JAKARTA, KOMPAS - Warga di bantaran Sungai Ciliwung yang melewati Jakarta cenderung makin menjatuhkan pilihan pada moda transportasi darat seperti sepeda motor untuk mobilitas pergi dan datang.
Hal itu menyusul kecederungan hilangnya sarana transportasi getek atau perahu eretan untuk menyeberangkan warga melintasi aliran Sungai Ciliwung.
Hal ini seperti terlihat di kawasan permukiman padat Kampung Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Minggu (11/3). Jalan yang membelah perkampungan dengan lokasi persis berdampingan dengan aliran Sungai Ciliwung itu tampak penuh oleh lalu lalang sepeda motor.
Itu masih ditambah dengan deretan sepeda motor yang diparkir di bagian depan nyaris setiap rumah. Terkadang, saat dua buah sepeda motor berpapasan dari arah berlawanan, salah satunya mesti menepi untuk memberikan jalan.
Adapun getek yang masih ada di perkampungan tersebut cenderung hanya dipergunakan untuk landasan aktivitas mencuci, buang air besar, dan tempat bagi anak-anak bermain.
Salah seorang warga, Saroni (75) mengatakan, sejak sekitar enam tahun terakhir warga meninggalkan sungai sebagai prasarana transportasi.
Hal itu menyusul hilangnya keberadaan getek dan atau perahu eretan untuk sarana transportasi warga. Menurut Saroni, selain karena harga bambu sebagai bahan pembuat getek yang semakin mahal, isu bakal dipindahkannya penduduk di bantaran kali perkampungan tersebut juga membuat warga tidak lagi berminat membuat dan mengoperasikan getek.
Profesor riset bidang sosiologi pada Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Henny Warsilah, pada hari yang sama menambahkan, budaya sungai sudah cenderung ditinggalkan menyusul derasnya migrasi ke wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung.
Sementara pengajar di Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung, Sri Suryani pada hari yang sama menyebutkan, bersama-sama dengan sejumlah pihak, dirinya tengah melakukan sebuah riset tentang keberadaan getek di Kampung Tanah Rendah tengah dilakukan
Menurutnya, penelitian itu setidaknya bisa menjadi dokumentasi tentang keberadaan getek di kampung dalam Kota Jakarta yang dilewati Sungai Ciliwung.
Hasil riset tersebut sekurangnya bakal memberikan gambaran tentang realitas kehidupan warga serta penggunaan sejumlah perangkat ataupun teknologi tertentu dalam menghadapi dinamika yang terjadi.