Akses Pergerakan Kendaraan Lebih Efektif di Uji Coba Kedua Kanalisasi Jalur Puncak
Pemerintah dan unsur-unsur terkait terus mencari cara agar pergerakan kendaraan di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tidak terhambat. Uji coba kanalisasi arus lalu lintas kendaraan kali ini dinilai efektif.
Oleh
Aguido Adri
·4 menit baca
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Kepadatan di jalur menuju Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Uji coba sistem 2-1 memberikan aksesibilitas warga setempat dan kendaraan tetap bisa melalui jalur Puncak.
BOGOR, KOMPAS — Uji coba kanalisasi arus lalu lintas kendaraan dengan sistem 2-1 di jalur Puncak untuk kedua kalinya dilakukan pada Sabtu (7/12/2019). Sistem ini dinilai cukup efektif memberikan aksesibilitas kendaraan menuju Puncak.
Berbeda dengan uji coba tahap pertama, uji coba kedua diawali dengan sistem satu arah (one way) dari Simpang Gadog menuju arah Puncak mulai pukul 07.00-12.00. Selanjutnya, diberlakukan sistem rekayasa lalu lintas 2-1 pada pukul 12.00-16.00. Pada rentang waktu ini, dua lajur diperuntukkan bagi kendaraan yang turun dari Taman Safari Indonesia menuju Simpang Gadog dan satu lajur untuk kendaraan yang naik dari Simpang Gadog menuju Taman Safari Indonesia. Selanjutnya, mulai pukul 16.00 pengaturan lalu lintas kembali normal menjadi dua lajur untuk dua arah.
Perbedaan lain pada uji coba sistem 2-1 tahap kedua ialah penempatan traffic cone sebagai pemisah lajur. Jika pada uji coba tahap pertama pemisahan tiga lajur dilakukan dengan menempatkan dua baris traffic cone, pada uji coba tahap kedua pemisahan lajur hanya dilakukan dengan menempatkan satu baris traffic cone. Hal ini dilakukan untuk dapat lebih memaksimalkan kapasitas jalan.
Kepadatan kendaraan di Simpang Gadog Puncak, Bogor, saat berlakunya uji coba sistem 2-1 atau dua lajur naik dan satu lajur turun serta berlaku sebaliknya pada Minggu (27/10/2019).
Kombinasi sistem one way dan sistem 2-1 dari arah Tol Jagorawi (Jakarta) menuju Puncak dinilai efektif meski di sejumlah titik masih terjadi kepadatan kendaraan. Berlakunya sistem 2-1 pada pukul 12.00-16.00 dari Puncak ke Simpang Gadog memberikan aksesibilitas kendaraan atau masyarakat setempat tetap bisa mengunakan dua jalur Puncak di setiap akhir pekan/musim liburan. Sebelumnya masyarakat tidak bisa melalui jalur Puncak karena diberlakukan one way pada pukul 13.00-16-00
”Ada kepadatan itu pasti dan tidak terhindarkan karena sistem 2-1 bukan untuk mengatasi kemacetan. Sistem ini untuk memudahkan aksesibilitas masyarakat sekitar atau kendaraan di jalur Puncak. Kelebihannya dari sistem ini adalah masyarakat bisa menggunakan jalur meski harus pelan-pelan jalannya,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Fadli Amri.
Munculnya gagasan uji coba sistem 2-1 sendiri merupakan bentuk keputusan yang mengakomodasi usulan dan kepentingan masyarakat di sekitar Puncak yang sudah cukup lama terganggu mobilitasnya karena penerapan sistem buka tutup.
Sementara itu, Camat Cisarua Deni Humaedi yang turut memantau uji coba sistem 2-1 memberikan apresiasi kepada petugas kepolisian, Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, satuan polisi pamong praja, dan masyarakat yang ikut terlibat.
”Namun, penerapan ini akan dilihat efektif pada hari Minggu saat arus pulang. Nah, di sini perlu keterlibatan semua pihak. Artinya, kita harus kerja sama. Angkot tidak boleh berhenti sembarangan dan PKL tidak memenuhi badan jalan. Nah, kami sudah tindak tegas. Besok kalau masih berjualan, kami tindak. Akan ada petugas satuan polisi pamong praja yang ikut jaga juga,” kata Deni.
Ahmad Trisna (45), warga Cisarua, menilai, sistem 2-1 lebih baik jika dibandingkan sistem one way karena memberikan kesempatan warga tetap menggunakan jalur Puncak. ”Puncak tempat tujuan wisata diserbu wisatawan. Namun, itu membuat kami warga selama ini yang menjadi korban karena kami tak bisa apa-apa karena jalur ditutup. Padahal, kami juga ada kegiatan. Jadi, mendinglah ada sistem 2-1, jalur bisa digunakan,” kata Ahmad.
Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Budi Raharjo dalam rilis mengatakan, uji coba sistem 2-1 ini juga merupakan bagian dari usulan jangka pendek penanganan transportasi jalur Puncak sebagai bagian dari program Save Puncak.
Upaya lain yang termasuk dalam kerangka jangka pendek di antaranya penyediaan program wisata ke Puncak dengan angkutan umum massal point to point dari Jakarta menuju Puncak, penyediaan shuttle service dan lokasi parkir menuju jalur Puncak, sosialisasi jalur alternatif (menjelang pintu keluar Cibubur), percepatan pelaksanaan pelebaran jalan dari Gadog-Puncak, serta percepatan pembangunan rest area di Gunung Mas.
Bangunan permanen vila dan permukiman marak di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (9/6/2019).
Program wisata dengan angkutan umum massal point to point telah diluncurkan pada 28 September 2019 dengan operator Big Bird. Layanan wisata yang ditawarkan adalah paket perjalanan dari Pasaraya Blok M menuju Taman Safari Indonesia. Dengan tarif Rp 400.000, paket tersebut sudah termasuk tiket pergi pulang, tiket masuk wisata Taman Safari Indonesia, dan makanan ringan.
Sementara itu, secara keseluruhan program pembenahan kemacetan di puncak terbagi juga dalam tahapan kerangka jangka menengah dan panjang. ”Program kerangka jangka menengah adalah penyediaan jalur alternatif melalui Sentul (Poros Tengah Timur) dan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO). Dalam kerangka jangka panjang akan diusulkan pengembangan alternatif transportasi massal berbasis rel dari Kota Bogor menuju kawasan Puncak,” ujar Budi.