Nasib Korban Kebakaran Buram
Nasib korban kebakaran di Jalan Talib II dan Jalan Talib III, Krukut, Jakarta Barat, misalnya, sampai hari ini belum jelas. Ada 268 keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan kini bertahan di tenda pengungsian.
Menteri Sosial Idrus Marham mengunjungi korban kebakaran Krukut pada Jumat (2/2) sore. Dalam kunjungan yang berlangsung sekitar 2 jam dari pukul 16.00 itu, Idrus menyapa warga serta menyampaikan bantuan kebutuhan pokok dan keperluan sekolah dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial DKI Jakarta senilai Rp 852 juta.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan, pihaknya berupaya meringankan beban 1.327 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Bantuan itu antara lain berupa 259 paket keperluan sekolah anak-anak dan 500 paket kebutuhan pokok.
”Selain itu, juga termasuk tenda 5 unit, makanan siap saji sebanyak 10.700 kotak, matras sebanyak 545 lembar, dapur umum sebanyak 2 unit, dan layanan psikososial sebanyak 2 tim,” kata Harry ketika ditemui di sela-sela kegiatan.
Lurah Krukut Agus Satyawan mengatakan, sumbangan dari Menteri Sosial ini diharapkan menimbulkan efek domino, yakni memicu masyarakat untuk menyumbangkan hal-hal yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. ”Setelah sandang dan pangan, sekarang papannya,” ujar Agus.
Agus mengatakan, masyarakat selama ini secara swadaya mulai membersihkan reruntuhan sisa kebakaran.
Ketua RT 03 RW 03 Hasri menyampaikan terima kasih kepada Menteri Sosial atas kunjungan dan bantuan yang diberikan. Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu warga menjalani masa sulit ini.
Dalam musibah kebakaran ini, Hasri kehilangan rumah seluas 165 meter persegi. Akibatnya, Hasri dan 12 anggota keluarga besarnya kini kehilangan tempat tinggal.
Hasri berharap mendapatkan bantuan dalam bentuk material bangunan agar warga dapat kembali membangun tempat tinggal mereka dan tidak perlu tinggal di tenda-tenda darurat. ”Jangan dalam bentuk uang. Sebaiknya kalau menyumbang, langsung dalam bentuk bahan bangunan agar tepat penggunaannya,” ujar Hasri.
Tanggung jawab pelaku
Beberapa hari yang lalu polisi menetapkan S sebagai tersangka yang menyebabkan musibah kebakaran itu. S diduga membakar rumahnya setelah cek-cok dengan istrinya. Selain itu, S diduga mengalami gangguan jiwa.
Hasri mengatakan, sampai saat ini belum ada pembicaraan di kalangan warga bagaimana menyikapi S dan keluarganya. ”Ya, bagaimana lagi. Belum kepikiran untuk meminta tanggung jawab dari pelaku. Kami masih sibuk bertahan hidup setelah musibah ini,” kata Hasri.
Belum reda kasus Krukut, kebakaran kembali terjadi dan merenggut empat nyawa di Jalan Pedongkelan Raya, Jakarta Barat, Kamis malam.
Kepala Kepolisian Sektor Cengkareng Komisaris Agung Budi Laksono mengatakan, meski sudah memeriksa sejumlah saksi, polisi masih menunggu hasil lab forensik menentukan penyebab kebakaran.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romli menduga api berasal dari dapur rumah induk keluarga mendiang Gunawan (80).
”Jangankan buat warga masuk ke rumah induk tersebut, empat korban, yang tewas terbakar, tampaknya kesulitan lolos dari kepungan asap dan api karena pintu satu-satunya berupa pintu gulung garasi, jaraknya sekitar 50 meter dari pintu depan rumah induk,” ujar Rompis.
Di sekeliling rumah menempel 10 kios yang turut terbakar. Kios itu di antaranya untuk membuka usaha bengkel las, warung jamu, salon kecantikan, usaha fotokopi, warung makan ayam goreng, warung nasi padang, warteg, toko kelontong, dan bengkel sepeda motor.
Penghuni rumah induk, Gunawan (80)-Lani (75), dan dua anaknya, Edy (40) serta Cencen (38), tewas terbakar. ”Jenazah Gunawan yang semasa hidup menderita stroke kami temukan di atas kasur. Jasad istrinya di kamar mandi. Jenazah dua anaknya di dapur dan di kamar mandi lain. Semuanya di lantai bawah,” ungkap Rompis.
Jenazah ditemukan di antara reruntuhan bangunan. Kondisi sebagian besar jenazah tidak seluruhnya hangus. Rompis menduga, mereka tewas karena kepungan asap sehingga kehabisan oksigen.
Tak tertib administrasi
Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi yang datang di lokasi mengatakan, keempat jenazah sampai sore kemarin masih di Ruang Jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. ”Belum ada kerabat korban datang sehingga menyulitkan penanganan jenazah,” katanya.
Lurah Kapuk Santoso menambahkan, pengurus RT 009 sudah meminta Gunawan dan keluarga menyerahkan fotokopi kartu keluarga dan KTP. ”Sampai meninggal, mereka belum terdaftar sebagai warga Kapuk meski sudah tinggal di sini 25 tahun,” ucap Santoso.
Kios-kios di sekeliling rumah korban juga tidak dilengkapi dokumen administrasi. ”Bagaimana mau asuransi (kebakaran), surat tidak ada,” kata Leni (23) salah satu warga yang tinggal di kios yang terbakar. (WIN/DD17)