Di sisi lain, pengawasan terdiri atas setidaknya lima aspek, yaitu pengawasan bahan, sumber daya manusia, SOP, alat yang digunakan dalam proyek, dan lingkungan. Setiap aspek juga terdiri atas sejumlah bagian spesifik. Contohnya, pada pengawasan bahan gelagar kotak, terdapat pengawasan pada material untuk memproduksinya dan pada tahapan kerja dalam memproduksi. Hasil uji laboratorium akan menemukan aspek proyek yang lemah pengawasan.
Dalam pantauan kemarin, konstruksi beton prasarana LRT Jakarta yang roboh ditutupi terpal. Meski demikian, terlihat bahwa tidak hanya gelagar kotak yang ambrol, tetapi juga bagian dari launching gantry atau alat bantu pengangkat gelagar kotak.
Anas berpendapat, ada kemungkinan kesalahan terletak di launching gantry tersebut, termasuk pada kabel sling yang berfungsi untuk menarik gelagar kotak beton. Sebagai logam, kabel sling memiliki titik lelah yang tidak boleh terlampaui.
Untuk pengawasannya, pengguna mesti tahu pabrik asal kabel sling tersebut karena setiap pabrik sudah menetapkan jadwal pemeriksaan berkala pada kondisi alat, dan jadwal itu bisa berbeda dari pabrik lain. Pengguna sebaiknya memeriksa kondisi kabel sling mendahului jadwal yang ditetapkan.
Terdapat sejumlah laboratorium yang bisa dimanfaatkan untuk menyelidiki penyebab jatuhnya beton prasarana LRT Jakarta, salah satunya Laboratorium Uji Konstruksi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Serpong, Tangerang Selatan. Ada juga beberapa laboratorium swasta. ”Kalau material tidak bisa diangkat, orang lab ke lokasi kejadian membawa alat,” ujarnya.
Sepanjang pengalaman Anas dalam proyek konstruksi, pemeriksaan laboratorium untuk satu bagian bisa menghabiskan satu hari. Dari robohnya prasarana LRT di Pulogadung, ia melihat ada lebih dari satu bagian yang mesti diperiksa, termasuk launching gantry dan gelagar kotak.
Meski demikian, Anas melihat penyelenggara proyek LRT Jakarta sudah berkomitmen untuk menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat, termasuk ketika LRT sudah beroperasi di masa mendatang. Untuk semakin meyakinkan publik, perusahaan yang mengoperasikan LRT mesti mengumumkan ada pengawasan berkala terhadap sarana dan prasarana serta membuktikan dengan pelaksanaan yang benar.
Sesuai jadwal
Allan Tandiono, Direktur Proyek LRT PT Jakarta Propertindo (Jakpro), mengatakan, pembangunan LRT akan sesuai jadwal. Setelah selesai pemasangan gelagar, pekerjaan pada Januari-Februari 2018 adalah penyelesaian dinding parapet, pemasangan rel kereta, pembangunan stasiun layang, dan depo. Pada Februari ini, seluruh sistem persinyalan kereta LRT dijadwalkan tiba di Jakarta. Sementara kereta tiba pada April 2018.
Dengan kejadian robohnya gelagar, Satya Heragandhi, Direktur Utama PT Jakpro, menyatakan gelagar akan kembali dipasang. Namun, pemasangan rel akan dilakukan paling akhir. Dalam proses membangun, lanjutnya, unsur keselamatan dan kualitas menjadi hal utama. (JOG/HLN/DD17)