Sejumlah mal yang menawarkan konsep dekorasi unik untuk merayakan Natal dan Tahun Baru menjadi daya pikat. Pengunjung dapat berbelanja sekaligus berekreasi.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat mulai menyerbu pusat perbelanjaan menjelang Natal. Sejumlah mal yang menawarkan konsep dekorasi unik menjadi daya pikat warga berbelanja sekaligus berekreasi.
Di mal Senayan City, Jakarta, pengunjung tampak membeludak, Sabtu (21/12/2019) sore. Mereka mengantre untuk dapat mengunjungi stan-stan unik Natal bertema animasi.
Leonardo dari Humas Senayan City mengatakan, kunjungan di mal tersebut naik 10 persen dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. ”Sejak 7 Desember lalu, kami sudah melihat kenaikan pengunjung signifikan dibanding hari biasa atau bahkan dari tahun lalu,” katanya.
Antusiasme masyarakat bahkan datang dari warga luar kota. Mereka ingin merasakan pengalaman berinteraksi dengan tokoh-tokoh animasi.
Menurut Leonardo, pihaknya menghadirkan Play Line Friends Pop-up & Experience in Indonesia. Karakter-karakter lucu dari aplikasi pengiriman pesan tersebut dimunculkan dalam bentuk tiga dimensi lewat berbagai dekorasi natal.
Pengunjung akan diajak menikmati petualang karakter BT21, seperti Pangeran Tata dan Van, dalam bilik-bilik ruang yang berdekorasi unik dan memanjakan mata. Pengunjung pun dapat berfoto atau mampir ke toko dadakan untuk membeli cendera mata dengan karakter-karakter tersebut.
Adapun mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan menjadikan karakter Spongebob Squarepants, yang populer pada awal 2000-an, juga dijadikan tema dekorasi natal. Karakter kartun, yang khas dengan warna kuning, itu mewarnai sejumlah sudut mal.
Setali tiga uang dengan Mal Ciputra di Jakarta Barat. Meski tidak menonjolkan karakter kartun mencolok, karakter fantasi kue jahe dan kuda poni muncul di antara hiasan berwarna pastel. Di atrium utama mal tersebut, warna-warni itu mencolok dalam bentuk pohon natal dan arena bermain anak.
General Manager Mal Ciputra Jakarta Ferry Irianto mengatakan, konsep itu diharapkan menarik berbagai kalangan untuk bermain dan menikmati momen berbelanja akhir tahun.
”Bulan ini, kami sudah melihat kenaikan kunjungan. Kami pasang target jumlah kunjungan meningkat hingga 7 persen. Tahun lalu, kenaikan pengunjung sampai 5 persen dari bulan-bulan biasa,” ujarnya.
Milenial
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira, yang dihubungi terpisah, menambahkan, kaum milenial menjadi target pasar bagi pusat perbelanjaan karena sebagian dari mereka masuk kalangan ekonomi menengah.
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, jumlah generasi milenial yang berusia antara 20 tahun dan 40 tahun mencapai 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia.
Proporsi tersebut lebih besar dari proporsi generasi sebelumnya, seperti generasi X dari kelahiran 1960-1980 (25,74 persen) ataupun generasi kelahiran tahun lawas sampai 1960 (11,27 persen). Demikian juga dengan jumlah generasi Z kelahiran mulai tahun 1998 yang baru mencapai 29,23 persen.
”Sampai puncak bonus demografi di 2020, penggerak utama hadirnya kelas konsumen baru di Indonesia adalah usia 18-35 tahun alias milenial. Mereka mengubah lanskap bisnis ritel, misalnya muncul e-dagang, dan aneka bisnis baru,” ujarnya.