Penggalangan Bantuan Menyasar kepada Korban Paling Terdampak
Penggalangan bantuan makin banyak untuk korban banjir Jakarta dan sekitarnya. Tidak hanya dari kalangan pemerintah, sektor swasta dan individu ikut ambil bagian meringankan beban korban.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banyak pihak tergerak membantu korban bencana banjir Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) sejak Rabu (1/1/2020). Mereka tidak hanya dari kalangan pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan relawan dari warga. Panggilan ini datang untuk meringankan mereka yang dilanda bencana.
Salah satu pihak yang ikut ambil bagian dalam pemberian bantuan itu adalah Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Sejalan dengan visi dan misi Kompas, ”Menghibur yang Papa dan Mengingatkan yang Mapan”, bantuan diprioritaskan kepada korban dengan tingkat keberdayaan rendah atau yang berada di kawasan dengan tingkat kerusakan yang tinggi.
Hingga Kamis (2/1/2020) pukul 18.00, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat setidaknya 64.000 warga yang mengungsi akibat banjir. Kepala BNPB Doni Monardo pun menginstruksikan pemerintah untuk fokus menangani pengungsi serta korban yang mengalami luka, dan warga lain yang akses listrik dan air bersihnya terputus.
”Ini sebagai upaya kolaborasi dan sinergi semua pihak, bencana menjadi urusan bersama, perlu kesadaran kolektif, dibutuhkan koordinasi antarlembaga agar penanganan banjir di Jabodetabek lebih terintegrasi,” ucap Doni.
Karena banyaknya wilayah yang terdampak banjir, bantuan dari pemerintah pun sulit menjangkau semua korban. Warga sekitar dan pihak swasta pun turun ke lapangan menyalurkan bantuan sesuai kapasitas masing-masing, baik itu evakuasi, kesehatan, maupun makanan dan minuman.
Yayasan DKK, misalnya, menyalurkan bantuan berupa makanan dan minuman untuk 1.000 orang di Vila Nusa Indah, Bogor, dan kompleks perumahan Ciledug Indah, Tangerang. Suplai makanan yang disediakan berupa makanan yang bisa segera diolah dan dikonsumsi korban, seperti telur, daging beki, dan mi instan.
”Jumlah pengungsi dan tingkat kerusakan di sana cukup tinggi. Kebetulan di sana sudah ada yang mendirikan dapur umum dan kita membantu dengan menyuplai makanan,” kata Rusdi Amral, Pemimpin Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Selain itu, Dana Kemanusiaan Kompas juga kerja sama dengan Batalyon Kesehatan Marinir untuk menyediakan layanan kesehatan bagi korban banjir di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Layanan itu juga akan disediakan di lokasi lain yang akan ditentukan dalam 1-2 hari.
”Kita tidak hanya concern mengenai asupan makanan minuman, tetapi juga kesehatan korban banjir. Penyakit kulit, seperti gatal-gatal dan infeksi saluran pernapasan, perlu diwaspadai. Saat kondisi hujan, warga juga rentan terkena demam, flu, dan batuk,” ucap Rusdi.
Selain makanan dan minuman, bantuan juga bisa diberikan dalam bentuk lain, seperti evakuasi. Banyak warga turun ke lapangan untuk bantu proses evakuasi warga yang terjebak banjir.
Sediakan angkutan
Adrian, warga Taman Ratu Indah, Jakarta Barat, misalnya, membantu proses evakuasi warga di kompleks perumahaan Green Garden dan sekitarnya, yang masih tergenang banjir hingga Kamis sore ini. Banyak warga di sana yang sulit keluar karena ketinggian air mencapai 1 meter atau lebih. Pasukan air bersih dan listrik pun diputus sejak kemarin.
Adrian memiliki truk besar Mercedes-Benz Unimog yang bisa melalui air hingga ketinggian 1,70 meter. Dengan bantuan dari anggota kepolisian dan warga lainnya, truk itu digunakan untuk mengevakuasi warga, terutama kaum lansia, ke titik perkumpulan yang bebas banjir.
”Saya simpan truk seperti ini buat suasana bencana seperti ini. Dulu saat banjir, saya pernah ditolong orang marinir,” ucap Adrian.
Bersyukur dengan bantuan yang disalurkan dari berbagai pihak, Kepala BNPB Doni Monardo berharap petugas dan relawan di setiap posko bersinergi, berkumpul di satu posko dan tidak menyebar, untuk memudahkan koordinasi. Di samping itu, masing-masing wali kota diharapkan menjadi komandan satuan tugas (dansatgas) di wilayahnya masing-masing.