TANGERANG, KOMPAS — Terowongan khusus untuk sepeda motor di depan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dinyatakan aman dilalui, Kamis. Terowongan sempat ditutup karena ada rembesan air dari dilatasi sambungan terowongan. Selain itu, terjadi pula genangan air di terowongan tersebut lantaran tidak berfungsinya empat sumur pompa akibat korsleting listrik.
”Setelah pemeriksaan dan pengecekan, tim menyatakan (terowongan) ini sudah clear. Sudah bisa dilalui,” kata Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta M Suriawan Wakan saat uji coba kawasan transit terpadu (transit oriented development/TOD) di Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Jumat (16/2).
Rembesan diakibatkan dilatasi sambungan konstruksi terowongan. ”Celah ditambal supaya tidak ada air yang keluar. Selanjutnya, air dibuang ke saluran pembuangan,” ujar M Suriawan Wakan.
Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Airport Erwin Revianto menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan bersama tim operasional dan teknik bandara, diketahui terowongan tergenang karena ada rembesan yang diakibatkan dilatasi sambungan konstruksi terowongan. ”Akibatnya, air keluar dari celah konstruksi, bukan karena keretakan,” ujarnya.
Vice President of Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano mengatakan, dilatasi adalah perubahan ukuran atau skala bangunan tanpa mengubah bentuk bangunan. Dilatasi pada sambungan konstruksi terowongan ini menyebabkan air keluar dari celah konstruksi tersebut. Perbaikan dilakukan dengan metode grouting atau injeksi beton.
Konstruksi ulang
Terkait dengan kejadian ambrolnya dinding penahan terowongan di Jalan Perimeter Selatan, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merekomendasikan kepada Kementerian Perhubungan untuk melakukan konstruksi ulang terowongan di Bandara Soekarno-Hatta. Hal itu dilakukan karena bangunan tersebut dinilai tidak sesuai dengan kriteria teknis.
Hal itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di sela-sela kunjungan kerja di Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2). ”Hasil rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi, ada kriteria teknis yang tidak sesuai dalam pengerjaan konstruksi tersebut sehingga demi keselamatan, konstruksi underpass (terowongan) di Bandara Soekarno-Hatta harus dikonstruksi ulang,” katanya.
Basuki menjelaskan, salah satu kriteria teknis yang tidak sesuai ialah cara pemasangan dinding penahan. ”Seharusnya ada angker (pengikat) yang mengikat dinding-dinding itu agar tak mudah lepas saat tanah terkena air. Karena itu, desain pembangunan seluruh proyek underpass harus dicek kembali,” ujarnya.
Basuki sudah melihat kejanggalan saat dinding tersebut terlepas dan roboh. Dinding tersebut seolah ditempel begitu saja tanpa ada pengikat dan kerangka konstruksi.
Rekomendasi mengenai konstruksi ulang proyek terowongan Bandara Soekarno-Hatta diterima Basuki pada minggu lalu. Rekomendasi tersebut lantas diteruskan ke Kementerian Perhubungan selaku pemegang kuasa anggaran proyek tersebut.
Insiden robohnya dinding penahan di terowongan Jalan Perimeter Selatan di kawasan Bandara Soekarno Hatta terjadi pasa Senin (5/2) sekitar pukul 17.45.
Kejadian itu mengakibatkan pengendara mobil Honda Brio A 1567 AS, Dianty Diah Ayu Cahyani Putri (24), meninggal dunia. Satu korban lain, Mukhmainna Syamsuddin (24), dapat diselamatkan. (PIN/ARN/GER)