Siasat dan Solidaritas Warga di Kala Gangguan Kereta
Di balik ramainya penggunaan moda kereta sebagai transportasi publik, ada sekumpulan pengguna yang berkelompok dan membentuk komunitas. Mereka saling bantu dan bersiasat atas nama solidaritas
Oleh
Aditya Diveranta
·4 menit baca
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA
Situasi Stasiun Manggarai, Jakarta, saat dikunjungi pada Jumat (14/2/2020) sore. Sebagian penumpang mengincar kereta rute Jakarta Kota yang jumlahnya dibatasi karena perbaikan sistem rel di Stasiun Jakarta Kota.
Rizky Nanta (28) baru saja turun dari ojek daring di Stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (14/2/2020). Sore itu, dia berusaha pulang lebih awal untuk menghindari kepadatan penumpang.
Informasi kepadatan itu ia dapat dari kabar yang beredar di media sosial. Mulai Jumat, sejumlah perjalanan moda kereta rel listrik (KRL) menuju Stasiun Jakarta Kota akan dibatasi. Sebagian rute kereta, yakni Bogor/Depok-Jakarta Kota dan Cikarang/Bekasi-Jakarta Kota, hanya akan sampai Stasiun Manggarai.
”Saya sempat memantau info di medsos Twitter, salah satunya akun @krlmania, kalau sejumlah kereta hanya berhenti sampai Manggarai. Dari info itu, saya jaga-jaga saja kalau kereta di Stasiun Cikini menunggunya lama,” ujar pria yang berkantor di Jalan Surabaya itu.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai pengelola KRL, Kamis (13/2/2020) malam, mengumumkan adanya perbaikan sistem wesel kereta hingga 23 Februari mendatang. Akibat hal tersebut, sekitar 45 kereta dari total 281 kereta menuju Stasiun Jakarta Kota dibatasi operasinya hingga Stasiun Manggarai.
Perbaikan tersebut yang memancing Rizky, juga sejumlah warga lain mencari informasi di media sosial. Di jagat maya, sejumlah akun medsos Twitter, seperti @krlmania, @ankertwiter, dan @CLmaniaa, kerap aktif membagikan informasi terkait perbaikan kereta.
Di sana, solidaritas antar-warga terbangun dan berbagi informasi. Akun @krlmania, misalnya, pada 12 Februari lalu, telah mewanti-wanti pengikut di medsos bahwa perbaikan sistem kereta akan berdampak pada kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai.
Pandu Aji Prakoso, anggota Forum Pencinta dan Pengguna Kereta Api (FPPKA), mengatakan, sejumlah komunitas pengguna kereta terbentuk secara alami atas kegelisahan penumpang yang merasa kekurangan informasi. Pandu sendiri mulai menandai nomor kereta yang hanya beroperasi hingga Stasiun Manggarai kemarin malam.
Dari situ, pengguna kereta bisa menyiasati kereta apa yang mereka naiki setiap pagi. Ririn (32), warga Depok, misalnya, menandai sejumlah nomor kereta untuk dihindari karena hanya berhenti sampai Manggarai. ”Ada beberapa kereta yang saya tandai. Misalnya, kereta nomor 1087 Depok-Jakarta Kota pukul 08.02 kini berhenti hanya sampai Manggarai,” katanya.
Muni Lestari (49), anggota komunitas KRL Mania, menyebut, sekitar ratusan anggota mulai bersiasat dengan adanya pembatasan rute di Manggarai. Sebagian dari mereka ada yang berangkat lebih pagi, sementara sebagian lain bersiasat dengan menyambung moda.
Adanya gangguan kereta memang menyebalkan, tetapi justru merekatkan silaturahmi antar-pengguna. Sejumlah situasi, seperti berdesakan di dalam kereta, tertahan berjam-jam ketika kereta gangguan, justru menimbulkan kebersamaan bagi pengguna.
Muni menjelaskan, komunitas pengguna kerap membantu pihak PT KCI mencari solusi berbagai permasalahan. Dalam kasus perbaikan kali ini, mereka memaklumi kalau sistem kereta sudah tua dan butuh perbaikan.
”PT KCI beberapa hari lalu meminta pengertian pengguna bahwa sistem perpindahan rel kereta ini sudah tua. Mereka mengimbau agar pengguna bisa menyambung moda dengan bus transjakarta dari Stasiun Manggarai,” kata perempuan yang tinggal di Bogor itu.
Situasi Stasiun Manggarai, Jakarta, saat dikunjungi pada Jumat (14/2/2020) sore.
Muni mengingat, perbaikan kali ini tidak separah tahun 2011. Saat itu, perbaikan sistem kelistrikan kereta memakan waktu hingga 40 hari. Proses perbaikan saat itu pun menuai polemik, tetapi anggota komunitas KRL bisa memaklumi.
Pandu menjelaskan, para anggota komunitas ini ingin berperan aktif memberi masukan pada transportasi publik, terutama moda kereta. ”Jangan sepelekan para pengguna ini sebagai sekadar penumpang, kami juga ingin menyuarakan hal apa yang masih kurang dari moda transportasi publik,” katanya.
Ia juga bercerita, dirinya pernah membantu petugas saat rel patah di Stasiun Cakung. Meski Pandu terjebak bersama ribuan penumpang lain, dia turut membantu menenangkan penumpang yang panik dan kebingungan mencari moda transportasi lain.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Penumpang menunggu kedatangan kereta commuter line di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020). Pengurangan perjalanan kereta commuter line dari Bogor dan Bekasi menuju Stasiun Jakarta Kota yang berhenti di Stasiun Manggarai tidak terlalu berimbas pada laju penumpang di stasiun tersebut meskipun sedikit lebih padat dibandingkan hari biasa.
Saat itu, Pandu juga berkali-kali masuk keluar ruangan kepala stasiun untuk mengecek perkembangan perbaikan jalur kereta. ”Saat itu, saya pikir, siapa lagi yang bisa bantu orang lain kalau bukan kita,” ucap Pandu.
Data PT KCI hingga 2019 menyebutkan, terdapat 19 komunitas pengguna kereta yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Sebagian dari komunitas itu terus menjalin solidaritas dan kini meluas ke sejumlah daerah di Indonesia, seperti Merak, Bandung, Sukabumi, dan Bali.
Pandu berharap, dengan semakin berkembangnya komunitas, semakin tumbuh pula kebiasaan menggunakan transportasi publik. Bertambahnya jumlah penumpang, ia harap juga sejalan dengan berkembangnya fasilitas moda transportasi publik di Ibu Kota.