Monas Bermandi Hologram ”Video Mapping” Jelang Malam Tahun Baru
Video mapping berdurasi 25 menit akan bercerita seputar Monas dan perkembangan kota Jakarta. Video dimulai dengan filosofi bangunan (relief dan fasad) Monas, lalu perkembangan Jakarta tempo dulu hingga sekarang.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Monumen Nasional atau Monas akan dihiasi gemerlap hologram video mapping beberapa pekan menjelang malam Tahun Baru. Proyeksi hologram tersebut memadukan gambar animasi dan tiga dimensi yang melingkupi sisi barat fasad bangunan Monas.
Video mapping atau pemetaan video merupakan sebuah teknik penggambaran atau penciptaan ilusi optis obyek-obyek tertentu menggunakan efek pencahayaan atau proyeksi. Efek itu, di antaranya menggunakan laser, hologram, dan ilusi tiga dimensi.
Tayangan video mapping dihadirkan dalam rangkaian kegiatan akhir pekan di Monas. Video mapping itu akan ditayangkan pada 22, 24, dan 31 Desember.
”Pada 22 dan 24 Desember, video mapping ditayangkan dua kali pada pukul 19.00 dan 20.00. Sementara pada 31 Desember, ada lima kali jadwal penayangan, yakni pukul 19.00, 20.00, 21.00, 22.30, dan 23.30,” kata Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas M Isa Sarnuri, Jumat (20/12/2019) malam.
Isa menjelaskan, tayangan video mapping berdurasi 25 menit akan bercerita seputar bangunan Monas dan perkembangan kota Jakarta. ”Video dimulai tentang filosofi bangunan Monas, makna dari relief dan fasad, lalu berlanjut cerita tentang Jakarta sejak dulu hingga sekarang,” ucap Isa.
Menurut Isa, Monas menjadi sentral pengisahan video mapping itu karena melambangkan sejumlah hal berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Misalnya, jarak cawan Monas ke permukaan tanah setinggi 17 meter, melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, luas cawan 45 x 45 meter juga melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia. ”Penayangan video mapping menjadi pilihan karena Pemerintah Provinsi DKI ingin menunjukkan sisi futuristis fasad bangunan bersejarah,” ujarnya.
Monas menjadi sentral pengisahan ”video mapping” itu karena melambangkan sejumlah hal berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dalam cuplikan penayangan video mapping, sisi barat Monas menjadi berwarna-warni dengan corak ondel-ondel. Selintas juga tampak sejumlah moda transportasi, seperti kereta LRT dan bus kota yang muncul dalam tayangan.
Kepala Seksi Pelayanan UPK Monas Endrati Fariani mengatakan, tayangan video mapping menjadi penting sebagai hiburan tambahan di Monas. Sebab, beberapa pekan menjelang Tahun Baru, biasanya terjadi lonjakan pengunjung harian hingga puluhan ribu.
”Pada saat hari libur, jumlah pengunjung Monas biasanya rata-rata 50.000 orang. Nanti pasti akan ramai karena sedang libur anak sekolah. Kami telah mempersiapkan hiburan tambahan untuk para pengunjung,” jelas Endrati.
Pada 31 Desember mendatang, tayangan video mapping akan berselingan dengan pertunjukan air mancur menari. Endrati mengimbau bagi pengunjung yang datang saat malam Tahun Baru sebaiknya menggunakan angkutan umum agar terhindar dari kemacetan.
Ke depan, wisata berbasis kreativitas seperti ini ingin dikembangkan di Jakarta.
Terkait hiburan di Monas, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Sri Haryati berharap nantinya video mapping bisa menjadi hiburan yang dapat mendatangkan pemasukan bagi Pemprov DKI Jakarta. Ke depan, wisata berbasis kreativitas seperti ini ingin dikembangkan di Jakarta.
”Kalau agenda saat ini, tentu tujuannya untuk menghibur pengunjung yang datang. Namun, untuk jangka panjang, kami harap agenda semacam ini turut memberi pemasukan daerah,” kata Sri.