JAKARTA, KOMPAS — Menjelang beroperasinya KA bandara, lalu lintas di sekitar Stasiun Sudirman Baru akan diatur untuk memudahkan pergerakan penumpang serta mengurangi kemacetan di sekitar stasiun.
Pengaturan lalu lintas ini dibahas bersama sejumlah instansi, di antaranya Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), PT Railink, PT KAI, PT KAI Commuter Indonesia (KCI), Dishub Provinsi DKI Jakarta, Korlantas, dan Bina Marga.
”Akan ada pengaturan arus lalu lintas dari Bundaran Hotel Indonesia melewati Jalan Blora menuju Stasiun Sudirman, memutar di Jalan Kendal, lalu menuju Bundaran Hotel Indonesia melewati Jalan Tanjungkarang,” ujar Priyanto, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta, seusai pertemuan semua pihak dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI, Kamis (14/12).
Akan ada pengaturan arus lalu lintas dari Bundaran Hotel Indonesia melewati Jalan Blora menuju Stasiun Sudirman, memutar di Jalan Kendal, lalu menuju Bundaran Hotel Indonesia melewati Jalan Tanjungkarang.
Pengaturan itu, kata Priyanto, untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang kereta, baik kereta bandara maupun kereta Commuterline. ”Rute yang semula bisa untuk dua arah akan kita buat satu arah. Uji coba satu arah mulai 22 Desember 2017,” kata Priyanto.
Dengan pengaturan ini, mobil dan kendaraan lain hanya boleh lewat dari Bundaran HI menuju Jalan Kendal, menuju Bundaran HI lagi.
Uji coba akan dilakukan bertahap. ”Tahap awal dilakukan sepekan, evaluasi dulu, lalu dilakukan lagi dalam sepekan,” katanya.
Menurut Priyanto, pengaturan arus lalu lintas dipilih sebagai hasil dari survei yang dilakukan Dishub DKI. Dalam survei itu, pada jam sibuk pukul 07.00-09.00, penumpang Commuterline yang turun di Stasiun Sudirman sebanyak 9.731 orang. Sekitar 53 persen atau 5.148 penumpang mengarah ke Jalan Sudirman. Sekitar 32 persen atau 3.118 orang keluar ke pintu Kendal Timur. Lalu 15 persen atau 1.465 orang keluar ke pintu Kendal Barat.
Dengan data ini, kata Priyanto, selain mengatur arus lalu lintas, Pemprov DKI akan membuat fasilitas pejalan kaki dengan menyediakan trotoar selebar 4 meter hingga 4,5 meter. Fasilitas itu akan dilengkapi dengan shelter bus transjakarta.
Yayat Supriatna, pengamat perkotaan yang turut dalam rapat, menjelaskan, pengaturan tersebut penting untuk membuat nyaman pejalan kaki serta pengguna angkutan umum. Dengan pembatasan kendaraan, akan mendorong orang lebih banyak berjalan.
Pengaturan tersebut penting untuk membuat nyaman pejalan kaki serta pengguna angkutan umum.
Kereta bandara direncanakan melayani penumpang di Stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Duri, Batuceper, dan Bandara Soekarno-Hatta. Pada awal operasi kelak, naik turun penumpang baru dilayani di Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. (HLN)