Upaya mengurai kemacetan di Jakarta demi memenuhi target waktu tempuh peserta Asian Games, terus dimatangkan. Upaya itu berupa penutupan pintu tol secara periodik serta tilang di sistem pembatasan kendaraan ganjil-genap.
Oleh
Irene Sarwindaningrum/Wisnu Aji Dewabrata
·3 menit baca
ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS
Gerbang Tol Pedati di Rawamangun, Jakarta Timur, hanya memiliki dua ruas tol dan akan menjadi macet saat jam berangkat kantor (27/7/2018).
JAKARTA, KOMPAS - Hingga Jumat (27/7/2018), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek masih mengevaluasi jumlah pintu tol yang akan ditutup. Sementara ini, masih 19 pintu tol yang terkena buka-tutup periodik.
Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo mengatakan, jumlah pintu tol yang terkena buka-tutup periodik ini masih bisa berkurang sesuai hasil evaluasi uji coba. “Pelaksanaannya hanya pada waktu Asian Games saja, yaitu mulai 18 Agustus sampai selesai,” katanya di Jakarta, kemarin.
Berdasar kajian BPTJ, perluasan ganjil-genap di arteri saja tidak cukup untuk menjamin ketepatan waktu transportasi atlet dan ofisial pada Asian Games, yaitu 30-34 menit dari Wisma Atlet ke arena maupun antararena. Karena itu, BPTJ merekomendasikan rekayasa lalu lintas di tol rute wisma atlet-arena pertandingan.
“Hampir keseluruhan atlet yang jumlahnya 15.000 orang, menginap di Wisma Atlet Kemayoran. Setiap hari, mereka harus bergerak ke delapan venue yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Belum lagi offisial, media, suporter, dan VIP serta pergerakan antararena,” ujar Budi.
ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS
Antrean kendaraan di Gerbang Tol Slipi 1, Jumat (27/7/2018).
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf, Jumat, menjelaskan, penutupan dilakukan di 10 pintu tol yang mengarah dari Wisma Atlet Kemayoran ke kompleks Gelora Bung Karno (GBK), pukul 06.00-17.00. Sepuluh pintu tol itu merupakan jalur keberangkatan atlet dan ofisial, yakni Ancol Barat, Jembatan Tiga 1, Angke 2, Tanjung Duren, Off Ramp RS Harapan Kita, Slipi 2, Podomoro, Rawamangun, Pedati, dan TMII.
Adapun penutupan sembilan pintu tol dari GBK ke wisma atlet, dilakukan pukul 12.00- 21.00. Sembilan pintu tol itu merupakan jalur kepulangan, yakni Gedong Panjang 2, Jembatan Tiga 2, Angke 1, Jelambar 1, Slipi 1, Sunter, Jatinegara, Kebon Nanas, dan TMII.
Simulasi penutupan 19 pintu tol dilakukan satu hari yakni Selasa (31/7/2018). Sekitar 600 polisi dikerahkan dalam simulasi. "Kalau (penutupan pintu tol) tidak masalah, akan dilanjutkan. Tetapi kalau ada hambatan, kami evaluasi lagi apakah pintu tol perlu ditutup atau tidak,” kata Yusuf.
Di lapangan, ruas tol yang akan ditutup periodik ini tergolong padat. Panji (33), salah satu warga Rawamangun yang rutin melewati pintu tol itu, mengatakan, pintu tol itu merupakan akses tercepat menuju ke kantornya di kawasan Kuningan.
Bila pintu Rawamangun ditutup, Panji akan lewat gerbang lain yakni Pedati atau Kebon Nanas. "Kalau memang ditutup, rutenya mungkin harus lurus ke arah Cawang dan pasti macet di pagi hari," kata Panji.
ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS
Kepadatan di Jalan Pangeran Tubagus Angke yang berbatasan dengan dua tujuan tol berbeda, yaitu Gerbang Tol Angke 1 ke arah Bandara Soekarno-Hatta, serta Gerbang Tol Angke 2 ke arah Cawang (27/7/2018).
Selain itu, kemacetan di Jalan Pangeran Tubagus Angke menuju ke arah Kota pada siang hari, juga berpotensi semakin padat saat beberapa pintu tol ditutup. Di kawasan tersebut terdapat 2 akses tol untuk dua tujuan berbeda, yaitu Angke 1 ke arah pelabuhan dan bandara, serta Angke 2 menuju Cawang dan Cililitan.
Soleh (46), pekerja yang terbiasa mengantar barang dari Sunter ke sekitar kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, selalu melewati pintu tol Angke 1 saat pulang. "Kalau pintu tol Angke 1 ditutup, harus lewat arah Kota dan biasanya sangat macet saat siang," kata Soleh.
Untuk memperlancar perjalanan, pintu tol Senayan dan Kemayoran telah diperlebar untuk memudahkan akses bus.
Ganjil genap
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Kendaraan berplat nomor polisi yang tidak sesuai dengan tanggal masih bisa "lolos" melalui Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, yang menerapkan pembatasan ganjil genap nomor kendaraan, Kamis (19/7/2018). Mulai Rabu (18/7/2018) lalu, seharusnya kendaraan yang melanggar akan digiring keluar dari kawasan ganjil-genap.
Sementara itu, perluasan kawasan ganjil genap disertai penindakan (tilang) akan dilakukan mulai 1 Agustus. Yusuf mengatakan, pelanggar ganjil genap akan dikenakan denda maksimal Rp 500.000.
Yusuf juga mengusulkan kepada Pemprov DKI untuk meliburkan sekolah selama Asian Games. “Kalau bisa sekolah libur karena hasil kajian kami, seandainya anak sekolah diliburkan, dapat mengurangi kemacetan 11,7 persen,” imbuhnya.
Berdasarkan data Ditlantas Polda Metro Jaya terdapat 23 sekolah dan 12 universitas yang dilewati dalam rute perjalanan Asian Games. Rute arah GBK terdapat 8 sekolah dan 3 universitas, rute arah Ancol 7 sekolah, rute arah Rawamangun 7 sekolah dan 4 universitas, dan rute arah Pulomas 21 sekolah dan 5 universitas. (Aditya Diveranta)