BEKASI, KOMPAS — Sistem pembayaran elektronik kereta rel listrik commuter line di Kota Bekasi berangsur pulih. Pada Selasa (24/7/2018), antrean sudah berkurang, perangkat elektronik, seperti gerbang, vending machine, dan mesin loket sudah dapat digunakan.
Di Stasiun Bekasi, para penumpang yang hendak masuk dan keluar stasiun melalui gerbang elektronik relatif lancar. Sebagian besar gerbang sudah bisa memindai tiket harian berjaminan (THB), kartu multitrip (KMT), dan kartu uang elektronik yang dikeluarkan semua bank.
Wakil Kepala Stasiun Bekasi Muhamad Badrus mengatakan, sistem pembayaran elektronik sudah berangsur pulih sejak Senin siang. Sejak Sabtu, PT Kereta Commuter Indonesia memperbarui sistem tersebut sehingga pembayaran secara elektronik terkendala.
Setelah perbaikan, beberapa masalah teknis masih muncul hingga Senin Sore. Misalnya, belum seluruh gerbang bisa memindai tiket. Belum semua jenis kartu uang elektronik juga bisa terbaca lewat sistem pembayaran. ”Pada masa awal sistem kembali pulih, hanya kartu e-money dari Brizzi yang tidak bisa dipindai di gerbang, tetapi saat ini sudah bisa dipindai,” kata Badrus.
Saat ini, tiga vending machine yang tersedia sudah bisa digunakan, baik untuk membeli, mengisi ulang THB, maupun mengambil uang jaminan. Begitu juga mesin pemeriksa saldo, seluruhnya bisa digunakan.
Meski jumlah penumpang tetap banyak, arus masuk dan keluar penumpang cenderung lancar. Menurut Badrus, jumlah rata-rata penumpang di Stasiun Bekasi adalah 45.000 per hari.
Pada pukul 16.00, ratusan penumpang memadati gerbang di sisi selatan dan utara stasiun. Antrean selesai dalam 5 menit. Namun, masih ada dua orang yang gagal memindai kartu uang elektroniknya pada salah satu gerbang. Mereka berhasil keluar saat memindai kartu tersebut ke gerbang lain.
Di Stasiun Cakung, antrean tidak tampak. Para penumpang dapat masuk dan keluar stasiun dengan lancar. Hanya terdapat empat gerbang di stasiun yang tengah direnovasi itu. Seluruhnya dapat digunakan untuk memindai semua jenis tiket.