Provinsi yang harus siaga banjir adalah Kalimantan Utara. Adapun 14 provinsi yang harus waspada banjir adalah Aceh, Bengkulu, Sumsel, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, NTT, NTB, Sulsel, dan Sulbar.
Oleh
m paschalia judith j
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat mewaspadai hujan harian berintensitas sedang hingga lebat pada 8-13 Februari 2020. Akibat curah hujan tersebut, sebanyak 15 provinsi diperkirakan berpotensi mengalami banjir pada 8-9 Februari.
Dari jumlah itu, satu provinsi yang harus siaga banjir adalah Kalimantan Utara. Adapun 14 provinsi yang harus waspada banjir adalah Aceh, Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Sabtu (8/2/2020), mengatakan, pada akhir Januari 2020, sebanyak 99 persen wilayah Indonesia memang telah memasuki musim hujan, terutama di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Musim hujan ini dipengaruhi kuat oleh angin monsun Asia.
Hal itu menyebabkan hujan berintensitas sedang hingga lebat akan berulang pada periode tertentu sehingga potensi bencana banjir dan longsor turut mengikuti pola tersebut.
”Pola hujan tersebut berulang pada periode tertentu. Polanya sama dengan hujan pada awal tahun, tetapi kekuatannya berbeda, bergantung pada dinamika atmosfer,” kata Dwikorita dalam konferensi pers video langsung dari Yogyakarta yang digelar di Jakarta.
Sebanyak 99 persen wilayah Indonesia memang telah memasuki musim hujan, terutama di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Deputi Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo menambahkan, pola hujan di Indonesia mayoritas memang dipengaruhi angin muson Asia. Hal itu terlihat dari indeks desakan udara dingin akibat perbedaan tekanan udara antara wilayah China dan Hong Kong.
Tiga hari sebelum banjir awal tahun ini, indeks desakan udara dingin di Indonesia 18,6. Adapun dua hari sebelum banjir pada 8 Februari, indeksnya 10,6.
”Dampak desakan udara itu dinilai kuat jika indeksnya berada di atas 10. Hal itulah yang menyebabkan curah hujan tinggi dan memicu terjadinya banjir dan longsor di sejumlah daerah,” katanya.
Selain itu, lanjut Mulyono, ada faktor lokal yang memengaruhi pola hujan. Misalnya, intensitas hujan yang mengguyur wilayah Bogor, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, sebagian Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan pada Sabtu berada pada tingkat sangat lebat (lebih dari 100 milimeter atau mm per hari).
Adapun intensitas tertinggi justru terukur di Pulomas, Jakarta Utara, yang mencapai 244,2 mm per hari. Hal itu menunjukkan, secara spasial, wilayah hujan tertinggi hampir sama dengan kejadian hujan pada awal tahun.
”Namun, secara lokal, hal ini dipengaruhi oleh pola aliran udara yang membawa awan dari Banten ke arah tenggara dan pengaruh angin laut,” katanya.
Selain faktor lokal dan angin monsun Asia, BMKG menganalisis dinamika atmosfer lainnya yang memengaruhi pembentukan awan hujan di Indonesia. Dinamika-dinamika itu berupa gelombang atmosfer (Kelvin Wave dan Equatorial Rossby) serta Osilasi Maiden-Jullian.
Jakarta waspada
BMKG memperkirakan curah hujan di wilayah Jabodetabek cenderung menurun dalam dua hari ke depan dibandingkan dengan hari Sabtu. Hujan dengan intensitas ringan-sedang dapat terjadi di wilayah Tangerang bagian selatan, Jakarta Selatan, Depok, dan Bogor pada sore hingga malam hari.
Adapun wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara berpotensi mengalami hujan pada dini hari. Akan tetapi, pada periode yang sama, wilayah Jawa Barat diprediksi berpotensi mengalami hujan lebat disertai angin kencang dan kilat atau petir.
Dwikorita menyebutkan, wilayah Puncak yang merupakan hulu sebagian besar sungai di Jakarta juga akan mengalami hujan seperti itu. Oleh sebab itu, wilayah Jakarta berada pada status waspada banjir.
”Kami berharap setiap pihak dapat memitigasi dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” katanya.
Wilayah Puncak yang merupakan hulu sebagian besar sungai di Jakarta juga akan mengalami hujan seperti itu. Oleh sebab itu, wilayah Jakarta berada pada status waspada banjir.
Hujan yang menyebabkan banjir di Jakarta pada Sabtu berdampak pada fasilitas umum, seperti aliran listrik dan lalu lintas kereta rel listrik (KRL). PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memadamkan 163 gardu listrik akibat banjir itu.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan, 163 gardu listrik PLN memang sempat dipadamkan akibat banjir. Namun, sekitar pukul 18.30, sebanyak 157 gardu listrik sudah dinyalakan kembali karena dalam kondisi aman dan tidak tergenang.
Masih ada enam gardu listrik yang dipadamkan. Pemadaman itu berada di wilayah Rawajati, Masanaga Bintara, Bizzpark Cakung, Jalan Raya Bekasi, Jalan Terusan Cacing, dan Perumahan Gading Ayu.
Sementara itu, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba mengatakan, wilayah Kampung Bandan masih tergenang air hingga Sabtu sore. Kendati begitu, kereta rel listrik tetap bisa jalan dengan kecepatan terbatas sehingga mengakibatkan keterlambatan.