JAKARTA, KOMPAS — Ibu negara keempat RI, Sinta Nuriyah Wahid, mengajak masyarakat Indonesia mengamalkan Pancasila. Kebencian yang kerap ditemui di negeri ini karena ada masyarakat yang tidak mengamalkan Pancasila.
Ajakan Sinta Wahid ini disampaikan pada saat sahur bersama di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (12/6/2018) dini hari.
”Fitnah terjadi di mana-mana. Berita bohong banyak dijumpai di media sosial. Apakah itu bentuk pengamalan Pancasila?” tanya Sinta bernada retoris.
Menurut Sinta, hal yang meresahkan di Indonesia akhir-akhir ini adalah produksi informasi yang bermaksud menjatuhkan orang lain. Di media sosial, ia melihat banyak ujaran kebencian yang merusak persaudaraan. Hal tersebut tidak sesuai dengan sila ketiga, yakni Persatuan Indonesia.
Dalam ceramahnya itu, Sinta juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan khotbah yang menggunakan kata-kata menakutkan. ”Kita semua bersaudara, tidak boleh saling benci,” ujar istri presiden Indonesia yang keempat Abdurrahman Wahid ini.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshidiqie juga turut hadir dalam acara sahur bareng ini. Ia mengatakan, hakikat puasa adalah menahan diri dan evaluasi untuk berbuat buruk. Momen sahur bersama ini merupakan ajang bagi orang untuk bertemu dan memperkuat spiritualitas.
”Kita perlu menahan diri dari godaan dan tugas,” kata Jimly.
Setelah mendengarkan ceramah dari Shinta, tamu undangan menyantap sahur bersama. Undangan sahur bersama dihadiri banyak orang. Sebagian peserta berkumpul di depan panggung utama dan sebagian lain duduk di arena bermain papan selancar.
Salah seorang undangan sahur bersama, Karyadi (14), mengatakan, ia tertarik dengan pesan-pesan Ibu Shinta Wahid. Pancasila, menurut dia, bukan hanya kata-kata. ”Kita satu oleh Pancasila, tidak boleh berseteru. Harus mengamalkan Pancasila dengan tindakan nyata,” katanya. (SUCIPTO)