Hadapi Puncak Musim Hujan, Sudin SDA Antisipasi Tanggul Jebol
Sudin SDA saat ini mempersiapkan material untuk membangun sumur resapan, yaitu lubang-lubang beton. Lubang atau buis beton berdiameter 80 sentimeter dan tinggi 100 sentimeter itu dibuat di kawasan Pasar Minggu.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menghadapi puncak musim hujan, Kota Jakarta Selatan mengantisipasi tanggul, baik di saluran air maupun sungai yang rawan jebol. Selain itu, upaya preventif yang menjadi andalan adalah membangun 100 sumur resapan selama 2020.
Pada medio Januari lalu, tanggul saluran penghubung di Kompleks TVRI, Kemandoran, Grogol Utara, jebol. Tanggul yang jebol membuat air masuk ke lapangan parkir milik warga. Sekitar 20 mobil terendam air dengan ketinggian 100-130 sentimeter. Setelah tanggul saluran jebol, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) menambal dengan tiang kayu dan karung pasir. Awal Februari ini, tanggul yang jebol dan longsor itu sudah selesai diperbaiki.
Mansur (49), warga yang tinggal di Kompleks TVRI, harus berkali-kali membongkar mobilnya untuk memperbaiki komponen dan membersihkan mobil dari lumpur dan kotoran. Sejak delapan tahun tinggal di kompleks tersebut, Mansur baru sekali merasakan banjir setinggi itu. Memang, karena berada di daerah cekungan, kompleksnya sering kebanjiran. Namun, air segera surut karena disedot dari rumah pompa Kompleks TVRI Kemandoran.
Di kompleks perumahan ini terdapat dua pompa stasioner berkapasitas 250 meter kubik per detik dan 500 meter kubik per detik. Saat ketinggian air mencapai batas 280 sentimeter, pompa akan dinyalakan. Air dialirkan dari saluran penghubung Permata Hijau ke Kali Grogol. Sebanyak lima personel petugas dari Sudin SDA Jakarta Selatan bertugas merawat dan mengoperasikan pompa saat air di saluran air tersebut meluap.
”Di sini yang terdampak banjir hanya parkiran mobil. Rumah dan jalanan aman,” kata Mansur.
Saluran air di Kompleks TVRI Kemandoran kini telah selesai diperbaiki. Kepala Sudin SDA Jakarta Selatan Mustajab mengatakan, perbaikan tanggul jebol itu memakan waktu dua pekan. Tanggul yang jebol sepanjang 17 meter dan setinggi lebih kurang 5 meter.
”Kami juga mengantisipasi kejadian tanggul jebol dan longsor seperti di daerah Rawajati, Kalibata. Kami sudah persiapkan stok kayu dolken (tiang kayu) maupun karung-karung pasir,” ujar Mustajab.
Selain itu, Sudin SDA Jakarta Selatan juga melakukan tindakan preventif dengan program zero run off atau sumur resapan. Pada tahun 2020, targetnya memasang 100 sumur resapan. Sudin SDA pun saat ini mempersiapkan material yang digunakan untuk membangun sumur resapan, yaitu lubang-lubang beton. Lubang atau buis beton berdiameter 80 sentimeter dan tinggi 100 sentimeter itu dibuat di kawasan Pasar Minggu.
Sebelumnya, pembangunan sumur resapan sudah dilakukan di RW 009, Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa. Mustajab menerangkan, tanah di Jakarta Selatan dinilai memiliki kedalaman yang pas untuk pembuatan sumur resapan karena air tanahnya dalam. Di RW 009, Kelurahan Srengseng Sawah, misalnya, hingga kedalaman 3 meter belum ditemukan air. Oleh karena itu, sumur resapan akan digali menggunakan alat berat. Penggalian akan terus dilakukan dan berhenti ketika menemukan sumber air tanah.
”Sumur resapan hanya boleh dimasuki oleh air bersih. Harus jauh dari septic tank. Seperti air hujan yang ditampung sementara, lalu dialirkan ke sumur tadi,” ucapnya.
Sudin SDA Jakarta Selatan juga melakukan kampanye Gerakan Lumbung Air (Gela) yang terus disosialisasikan. Untuk itu, sumur resapan bisa dibuat di mana saja asalkan dikerjakan oleh seluruh elemen masyarakat. Apalagi, aturan mengenai pembangunan sumur resapan sudah masuk dalam berbagai landasan hukum, baik instruksi gubernur maupun peraturan gubernur. Bahkan, pembuatan sumur yang sering disebut vertikal drainase itu sudah ada sejak zaman Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.