Pascapenyegelan Empat Pabrik, Kali Bekasi Berangsur Bersih
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Penyegelan instalasi pengolahan air limbah milik empat pabrik di Cileungsi, Kabupaten Bogor, berdampak signifikan pada kondisi Kali Bekasi. Secara fisik, kondisi air tampak membaik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Luthfi di Bekasi, Rabu (3/10/2018), mengatakan, kondisi Kali Bekasi berangsur membaik sejak Rabu (2/10/2018). Meski belum dilakukan pengujian di laboratorium lingkungan untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam air, perbaikan terlihat secara fisik. ”Setelah Kabupaten Bogor menyegel empat pabrik yang membuang limbah ke Kali Cileungsi, Kali Bekasi menjadi bersih,” ujar Jumhana.
Pada Kamis siang, kondisi air di Bendung Bekasi tampak jernih. Tidak ada bau tak sedap yang menguar dari dalam air. Berbeda dengan beberapa hari sebelumnya, air kali hitam pekat dan mengeluarkan bau busuk. Tercemarnya air Kali Bekasi pernah berdampak pada pemberhentian produksi dan distribusi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot pada 11 Agustus dan 27 September karena air baku tidak bisa diolah.
Kepala UPTD Labratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Nonny mengatakan, pengujian terhadap air Kali Bekasi terakhir dilakukan pada 13-24 September. Sampel diambil pada 13 September dari Pangkalan VI Kali Bekasi, yang merupakan bagian hulu sungai tersebut. Hulu sungai itu merupakan pertemuan dari Kali Cileungsi dan Cikeas yang berasal dari Kabupaten Bogor.
Dari 22 parameter uji, terdapat lima parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu, yaitu oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen kimiawi (COD), seng terlarut, kadmium terlarut, dan krom heksavalen. Misalnya, kadar oksigen terlarut (DO) 0,584 miligram per liter (mg/L), jauh di bawah standar minimum, yaitu 4 mg/L.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengapresiasi penegakan hukum yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. Sebab, empat pabrik yang instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)-nya disegel merupakan pabrik yang paling mencolok telah membuang limbah tanpa diolah ke aliran sungai.
Puarman yang juga menyertai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor saat penyegelan mengatakan, keempat pabrik itu bergerak di bidang yang berbeda sehingga dampak dari limbah yang dibuang pun berbeda. Puarman menjelaskan, pabrik pertama merupakan tempat pencucian tekstil (laundry garment). ”Pabrik itu yang kerap membuang limbah berwarna hitam,” katanya.
Pabrik lainnya mengolah logam untuk memproduksi suku cadang kendaraan. Limbah yang dibuang berwarna kuning, seperti noda karat. Selain itu, ada pula pabrik pengolahan plastik dan pengolahan ikan.
”Keempat pabrik itu berada di antara Jembatan Wika, Desa Telanjung Udik, dan Jembatan Cikuda, Desa Wanaherang, Kabupaten Bogor,” ujar Puarman. Kedua jembatan itu merupakan titik awal ditemukannya limbah industri di sepanjang Kali Cileungsi.
Meski demikian, yang diduga membuang limbah tanpa diolah bukan hanya empat pabrik. Menurut Puarman, totalnya terdapat 12 pabrik yang membuang limbah ke sungai secara langsung. Akan tetapi, mereka sulit dideteksi karena pipa pembuangan tersembunyi dan tidak ada identitas pabrik.
”Kami mengusulkan agar setiap pabrik memasang papan nama di bagian belakang, yang berbatasan dengan sungai. Hal itu akan memudahkan kontrol masyarakat terhadap pabrik yang membuang limbah sembarangan,” kata Puarman.