Diawali dengan pertemuan beberapa seniman dengan Gubernur DKI Jaya Ali Sadikin di Jalan Taman Suropati 7, Jakarta, Kamis, 9 Mei 1968. Hadir antara lain Rosihan Anwar, Rendra Karno, Trisno Sumardjo, Zaini, Ajip Rosidi, HB Jassin, Gajus Sigian, Mochtar Lubis, Usmar Ismail, Asrul Sani, Rudy Pirngadi, dan Daduk Djajakusuma.
Gubernur mengatakan, sudah saatnya memberi kesempatan kepada seni untuk berkembang sebagai seni, tidak dipolitisasi. Karena itu, lewat SK Gubernur No 1b 3/2/19/1968 dibentuklah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang beranggotakan 23 orang yang dipilih oleh tujuh orang formatur. Mereka adalah Mochtar Lubis, Asrul Sani, Usmar Ismail, Rudy Pirngadi, Zulharman Said, Daduk Djajakusuma, dan Gajus Siagian. Ketua DKJ Trisno Sumardjo. Kegiatan itu berlangsung di Pusat Kesenian Jakarta di areal bekas Kebun Binatang Cikini di Jalan Cikini Raya 73, Jakarta.
Sebagai penghargaan kepada seniman musik anak Jakarta, yaitu Ismail Marzuki, tempat ini diberi nama Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM). Di tempat seluas 61.200 meter persegi itu dibangun teater terbuka (2.500 penonton), teater tertutup (500 penonton), teater arena (400 penonton), gedung pertemuan, galeri seni, sanggar seni. Biaya pembangunan gedung Rp 90 juta yang dikerjakan dalam empat bulan. Untuk mencegah banjir di Jalan Cikini, dibuatlah saluran ke Kali Ciliwung. Diperkirakan awal November 1968, TIM diresmikan.
Pesta seni
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 1968, Minggu sore, Gubernur DKI Jaya Ali Sadikin meresmikan Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki. Acara ini dihadiri menteri, duta besar, pejabat tinggi, dan tamu terhormat Nyonya Ismail Marzuki. Diawali dengan menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” dan penyampaian kata sambutan oleh Gubernur, acara dilanjutkan dengan peninjauan keliling lokasi.
Berbagai kegiatan digelar, seperti pameran seni rupa, musik dan drama, pameran arsitektur, dokumentasi sastra, diskusi sastra, serta pertunjukan lenong dan wayang orang. Arifin C Noor dengan Teater Kecil-nya mempersembahkan karya Bersamadi, Berdoa dalam acara pembukaan tersebut. Sebuah drama tradisional Bali berjudul Calon Arang produksi Yayasan Seni Budaya Saraswati dipentaskan di Teater Arena.
Di Teater Terbuka digelar kesenian Sunda Gending Karesmen produksi Badan Musyawarah Pembina Seni Budaya Sunda. Harga karcis masuk Rp 10 (dewasa) dan Rp 5 (anak-anak). Jika menonton semua pertunjukan, harga karcis terusan Rp 50. Sekitar pukul 19.00 acara seremonial selesai. Pintu gerbang pun dibuka untuk umum.