Pompa Air di Jakarta Belum Semuanya Siap Beroperasi
Musim hujan masih akan berlangsung di Jakarta dan sekitarnya. Namun, pompa air yang ada di Jakarta belum semuanya siap beroperasi. Padahal, sejumlah wilayah rawan banjir di Jakarta masih tergantung kinerja pompa.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penambahan pompa di Jakarta dibutuhkan mendesak karena hujan dengan intensitas tinggi masih terus membayangi Ibu Kota. Pompa yang ada saat ini belum ideal untuk mengurangi genangan di sejumlah tempat. Sementara Jakarta masih akan menghadapi musim hujan dalam beberapa bulan ke depan.
Berdasarkan catatan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, jumlah pompa air saat ini 478 unit. Pompa-pompa tersebut tersebar di 176 titik di lima wilayah kota administrasi Jakarta. Selain itu, Dinas SDA DKI juga memiliki 122 pompa air berjalan atau mobile. Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta akan membangun tujuh rumah pompa dengan anggaran mencapai Rp 200 miliar.
Kondisi pompa air mobile masih berfungsi dengan baik. Namun, untuk pompa air stasioner, dari 478 unit yang ada, empat pompa tidak berfungsi. ”Jadi, memang ada beberapa pompa stasioner yang dalam perbaikan,” ujar Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf di Jakarta, Sabtu (25/1/2020).
Juaini menyampaikan, dengan kondisi itu, pihaknya tak bisa serta-merta mengalihkan posisi pompa-pompa ke kawasan yang bukan menjadi kewenangan Pemprov DKI.
Oleh karena itu, kehadiran Pemprov DKI dengan mengirim enam pompa di lokasi tersebut sifatnya hanya membantu mempercepat penyedotan air. ”Sebenarnya, pompa kami ini sudah disebar di mana-mana. Jangan sampai, yang biasa kami tongkrongin, di sana malah banjir yang (menjadi tanggung jawab) punya kami,” ujar Juaini.
Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), status siaga potensi genangan atau banjir di Jakarta pada 24-25 Januari 2020.
”Underpass” Kemayoran
Berdasarkan pengamatan Kompas hingga pukul 19.30, banjir setinggi 3 meter masih menggenang di underpass Kemayoran. Sekitar 20 personel Dinas SDA DKI sibuk mengoperasikan pompa-pompa mobile. Air disedot menggunakan pompa untuk dialirkan ke saluran air got di sekitar kawasan. Saluran air itu menuju Kali Pademangan dan bermuara ke Kali Ciliwung-Gunung Sahari.
Juaini memprediksi, banjir baru bisa surut paling lama dua hari ke depan. Namun, prediksi itu bisa saja meleset apabila hujan terus mengguyur di sekitar kawasan Kemayoran.
Peristiwa banjir di Underpass Kemayoran, lanjut Juaini, seharusnya menjadi evaluasi penting bagi pemerintah pusat dalam upaya menjaga pompa di setiap underpass. Di saat musim hujan seperti ini, setiap underpass harus memiliki petugas jaga.
”Sebenarnya, pembuangan airnya ada, tetapi kapasitas pompanya harus dibesarkan lagi dan juga harus ada yang nungguin. Selama ini enggak ada yang nungguin,” ucap Juaini.
Rumah pompa
Dalam upaya antisipasi banjir, Pemprov DKI akan menambah tujuh rumah pompa di 2020 ini. Anggaran telah disetujui DPRD DKI sekitar Rp 200 miliar. ”Sudah disetujui anggarannya di DPRD. Tinggal pelaksanaannya,” kata Juaini.
Adapun dari tujuh rumah pompa itu, ada dua yang akan dikelola Dinas SDA serta lima rumah pompa tersebar di dua suku dinas, Jakarta Timur dan Jakarta Utara. ”Pokoknya, kami akan tambah di titik-titik yang potensi genangan airnya tinggi,” ujar Juaini.
Transportasi
Dari sisi transportasi massal, seluruhnya masih berjalan normal, baik kereta komuter maupun Transjakarta. Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo mengatakan, hari ini tak ada pengalihan rute akibat banjir.
”Sudah aman semua. Pengalihan hanya pada rute yang terkena imbas pembangunan LRT Dukuh Atas dan pembangunan jalan layang di Lenteng Agung,” kata Nadia.
Sementara itu, Vice President Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba juga menyampaikan, rute perjalanan kereta komuter beroperasi secara normal pada hari ini. ”Semua rute sudah aman,” tuturnya.