Korban Puting Beliung di Bogor Butuh Terpal dan Asbes
BOGOR, KOMPAS — Kondisi rumah warga dan bangunan lainnya di Kota Bogor, khususnya Kecamatan Bogor Selatan, hingga Minggu (9/12/2018), masih dalam pemulihan. Sebagian warga yang rumahnya rusak masih harus mengungsi.
Melihat situasi ini, Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Azrin Syamsuddin mengatakan, akan ada penambahan hari situasi tanggap darurat. ”Kami perpanjang menjadi sepuluh hari hingga Minggu (16/12/2018),” katanya.
Penambahan jumlah hari situasi tanggap darurat karena kondisi kerusakan yang belum juga pulih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, sebanyak 1.348 unit rumah rusak, baik ringan, sedang, maupun berat.
Komandan Regu BPBD Maruli Sinambela menyampaikan, aparatur wilayah masih terus mendata kerusakan rumah warga yang terdampak. ”Jumlah tersebut bisa berkurang dan bertambah, bergantung pada kondisi di lapangan,” katanya.
Lokasi rumah warga yang rusak berada di lima kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan. Ada di Kelurahan Batutulis, Pamoyanan, Ranggamekar, Lawanggintung, dan Cipaku.
”Rumah warga yang rusak, kan, lebih dari 1.000, tentu belum semuanya pulih. Sebab, selain karena kondisi rumah warga yang terletak di gang-gang dan berdempetan, hujan deras juga terus mengguyur Kota Bogor setiap sore,” kata Azrin.
Lebih lanjut, Azrin menyampaikan, barang bantuan yang paling dibutuhkan warga adalah terpal dan asbes. ”Terpal untuk menutupi atap sementara waktu agar air hujan tidak masuk ke rumah. Kalau asbes sebenarnya lebih baik,” katanya.
Hal senada disampaikan oleh Maruli. Bagi warga yang ingin menyumbang, diimbau untuk memberikan terpal dan asbes. Selain itu, dibutuhkan juga selimut, makanan berat, perlengkapan bayi, dan bumbu dapur.
”Setiap hari kami membuat 1.600 hingga 2.000 bungkus nasi untuk dibagikan kepada warga yang mengungsi dan yang terdampak. Kami terus mengimbau ketua RW, RT, dan pihak kelurahan untuk terus berkoordinasi agar tidak ada warga yang kelaparan,” kata Maruli.
Pantauan Kompas, warga RT 002 RW 007 Kelurahan Batu Tulis, Bogor Selatan, masih mengungsi hingga saat ini. Sekitar 100 warga mulai dari anak-anak hingga orangtua sudah tiga hari bermalam di Masjid Nurul Hidayah.
Pada siang hari, tak banyak warga yang berada di Masjid Nurul Hidayah. Mereka kembali ke rumah untuk membereskan barang-barang dan membersihkan air hujan yang masuk melalui lubang di atap rumah.
Atap rumah yang terbawa puting beliung pada Kamis (6/12/2018) lalu membuat rumah warga terus sibuk membenahi rumahnya ketika hujan mengguyur kembali. Pasalnya, hujan besar selalu turun setiap sore hari.
”Kalau langit mulai mendung, saya, bapak, dan anak saya langsung lari ke masjid buat berlindung. Kalau tetap di rumah, air masuk semua,” kata Iis Aisah (54), warga RT 002 RW 007.
Besarnya lubang di atap rumah Iis membuat air hujan memenuhi rumahnya hanya dalam hitungan detik. ”Ini tadi pagi baru saya beresin, tetapi kalau hujan, ya, rumah ini seperti nampung air hujan,” tuturnya.
Meski sebagian dipasangi terpal, atap di sisi lainnya belum. Kondisi serupa juga dialami warga lainnya. Para warga sibuk membersihkan puing-puing yang masih tertinggal di atas genting.
Hingga saat ini, belum semua warga menerima, baik terpal maupun asbes. Para warga berharap segera menerima bantuan terpal ataupun asbes agar rumah mereka tidak terus-menerus diguyur air hujan. (SHARON PATRICIA)