Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suwondo Nainggolan, Senin (29/1), di Markas Polda Metro Jaya mengatakan, polisi mendapat informasi akan dilakukan transaksi sabu oleh jaringan internasional di Kota Tangerang.
Sebelumnya polisi menangkap dua wanita warga Indonesia yang menjadi kurir narkoba, MN dan D, Sabtu (20/1). Mereka lolos membawa sabu ke dalam pesawat dengan cara melilitkan sabu itu di paha.
Sabu itu menurut rencana diserahkan kepada pengendali jaringan, yakni pria warga Indonesia berinisial AS. Lokasi transaksi di sebuah minimarket di Jalan Husein Sastranegara, Kota Tangerang, Minggu (21/1) malam. AS disergap saat menerima tiga bungkusan sabu dari MN dan D.
Menurut Suwondo, MN mengaku sabu tersebut diambil langsung dari seorang warga Nigeria berinisial S yang tinggal di Bangkok, Thailand. S memerintahkan MN dan D agar sabu seberat 3,75 kilogram itu diserahkan kepada AS di Indonesia. Jaringan ini sedikitnya sudah dua kali menyelundupkan sabu ke Indonesia.
”Tersangka AS dibawa ke Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (22/1) malam, untuk menunjukkan lokasi jaringan lainnya. Namun, tersangka melawan dan merebut senjata petugas sehingga dilakukan tindakan tegas yang menyebabkan tersangka meninggal,” kata Suwondo.
Jaringan Malaysia
Dalam kasus lain, Subdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya juga mengungkap jaringan internasional pengedar narkoba pada Senin (8/1) di sebuah apartemen di Jalan Mangga Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Menurut Suwondo, tersangka yang ditangkap berinisial WJ yang merupakan warga negara China. Dari komplotan ini, polisi menyita 1,9 kilogram ketamine. Saat menggerebek kamar yang dihuni WJ, polisi menemukan ketamine dalam bungkus plastik di kamar itu.
Tim Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Selasa (9/1), juga meringkus dua warga Indonesia yang menjadi pengedar narkoba jaringan internasional. Keduanya berinisial M dan RP.
Polisi mendapati barang bukti berupa 1 kg sabu dan 75 gram ketamine. Barang bukti itu ditemukan di tiga tempat terpisah, yaitu di Petojo, Jakarta Pusat; tempat parkir mal Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat; dan Apartemen Laguna, Jakarta Utara. Jaringan pengedar sabu itu merupakan jaringan Malaysia.
Pengedar narkoba jaringan Malaysia lainnya juga ditangkap dengan modus menyembunyikan sabu dalam pembalut wanita. Tersangka DT ditangkap di Terminal Kedatangan 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Setelah menggeledah, petugas menemukan sabu dalam pembalut wanita seberat 532 gram.
”Modusnya, saat naik pesawat, barangnya dilepas. Kemudian saat mendarat, barang kembali dipakai. Kami akan membicarakan mengapa bisa lolos dengan kepolisian Malaysia,” ujar Suwondo.
Kasus lainnya yang dirilis Ditresnarkoba Polda Metro Jaya kemarin adalah penangkapan pengedar berinisial FS dengan barang bukti 141 gram sabu. FS ditangkap polisi di Jalan Angkasa, Kemayoran, Selasa (9/1).
Polisi juga menangkap pengedar berinisial WG dan DA, Kamis (11/1), dengan barang bukti 150 gram sabu. Kedua tersangka ditangkap di sebuah hotel di Taman Sari, Jakarta Barat.
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan, Indonesia merupakan pasar narkoba yang menarik karena jumlah anak mudanya besar. Mereka datang dari keluarga menengah yang mementingkan gaya hidup serta memerlukan pengakuan sosial dan permisif. Itu semua ciri-ciri orang yang mudah terperosok menjadi pencandu (Kompas, 3/1). (WAD)