Pergeseran Tanah Merusak Tujuh Rumah di Tangerang Selatan
Tujuh rumah warga di RT 014 RW 003 Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, rusak akibat pergeseran tanah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi warga diminta waspada.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tujuh rumah warga di RT 014 RW 003 Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, rusak akibat pergeseran tanah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi warga diminta waspada karena kecamatan tersebut masuk dalam wilayah berpotensi longsor.
Pergeseran tanah yang terjadi pada Jumat (15/11/2019) menyisakan retakan-retakan di tanah, dinding, dan lantai tujuh rumah yang dihuni 10 keluarga. Bahkan, ada sebagian dinding rumah warga yang roboh.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan sudah dua kali meninjau lokasi pergeseran tanah, yakni pada Selasa dan Rabu (19-20/11/2019).
Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Kota Tangerang Selatan Ade Wahyudi, Kamis (21/11/2019), mengatakan, pergerakan tanah tersebut disebabkan oleh rimbunnya bambu yang membebani tanah sepanjang lereng permukiman warga.
Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan kepada pihak kelurahan untuk melakukan kerja bakti, seperti menebang bambu agar mengurangi beban tanah di lereng. ”Untuk sementara dibuat saluran resapan air sebagai antisipasi. Tujuannya agar air tidak langsung mengalir ke retakan tanah karena bisa memicu longsor,” kata Ade.
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran potensi pergerakan tanah oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, masuk ke dalam kategori menengah potensi longsor. Artinya, daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, terjal, tebing jalan, dan lereng rentan longsor ketika curah hujan tinggi.
Menurut Ade, pihaknya belum dapat memastikan jumlah titik rawan longsor di Kecamatan Setu. Kendati demikian, koordinasi dengan warga dan instansi terkait untuk kesiapsiagaan menghadapi longsor terus dilakukan.
Kejadian ini bukan pertama kalinya di Kecamatan Setu. Pada Mei 2017, setidaknya lima rumah rusak akibat pergeseran tanah.
Salah satu warga yang rumahnya rusak akibat pergeseran tanah, Khodijah (32), mengatakan, dinding rumahnya miring sebelum ambles. Lantai rumah pun retak-retak karena tanah bergeser. ”Waspada takut rumah ambruk,” ujarnya.