Fokus pada Permasalahan Jadi Kunci Selesaikan Persoalan Ibu Kota
Oleh
Ingki Rinaldi
·2 menit baca
Kompas/Ingki Rinaldi
Sejumlah pembicara saling berinteraksi dalam diskusi yang digelar Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), Kamis (1/2) di Jakarta, dengan tema ”Jakarta Tenggelam Tanpa Reklamasi?”.
JAKARTA, KOMPAS — Permasalahan-permasalahan pokok di Jakarta, seperti banjir, kurangnya pasokan air bersih, dan turunnya permukaan tanah, semestinya menjadi fokus untuk dicarikan solusinya.
Hal ini penting dilakukan agar tidak muncul rencana-rencana pembangunan atau solusi yang justru memiliki kecenderungan menjauhkan kemungkinakan diselesaikannya berbagai permasalahan tadi.
Sebagian hal tersebut mengemuka dalam diskusi yang digelar Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), Kamis (1/2) di Jakarta, dengan tema ”Jakarta Tenggelam Tanpa Reklamasi?”
Sejumlah pembicara hadir dalam diskusi tersebut, yakni pakar ekonomi dan lingkungan Profesor (emeritus) Emil Salim, arsitek Daliana Suryawinata, Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas Abdul Malik Sadat Idris, dan koresponden New York Times di Jakarta Joe Cochrane.
Dalam diskusi yang dimoderatori Ketua Pendiri PDBI Christianto Wibisono itu, dibahas pula pentingnya dilakukan koordinasi dan sinergi antarlembaga. Ini terutama jika dikaitkan dengan konteks kebijakan reklamasi di Teluk Jakarta.
Sementara menurut Anwar, sejauh ini Bappenas telah menerima masukan dan konsep dari sejumlah pihak terkait upaya penyelasaian sejumlah permasalahan di Jakarta. Akan tetapi, konsep-konsep parsial tersebut relatif belum bisa disatukan dalam sebuah dokumen utuh yang integratif.
Adapun, menurut Emil, saat ini yang mesti difokuskan adalah tujuan untuk menyelamatkan Jakarta dari banjir rob dan menyediakan kebutuhan air bersih. Ia mengatakan, dengan demikian, reklamasi bukanlah tujuan untuk menyelesaikan persoalan.
Jika ada reklamasi sekalipun, imbuh Emil, itu lebih merupakan akibat dan bukannya tujuan. Reklamasi, imbuh Emil, juga tidak boleh dilakukan dengan pengurukan.