Langkah awal setelah penandatanganan pembentukan perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta dan PT KAI adalah penataan kawasan stasiun. Ada empat stasiun yang akan ditata sebagai awal integrasi angkutan.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai langkah awal setelah penandatanganan pembentukan perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta dan PT KAI, dilakukan penataan kawasan stasiun. Ada empat stasiun yang akan ditata lebih dulu sebagai awal integrasi angkutan umum.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rabu (15/1/2020), menyatakan, keempat stasiun itu adalah Stasiun Tanah Abang, Juanda, Senen, dan Sudirman. Penataan itu akan memanfaatkan lahan baik milik PT KAI maupun milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
”Di Tanah Abang dan Juanda akan menggunakan lahan KAI. Di Senen dan Sudirman akan menggunakan lahan Pemprov DKI Jakarta,” kata Syafrin.
Lahan akan digunakan untuk membuat lay-by bagi bus Transjakarta, kantong parkir atau titik kumpul bagi angkutan ojek daring, dan titik penurunan atau penjemputan penumpang.
Bus Transjakarta dibuatkan lay-by supaya penumpang begitu keluar stasiun tidak tumpah di jalan, tetapi bisa langsung ”ditangkap” bus. Lalu, penumpang yang ingin naik ojek daring akan bisa menuju titik penjemputan atau penurunan.
”Ketika penataan itu sudah dilakukan, lalu ojek daring masih melakukan pelanggaran, pasti akan ada penertiban,” ujar Syafrin.
Selain itu, lanjutnya, Dishub dan perusahaan patungan itu juga akan menata angkutan bajaj.
Menurut Syafrin, penataan stasiun ditargetkan selesai Maret 2020. Dengan begitu, pergerakan penumpang berbasis rel dan jalan bisa lancar.
Untuk Transjakarta, lanjut Syafrin, penataan itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah pengguna Transjakarta. ”Saat ini, kapasitas Transjakarta sekitar 2 juta penumpang. Sementara penumpang harian saat ini sudah satu jutaan. Artinya, masih ada kapasitas yang masih bisa dikejar,” katanya.
Seperti diketahui, pada Jumat (10/1/2020), sinergi pengelolaan moda transportasi pemerintah pusat dan DKI Jakarta mewujud dalam pembentukan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). Perusahaan ini adalah perusahaan patungan badan usaha milik daerah (BUMD) PT MRT Jakarta dan badan usaha milik negara (BUMN) PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan porsi saham 51:49 persen. MITJ akan memiliki kewenangan pengelolaan kereta bandara dan kereta commuter line serta penataan 72 stasiun di Ibu Kota dan sekitarnya.