Kabar duka bagi pesepeda dan pengguna jalan di Ibu Kota menyergap tepat sepekan lalu. Pada Sabtu (10/2), Raden Sandy Syafiek (37) tewas ditabrak mobil Dodge Journey saat bersepeda di Jalan Gatot Subroto. Ironisnya, dikabarkan, si pengemudi mobil penabrak, MJ, adalah juga seorang pesepeda.
Naas bermula ketika pada Sabtu pagi itu, MJ yang sedang melintas di Jalan Gatot Subroto disalip pesepeda motor, yang hingga kini tidak diketahui identitasnya. Emosi mendorong MJ menginjak gas mengejar si pemotor dari arah kiri. Apes, saat itulah korban beserta rekannya yang sedang menggowes ternyata berada di depan. MJ tak mampu mengendalikan mobilnya dan menabrak produser stasiun televisi RTV tersebut.
Beberapa waktu lalu, Hendra Saputra yang sedang mengendara sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, juga tewas di tempat kejadian akibat ditabrak mobil. Tentu masih banyak lagi kecelakaan sepeda di jalanan Jakarta yang terekspos ataupun tidak terekspos media.
Rendahnya penghormatan terhadap (nyawa) manusia di jalanan menjadi salah satu penyebab terus terulangnya kecelakaan lalu lintas di Ibu Kota. Pejalan kaki dan pesepeda yang seharusnya menempati posisi teratas dalam hierarki pengguna jalan terabaikan. Sebagian pengguna jalan lain, sepeda motor ataupun mobil, juga angkutan umum, masih ugal-ugalan. Mereka ibarat monster yang siap melindas para pejalan kaki ataupun pesepeda.
Zebra cross di sekitar lalu lintas sering lebih mirip garis awal balapan, dipenuhi sepeda motor atau mobil yang siap tancap gas. Juga menjadi cerita lama ketika fasilitas trotoar, tempat aman dan nyaman buat pejalan kaki, justru penuh dengan pemotor, pedagang, tempat parkir segala macam kendaraan dan jadi lahan untuk mendirikan berbagai bangunan yang pastinya tanpa izin.
Gerakan bersepeda ke kantor atau yang dikenal dengan "bike to work" pun tampaknya tidak berkembang menggembirakan di Jakarta. Hanya orang-orang berani-semoga Tuhan selalu bersama mereka-untuk ber-"bike to work" di Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno, yang juga pelari dan pesepeda, menyesalkan kejadian yang merenggut nyawa Sandy. Dia mengingatkan agar para pesepeda berhati-hati di jalanan Jakarta. "Keselamatan itu yang utama. Kita jangan terlalu ngoyo pengin cepat sampai tujuan, tetapi kita melupakan keselamatan lalu lintas," kata Sandiaga.
Berhati-hati tentu sudah menjadi standar operasional rekan-rekan pesepeda. Mengecek rem, tekanan ban, lampu sepeda depan belakang, rompi pengaman adalah beberapa hal di antaranya. Namun, itu tidaklah cukup untuk menghadapi buasnya rimba lalu lintas Ibu Kota.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih berutang menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk menyediakan fasilitas jalur khusus sepeda ataupun trotoar bagi pejalan kaki yang aman. Pemerintah Provinsi DKI berkewajiban melindungi warganya, dan itu tidak cukup hanya dengan imbauan.