Pengembangan Listrik Tenaga Surya untuk Pendidikan
Oleh
Neli Triana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya belum banyak diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Padahal, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan tenaga surya sebagai sumber energi listrik terbarukan. Hal ini mendorong tim peneliti dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) menerapkan teknologi listrik tenaga surya di Pondok Pesantren Al-Karimiyah, Sawangan Baru, Sawangan, Kota Depok.
Dalam peresmian program pengabdian masyarakat ini, Sabtu (11/8/2018), di Ponpes Al-Karimiyah, ketua tim pelaksana Program Pengabdian pada Masyarakat Chairul Hudaya mengatakan, ia tergugah mempraktikkan teknologi listrik tenaga surya bagi pengembangan aktivitas pendidikan. Ponpes ini memiliki empat lembaga pendidikan yang setara sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi Islami.
“Ini merupakan hadiah yang diterima UI atas penghargaan dari Islamic Development Bank (IDB) Prize for Science and Technology tahun 2017. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan efisiensi energi dan keamanan penggunaan listrik di pesantren ini,” kata Chairul.
Peresmian ditunjukkan melalui penandatanganan piagam kerja sama oleh Direktur DRPM UI, Prof Heri Hermansyah, ketua pelaksana Program Pengabdian pada Masyarakat Ir Chairul Hudaya, dan Sekretaris Yayasan Al-Karimiyah Haji Rohimi Azhari. Setelah itu dilakukan pemotongan pita biru dan penyalaan lampu nama program.
Rohimi Azhari mengatakan, pihaknya menyambut hangat tawaran untuk pengembangan listrik tenaga surya ini. Ia menilai bantuan itu dapat mengurangi beban pembiayaan listrik kegiatan pendidikan di ponpes itu yang biasanya mencapai Rp 9-10 juta per bulan. “Dengan cara ini (listrik bertenaga surya), biaya listrik dapat dihemat 25 persen,” kata dia.
Lewat dukungan Ecolife dan Rumah Kewirausahaan, pemasangan Sistem photovoltaic atau panel surya di atap satu bangunan sekolah ponpes dimulai akhir Juli lalu. Selain itu, jaringan arus listrik dikelola melalui boks-boks pengatur daya listrik yang dipasang di sisi dua bangunan ponpes. Sejak awal Agustus, aliran listrik telah bisa digunakan untuk kebutuhan penerangan dan air di ponpes. Bangunan yang tersentuh aliran listrik bertaga surya ini mencakup ruangan aula, asrama putra, dan ruang kelas.
“Jadi nilai tambah program ini untuk meningkatkan kualitas penerangan, supaya santri jadi lebih maksimal berkegiatan di sini,” ujar Chairul. Sebelumnya, kata Chairul, pendidikan di ponpes ini tak seramai sekarang. Di samping itu, Kepala Madrasah Aliyah Al - Karimiyah Fatih Ghozali mengungkapkan, jaringan listrik bertenaga surya di situ juga tengah dikembangkan sebagai media pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
“Untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah kami punya program penjurusan IPA. Nah, di mata pelajaran Fisika, kita implementasikan ilmu teknologi ini, supaya anak-anak bisa belajar mengembangkan pengetahuan,” tutur Fatih.(Robertus Rony Setiawan)