DEPOK, KOMPAS - Peluru yang dimuntahkan tersangka IAW (32) dan RMY (34) dari Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, terbukti mampu menjangkau gedung Dewan Perwakilan Rakyat.
Hal ini dibuktikan saat uji balistik di Lapangan Tembak Markas Komando Brigade Mobil, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa, (23/10/2018).
Hasil pengujian ini sekaligus membuktikan daya rusak proyektil nyasar yang mengenai sejumlah ruangan di Gedung Nusantara I DPR. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, pengujian tersebut dilakukan supaya masyarakat memahami proyektil yang sudah melaju melebihi daya jangkau efektif masih memiliki daya rusak yang cukup kuat.
Hasil pengujian membuktikan, pada jarak itu, proyektil mampu menembus kaca setebal 6 milimeter sekaligus tripleks setebal 18 mm yang diletakkan pada jarak 1 meter di belakang kaca. Adapun peluru yang digunakan saat pengujian kemarin menggunakan peluru dari dua pabrik amunisi berbeda.
Pengujian itu dilakukan melalui delapan kali tembakan. Tujuh tembakan meleset dan satu tembakan tepat mengenai sasaran. Aiptu Anang Yulianto yang ditunjuk sebagai petembak menyatakan kesulitan saat harus membidik sasaran sejauh 300 m menggunakan senjata Glock 17.
”Memang susah sekali, soalnya jarak efektif senjata ini hanya sekitar 30 meter,” kata Anang di lokasi pengujian.
Menurut Anang, senjata jenis Glock 17 memang dirancang efektif menembak sasaran pada jarak kurang dari 30 m. Namun, peluru yang dimuntahkan senjata tersebut masih bisa melaju sejauh 2.300 m dengan akurasi yang semakin berkurang.
Sulit mencapai target
Sebelum pengujian dimulai, Anang mengatakan sulit untuk mengenai sasaran dengan peluru buatan pabrik amunisi Amerika Serikat Precision Made Cartridges (PMC) 9 x 19 mm seberat seberat 115 grain (7,452 gram) . Setelah gagal sebanyak tujuh kali, ia baru berganti menggunakan peluru buatan PT Pindad 9 x 19 mm seberat 124 grain (7,452 gram).
Akan tetapi, menurut Argo, pergantian peluru tersebut memang disengaja supaya sesi pengujian tidak langsung selesai begitu saja. ”Peluru jenis Pindad 9 x 19 milimeter seberat 115 grain itu sesuai dengan yang ditemukan di tempat lokasi kejadian,” kata Argo.
Anggota Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin), Edhi Susilo, mengatakan, fasilitas pengaman di Lapangan Tembak Senayan harus segera diperbaiki dengan menggunakan pelat baja setebal 1 sentimeter. ”Sementara ini semua aktivitas menembak di sana dihentikan sambil menunggu renovasi,” ujar Edhi.
Sementara anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Aboe Bakar Al-Habsy, yang hadir di lokasi, menyatakan puas dengan hasil uji balistik penembakan tersebut. ”Polisi sudah membuktikan bahwa asal proyektil yang nyasar di Gedung Nusantara 1 memang berasal dari senjata Glock 17,” ujar Aboe. (E06)