Magnet Itu Bernama Pasar Tanah Abang
Ibarat gula, Pasar Tanah Abang selalu menjadi magnet bagi pedagang dan pembeli. Sejak tiga abad lalu, pasar grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara itu terus esksis hingga kini. Uang terus berputar, apalagi di hari-hari menjelang Lebaran ini.
Iis (54), warga Pademangan, Kabupaten Tangerang, Banten, cuti kerja satu hari hanya untuk berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2018), sehari sebelum memasuki bulan puasa.
”Saya sengaja cuti hari ini. Kalau besok-besok, sudah puasa, rasanya malas datang. Apalagi seminggu setelah puasa, pembeli tumpah di sini,” katanya.
Pukul 09.00, ibu dua anak ini naik kereta api dari Stasiun Rawa Buntu. Setelah 30 menit melaju, ia tiba di Stasiun Tanah Abang. Selanjutnya, dengan susah payah ia menembus lorong kecil yang kiri-kanannya penuh sesak pedagang dan pembeli. Perlu sekitar 45 menit berjibaku menembus padatnya kerumunan orang dan pedagang kaki lima di tenda di tengah deretan kios dan ruko di Jati Baru hingga tujuan akhir di Blok A dan B.
Setiap tahun, sehari menjelang puasa ia datang ke Pasar Tanah Abang untuk membeli kain guna dijahit sendiri untuk pakaian Lebaran sekeluarga. ”Tahun kemarin tidak separah sekarang. Ini terlalu banyak PKL-nya,” ujar Iis.
Hari terakhir sebelum Ramadhan, pengunjung memang super berjubel. Di bawah terik sinar matahari menyengat, orang-orang berkeringat seolah berada dalam sauna massal.
Kawasan baru
Menjelang puasa tahun ini, selain pembeli, jumlah pedagang, terutama PKL, bertambah. Tercatat, sekitar 400 lapak dinaungi payung lebar berderet memenuhi trotoar dan badan jalan sepanjang Jati Baru. Beragam jenis pakaian dan aksesori ditawarkan, mulai dari pakaian anak-anak hingga dewasa. Sebagian besar menjual busana muslim dan tradisional, jins, serta bercorak batik.
Jati Baru merupakan pusat pedagang terbaru di kawasan ini setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkannya sebagai lokasi resmi PKL pada Desember 2017. Sebelumnya, pedagang itu sempat dipindahkan ke Blok G agar trotoar bisa digunakan pejalan kaki dan badan jalan untuk lalu lalang kendaraan bermotor.
Hunian tepat di belakang Jalan Jati Baru yang 10 tahun lalu masih didominasi permukiman warga kini turut berubah. Sudah hampir seluruhnya disesaki kios pedagang berbagai jenis pakaian dan aksesori. Oleh pengelola swasta, kawasan ini bernama resmi Pasar Binaan Warga Jati Baru. Ribuan kios ada di sana menyambung ke Blok F.
”Rumah saya dulu itu di sana, sekarang sudah jadi mushala,” kata Noor (35), penjaga kios di Pasar Binaan Warga Jati Baru.
Banyak pilihan pakaian dari beragam lapak, kios, dan toko di tempat ini, mulai dari yang menjual busana muslim, tradisional, hingga pakaian modern. Ada kios dan lapak yang khusus menjual beragam pakaian berbahan jins, jenis kaus, hingga kerudung gaya Pakistan. Sebagian besar pakaian diproduksi di Tasikmalaya, Jawa Barat, dan Pekalongan (terutama bermotif batik). Ada juga produk impor Korea dan China.
Harganya terpaut Rp 5.000-Rp 10.000 lebih murah per potong dengan toko lainnya di Blok A, B, dan F. Pembeli harus pintar-pintar menawar sehingga dengan uang Rp 300.000 pengunjung sudah bisa memperoleh beberapa potong pakaian. Baju batik printing yang diproduksi di Pekalongan, misalnya, dibanderol Rp 35.000-Rp 65.000 per potong. Satu set gamis lengkap Rp 90.000-Rp 200.000. Celana jins bisa diperoleh seharga Rp 65.000-Rp 100.000 per potong.
Blok A dan B
Jika ingin berbelanja lebih nyaman, tetapkan hati untuk ke Blok A dan B. Dua gedung itu ikon kawasan Pasar Tanah Abang. Tinggi menjulang lebih dari 12 lantai, ada penyejuk udara, lift, dan tangga berjalan.
Meski dikelola PD Pasar Jaya, yang mengoperasikan Blok A ini adalah PT Cakrawala Tirta Buana.
Manajer Promosi Blok A Hery Supriyatna menjelaskan, sekitar 95 persen dari 7.834 kios di tempat ini menjual produk tekstil dan garmen. ”Tingkat okupansinya itu sekitar 7.500 kios di 12 lantai,” katanya.
Kios-kios di lantai basement B2 hingga lantai 7 dikhususkan untuk perdagangan. Selebihnya, untuk parkir, perkantoran, pusat makanan, dan masjid.
Sebagai bagian dari pelayanan, pengelola memberikan kemudahan kepada pembeli dengan menetapkan zonasi produk. Di lantai B2 dan B1 untuk berbagai kain Nusantara, grosir tekstil, perlengkapan muslim, dan kebutuhan interior rumah tangga, mulai dari gorden, seprai, hingga keset kaki. Di lantai B1 dan B2 ini, beberapa kios menyediakan beragam tenun dan songket dari daerah produksinya di Sumatera hingga Nusa Tenggara.
Di lantai SLG dan LG untuk grosiran pakaian remaja, busana kerja, dan busana muslim. Lantai G pusat baju anak dan dewasa, lantai 1 pakaian dalam dan jins, lantai 2 grosir batik, serta lantai 3 dan 3a grosir tas, sepatu dan aksesori serta perhiasan imitasi. Lantai 5 khusus butik busana muslim, kios melayani grosir dan eceran di lantai 6, sepatu dan tas di lantai 7, serta tempat makan dengan pilihan kuliner beragam di lantai 8.
”Zonasi ini juga berlaku di Blok B,” kata Hery.
Arab, India, Pakistan
Selebihnya, ada grosir busana Metro Tanah Abang yang berada di seberang Blok A. Lalu ada ruko-ruko di Blok F dan pertokoan di sekitarnya. Di sini bisa ditemukan beragam kios penjual barang-barang dari Arab Saudi. Dari kurma Nabi hingga kurma California. Pun ada buah dzuriat kering untuk pengobatan hingga batang kurma kering.
Ada beberapa ruko yang menjual perkakas rumah tangga ataupun pecah belah, tetapi hanya satu sampai dua ruko saja. Pusat gantungan baju hingga kebutuhan benang, kancing, hingga pernak-pernik untuk produksi busana juga bisa ditemukan di ruko-ruko atau kios di sekitar Tanah Abang.
Pasar Blok A dan B, dan F, serta Metro Tanah Abang sebagian besar melayani penjualan grosir, tetapi tetap ada yang melayani eceran. Tersedia jasa pengiriman barang ke luar kota, luar jawa, dan luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Jepang, dan Afrika Selatan.
Anda yang suka berdandan dengan gaya India dan Pakistan bisa mencari apa yang diinginkan di lantai 5. Busana yang warna-warni dan gemerlap ini di sini sudah dimodifikasi untuk konsumen Indonesia dengan menutup pada bagian perut.
Sarah (35), warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sengaja mampir ke Tanah Abang di sela-sela tugas kantor ke Jakarta. Ia sangat tertarik dengan busana dan aksesori India.
”Unik dan keren. Harganya enggak terlalu mahal karena ada diskon, Rp 500.000 dapat semuanya. Enggak usah beli banyak aksesori, takut terlalu menor. Biasa, dipakai pas Lebaran nanti,” kata Sarah, Rabu. Ia membeli satu gaun dengan anting dan serenceng gelang, serta tas tangan.
Saat ini, kata Hery, yang disebut kawasan Pasar Tanah Abang adalah Blok A, B, C, F, G, Metro Tanah Abang, Pusat Grosir Tanah Abang Ruko AURI, hingga ruko-ruko dan pasar-pasar PKL hingga Jalan Jati Baru.
Sebelumnya ada Blok D dan E yang dilebur menjadi Blok A dan B. PD Pasar Jaya mengelola Blok A, B, F dan G. Pihak swasta mengelola Metro Tanah Abang, Blok C, dan Jati Baru.
Ada juga Pasar Tasik yang lokasinya semula di lahan bongkaran di seberang Pasar Blok G. Namun, saat ini Pasar Tasik yang buka hanya Senin dan Kamis telah berpindah di Jalan Cideng Timur. Pasar ini dibuka mulai pukul 05.00-11.00.
Moda transportasi
Hery mengatakan, di masa puncak tahun ini, pengunjung sekitar 90.000 orang per hari. Tahun lalu bisa mencapai 120.000 orang per hari.
”Dua bulan sebelum puasa, puncak membeludaknya pembeli grosir. Dari seluruh Indonesia datang ke sini untuk kulakan juga dari luar negeri. Dua pekan awal puasa, pengunjung biasanya turun. Ramai lagi dua pekan terakhir jelang Lebaran. Kali ini pembeli eceran yang menyerbu,” katanya.
Untuk ke Tanah Abang, disarankan menggunakan angkutan umum. Jika menggunakan KRL, turunlah di Stasiun Tanah Abang. Pilihan lain menggunakan bus transjakarta antara lain dari Kebayoran Lama-Tanah Abang (turun persis di seberang Blok B). Juga bisa pakai angkutan kota mikrolet jurusan Tanah Abang. Di ujung Jalan Jati Baru, ada bus Mayasari Bakti jurusan Bogor-Tanah Abang, Bekasi-Tanah Abang, Jatinegara-Tanah Abang, Ciputat-Tanah Abang, dan lainnya.
Guna melanjutkan ke blok yang dituju, tersedia layanan gratis bus transjakarta Tanah Abang Explorer. Bus ini dilengkapi penyejuk udara dan kursi nyaman memiliki rute dari depan Stasiun Tanah Abang dan berputar mengitari kawasan itu.
Di Pasar Blok A dan Blok B sudah tersedia jasa porter resmi berseragam dan bernomor dada sehingga bisa dipercaya. Tarifnya Rp 150.000 per satu karung barang untuk dibawa ke kendaraan di tempat parkir atau ke lokasi jasa pengiriman barang.
Dengan segala hal yang dimilikinya itu, Tanah Abang terus memesona dan menarik orang untuk datang dan datang lagi.