Meski Dilarang, Masih Ada Praktik Pesan Tempat Duduk di Bus Trayek Pendek
Oleh
E08
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah mendatangi Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, untuk memeriksa kesiapan terminal menghadapi arus mudik dan arus balik. Andri juga menemukan praktik pemesanan tempat duduk dalam bus trayek pendek yang tidak diperbolehkan.
Andri datang pada Sabtu (9/6/2018) pukul 10.45 di Terminal Kampung Rambutan dan disambut oleh beberapa petugas terminal, termasuk Kepala Satuan Pelayanan Terminal Kampung Rambutan Emiral August Dwinanto. Tempat pertama yang ditinjau adalah posko terpadu yang terletak di depan kantor terminal.
”Dalam posko ini kami (Dishub) bekerja sama dengan beberapa pihak, yaitu kepolisian, TNI, Satpol PP, dan ada pula Pramuka. Totalnya sampai tadi ada 141 personel. Dari jumlah tersebut, 78 anggota kepolisian dan TNI,” ujarnya.
Kemudian ia berjalan menuju klinik kesehatan terminal untuk meninjau kesiapan fasilitas tersebut dalam melayani kebutuhan kesehatan pemudik. Selain itu, ia juga menanyakan pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan dokter dari puskesmas yang ada di Jakarta Timur. Kemudian, ia juga menanyakan tes urine untuk pengemudi bus yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Setelah itu, Andri memeriksa salah satu bus tujuan Tasikmalaya. Dalam bus tersebut, ia menemukan praktik pemesanan kursi untuk trayek pendek yang tidak diperbolehkan. Andri pun segera memanggil petugas bus tersebut untuk memperingatkannya.
”Bus trayek pendek seperti tujuan Jawa Barat memang tidak kami sediakan loket. Penumpang harus datang langsung ke bus dan kemudian membayar sesuai dengan tarif yang terpasang di bus tersebut. Jadi, tidak ada itu sistem booking. Yang datang pertama akan dapat prioritas agar bus juga cepat berangkat dan penumpang yang belum dapat tempat tidak menunggu lama,” kata Andri.
Setelah memeriksa sebuah bus, ia meninjau petugas-petugas yang sedang melaksanakan uji ramp check atau uji kelaikan. Andri juga sempat memeriksa sendiri kondisi ban depan bus tersebut. Kemudian, ia juga menanyakan kondisi bus yang sedang dicek kepada salah satu petugas ramp check. Bus tersebut dinyatakan lulus dan Andri menempelkan stiker khusus yang menandakan bus tersebut laik jalan.
”Kami akan memastikan kelayakan semua instrumen yang terkait. Bus harus layak agar penumpang aman, nyaman, dan selamat. Pengemudinya harus sehat agar pelaksanaan mudik berjalan lancar,” katanya.
Lebih lanjut, Andri mengatakan hari ini ia akan melanjutkan kunjungan ke Terminal Rawamangun dan kemudian ke terminal-terminal lain yang digunakan untuk arus mudik dan arus balik 2018. ”Karena sudah mendekati puncak arus mudik, kesiapan semuanya harus ditinjau. Saya juga akan mengunjungi stasiun-stasiun kereta api hari ini,” katanya.