiasi, Bapeten dan Batan Angkut Tanah yang Terkontaminasi
Warga tidak diungsikan. Namun, untuk antisipasi, Batan dan Bapeten menurunkan tim medis. Senin besok, lima warga setempat akan dicek kesehatan sebagai sampel riset mereka terkait kasus dugaan radiasi Caesium 137.
Oleh
Aguido Adri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Badan Tenaga Nuklir Nasional mengangkut tanah yang mengandung zat radioaktif dari material logam dan butiran Caesium 137. Pengangkutan tanah dilakukan untuk mengurangi kadar radiasi dan mengetahui asal usul material tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran paparan radiasi Caesium 137 yang ditemukan di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, angka laju paparan radiasi mencapai 200 microSievert (Sv) per jam. Saat proses penggalian di kedalaman 10 sentimeter, paparannya meningkat 680 microSv per jam. Setelah pengukuran ulang diperoleh sekitar 90 microSv per jam.
”Ada penurunan angka, tapi masih jauh di atas normal sehingga perlu pengerukan dan pengangkutan tanah untuk mengurangi radiasi. Kami berusaha mengembalikan ke angka normal, yaitu 0,03 microSv per jam atau wilayah ini bisa dinyatakan bersih,” kata Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Abdul Qohhar, Minggu (16/2/2020).
Bapeten dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengerahkan 28 orang yang terbagi empat tim untuk mengangkut tanah tanah yang mengandung zat radioaktif dari material logam dan butiran Caesium 137 ke dalam drum.
Dalam proses pembersihan, para pekerja dilindungi peralatan keamanan dari ujung kepala hingga kaki. Selain itu, agar tidak terpapar radiasi melebihi dosis, setiap tim bekerja selama satu jam secara bergantian.
”Ada 34 drum yang terkumpul. Langsung kami masukkan ke dalam mobil dan satu jam kelompok pertama mengumpulkan 27 drum tanah yang nanti akan dibawa ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan. Hasil pengukuran dosis dari tim pertama tercatat angka 2-10 mikroSv per jam,” kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Batan Heru Umbara.
Bapaten dan Batan menargetkan mengangkut tanah sebanyak 100 drum. Namun, hingga pukul 15.00, proses pembersihan tidak bisa dilanjutkan karena hujan deras. Aktivitas harus dihentikan agar tidak terjadi kontaminasi.
Abdul melanjutkan, serpihan logam dan butiran Caesium 137 dalam tanah akan diperiksa lagi untuk mengetahui asal serpihan tersebut.
”Butuh waktu untuk investigasi. Kami belum tahu barang itu sudah berapa lama di perumahan sini. Untuk indentifikasi pun akan sulit dan butuh waktu karena hasil temuan Caesiun 137 berupa serpihan. Kami sudah mendata pengguna Caesium 137 di seluruh Indonesia baik yang masih aktif atau tidak,” kata Abdul.
Ia melanjutkan, masa pakai Caesium 137 selama 30 tahun. Jika lewat dari 30 tahun, kekuatannya akan berkurang setengah hingga habis tidak terbaca. Ketika tidak bisa digunakan, Ceasium 137 wajib dilimpahkan ke PTLR Batan.
”Sumber Caesium 137 ini sudah habis. Kami akan cek izin perusahaan yang menggunakan Caesium 137 di Batan. Teman-teman di Batan memiliki kemampuan untuk mengecek salah satunya dengan sidik jari. Jadi, zat radioaktif juga ada sidik jarinya masing-masing,” kata Abdul.
Sejak temuaan radioaktif dari Caesium 137 yang pertama kali diketahui pada 30-31 Januari 2020 oleh Bapeten, sejumlah warga di perumahan Batan Indah tidak merasa khawatir dengan keadaan sekitar lingkungan.
Dean (35), warga yang tinggal sekitar 10 meter dari lokasi temuan Caesium 137, mengatakan, tidak pernah terjadi hal aneh seperti gangguan kesehatan. ”Jika dulu ada aktivitas pembuangan limbah atau barang berbahaya di sini, pasti efeknya sudah kami rasakan lama. Namun, hingga saat ini saya sehat. Seperti biasa saja aktivitas. Warga juga masih lalu lalang dan berolahraga dekat lokasi,” ujar Dean.
Ditegaskan pula oleh Heru, warga tidak perlu khawatir dengan paparan radiasi Caesium 137. ”Warga tidak diungsikan. Silakan beraktivitas seperti biasa. Kami sudah imbau jangan masuk area yang sudah digaris. Namun, untuk antisipasi, kami tetap menurunkan tim medis. Senin besok kami sampling lima warga untuk cek kesehatan,” kata Heru.