Modus Peredaran Narkoba di DKI Jakarta Semakin Beragam
Tidak hanya tempat hiburan malam, permukiman penduduk pun turut menjadi lokasi peredaran narkoba di Jakarta. Bahkan, tempat pendidikan juga menjadi lokasi transaksi dari barang ilegal itu.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
Rantai peredaran narkotika dan obat terlarang di Jakarta seakan tak kunjung habis. Sepanjang 2019, Jakarta terus dihadapkan berbagai modus peredaran narkoba. Modus ini pun kian beragam meski jumlah peredaran pada 2019 relatif berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.
Polda Metro Jaya mengungkap 5.231 kasus narkoba sepanjang 2019, turun dari 5.844 kasus pada 2018. Meski begitu, sejumlah modus baru peredaran narkoba pun muncul.
Kasus narkoba yang menonjol terjadi sejak Januari 2019. Polisi menemukan gudang narkoba di salah satu sekolah di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Dari situ, ditemukan narkoba jenis sabu seberat 356 gram dan ribuan butir pil psikotropika golongan IV.
Pada April 2019, polisi juga mengungkap penyelundupan 120 kilogram sabu dalam kontainer yang disembunyikan di bawah karung arang. Sabu tersebut dikirim melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung, yang ditelusuri oleh Polres Metro Jakarta Barat.
Tidak hanya di dalam negeri, modus jaringan pengedar internasional pun kian berkembang. Pada Mei 2019, polisi mengungkap pengiriman narkoba jaringan Amerika-China-Indonesia yang diselundupkan melalui kemasan kopi Starbuck dengan berat 28 kilogram.
Kepala Biro Humas dan Protokol Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistyo Pudjo Hartono, yang dihubungi di Jakarta, Senin (30/12/2019), mengatakan, semakin beragamnya modus peredaran narkoba pada 2019 adalah implikasi gencarnya operasi penegak hukum. Giatnya penindakan membuat para pengedar juga turut memikirkan cara-cara baru dalam menyelundupkan barang mereka.
”Sepanjang 2019, kasus peredaran semakin beragam karena ada daerah baru juga yang turut berperan. Semakin giatnya penindakan, maka para pengedar terus memutar otak untuk penyelundupan. Kami pun mendalami cara-cara mereka selanjutnya,” ujar Pudjo.
Kasus narkoba sepanjang 2019 juga melibatkan kalangan selebritas. Sejumlah selebritas mulai dari aktor, Jefri Nichol, hingga komedian senior, Nunung, tertangkap pada Juli 2019. Bahkan, jaringan pengedar mereka ada yang ditelusuri hingga ke sindikat dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).
Pudjo menjelaskan, ada 84 jaringan narkoba dalam lapas yang bergerak hingga tahun ini. Sekitar 14 jaringan telah diringkus oleh BNN.
”Para pengedar akan terus mencari modus-modus baru. Semakin sering diberantas, mereka semakin sporadis. Tentunya pemberantasan akan tetap dilakukan pada tahun mendatang,” katanya.
Dampak buruk
Kasus narkoba sepanjang tahun ini berimplikasi terhadap berbagai aksi kriminalitas. Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengklaim, sembilan dari 10 kasus kriminalitas di Jakarta Barat, pelakunya positif mengonsumsi narkoba.
”Dari kasus kejahatan jalanan dan premanisme di Jakarta Barat, sebagian besar pelakunya positif narkoba. Saya menduga, narkoba turut memberikan dampak kepada pelaku kejahatan untuk menjadi lebih agresif,” ujarnya dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin.
Kasus narkoba di Jakarta Barat pun mendominasi sebagian besar kasus kriminalitas. Dari 1.743 kasus kriminalitas, 984 kasus di antaranya merupakan narkoba.
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Erick Frendriz mengatakan, kasus narkoba di Jakarta Barat juga banyak melibatkan generasi muda. Ia menyatakan, hampir setiap kasus tawuran atau geng motor, para pelakunya terbukti positif narkoba.
Terkait hal itu, Erick mengatakan, polisi kini semakin mewaspadai kawasan padat permukiman sebagai lokasi yang berperan menjadi pengedar narkoba. Polisi menyinyalir sebagian kawasan, seperti di Cengkareng, Tambora, dan Palmerah, masih menjadi lokasi pendistribusian narkoba.
”Lokasi seperti di Kompleks Permata Cengkareng dan wilayah padat penduduk di Tambora, Jakarta Barat, masih akan diawasi pada 2020. Pola peredaran yang kami amati pun kini berbeda, tidak hanya menyasar tempat hiburan, tetapi juga kawasan permukiman padat penduduk,” ucap Erick.