Identifikasi Unsur dalam Debu Menggunakan Teknologi Nuklir Terapan
Oleh
Madina Nusrat
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pekerja membakar aki bekas untuk diambil timbalnya di Desa Jayabaya, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/8/2018) dini hari. Pembakaran limbah B3 tersebut dilakukan pada malam hari dan di tengah kebun karena merupakan kegiatan ilegal. Pekerja tersebut diupah Rp 150 untuk setiap kilogram timbal yang dihasilkan. Dalam sekali pembakaran, pekerja dapat memperoleh sekitar setengah ton timbal.
Menggunakan teknologi nuklir terapan, berbagai macam unsur logam yang ada di dalam debu PM 2,5 (partikel debu berukuran kurang dari 2,5 mikro meter), termasuk timbal (plumbum/PB) itu dapat diidentifikasi dengan alat proton induced X-ray emission (PIXE).
Peneliti madya Badan Teknologi Nuklir Nasional, Diah Dwiana Lestiani, menyampaikan, debu yang tersaring dalam filter polikarbonat nuclepore berpori-pori 0,4 mikrometer mengandung berbagai macam unsur. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan Batan untuk mengidentifikasi konsentrasi PB di udara Serpong, ditemukan 20 unsur logam, seperti aluminium, mangan, dan juga timbal.
Unsur-unsur logam itu dapat diketahui setelah debu atau unsur atom yang terjaring dalam filter polikarbonat itu ditembak dengan sinar-X dari alat PIXE. Atom yang ditembak itu akan melompat dan menimbulkan efek emisi. Ketika atom itu melompat atau berpindah, atom itu pun melepaskan energi.
”Ternyata energi yang dilepaskan setiap unsur itu berbeda-beda. Tiap energi yang dilepaskan itu ternyata milik unsur atau atom tertentu. Dari energi yang dilepas itu, kami dapat mengidentifikasi atom itu termasuk unsul Al atau PB, atau lainnya. Di sana teknologi nuklir digunakan,” kata Diah.
Sementara untuk mengidentifikasi sumber debu timbal, Diah menjelaskan, itu menggunakan metode statistik positive matrix factorization (PMF) milik lembaga lingkungan hidup Pemerintah Amerika. Dengan metode itu, masing-masing unsur yang ada di dalam sampel debu PM 2,5 akan saling mendekati unsur debu yang asal usulnya sama.
Dalam penelitian yang dilaksanakan Batan pada 2011 untuk mencari sumber pencemaran timbal di udara Serpong itu diperoleh sumber debu berasal dari pembakaran aki bekas, kendaraan bermesin diesel, pembangkit listrik, debu jalan, dan pembakaran sampah. Dari kelima sumber pembakaran itu, diketahui konsentrasi timbal tertinggi berasal dari pembakaran aki bekas. Itu diperkuat dengan tingginya unsur sulfur yang mendekati debu timbal tersebut. (HARRY SUSILO/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/RYAN RINALDY/INGKI RINALDI)