Waktu Tempuh Molor
JAKARTA, KOMPAS — Dua kejadian kereta anjlok dalam sebulan terakhir membuat sejumlah penumpang mempertanyakan perawatan sarana dan prasarana jalur kereta. Apabila tak ada perbaikan, mobilitas ribuan pengguna angkutan umum bakal sering terganggu.
Kereta rel listrik (KRL) rute Bogor-Angke anjlok di wesel wilayah Stasiun Manggarai, Selasa (3/10) pukul 07.40. Pada 14 September, KRL rute Jakarta Kota-Bekasi anjlok di wesel Stasiun Jakarta Kota. Wesel adalah konstruksi di percabangan rel yang bisa diatur untuk memindahkan kereta ke arah rel yang dituju.
Heru Supriatna (43), penumpang KRL, harus menghabiskan hingga 3 jam lebih lama dari waktu tempuh rutin. Ia berangkat pukul 07.15 dari Stasiun Citayam dan biasanya tiba di kantor di kawasan Juanda, Jakarta Pusat, satu jam kemudian. Kemarin, hingga pukul 11.30, Heru masih tertahan di Stasiun Manggarai.
Menurut Heru, pelayanan dan sarana di stasiun sebenarnya sudah sangat baik. Akan tetapi, gangguan perjalanan masih terus terulang. "Pasti ada penyebabnya kenapa anjlok lagi, apakah perawatannya atau pengawasannya," kata Heru yang sudah dua kali terimbas dampak anjlok itu.
Penumpang KRL, Hikmal Fauzi (37), mengatakan, dalam sebulan ini saja, ia mengalami dua kali gangguan perjalanan KRL. Pada Sabtu (30/9), gangguan perjalanan karena penggantian sistem persinyalan di Stasiun Manggarai.
Akibat peristiwa anjlok di Manggarai, ribuan orang terhambat perjalanannya. Kemacetan lalu lintas sekitar Stasiun Manggarai juga tak terelakkan lantaran banyaknya penumpang yang mencari alternatif transportasi lain pada jam sibuk itu.
KRL yang terdiri atas delapan kereta itu anjlok pada dua kereta, yakni nomor 7 dan 8. Akibatnya, jalur 3 dan 5 di Stasiun Manggarai tak bisa digunakan selama 3 jam atau hingga evakuasi kereta selesai pada 10.40.
Perjalanan KRL ataupun KA jarak jauh belum lancar hingga pukul 13.00. Total ada 40 perjalanan KRL terganggu dan keberangkatan 14 KA jarak jauh tertunda 30 menit hingga 2 jam.
Wakil Presiden Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunisa mengatakan, setelah pemeriksaan, roda paling depan dari kereta nomor 8 ini mengarah ke Stasiun Sudirman, sementara posisi roda paling belakang mengarah ke Stasiun Cikini. Kondisi tersebut terindikasi terjadi karena sistem persinyalan yang menggerakkan motor wesel.
Senior Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Suprapto menyangkal kondisi wesel di Stasiun Manggarai sudah terlalu lama. Ia mengatakan, wesel tersebut justru relatif baru dipasang.
Stasiun Manggarai merupakan simpul stasiun tersibuk di Jabodetabek. Sekitar 70 persen dari total 918 perjalanan KRL melintas di sana setiap hari. Stasiun ini juga dilintasi KA jarak jauh dan KA barang.
Suprapto mengatakan, saat ini pengembangan dan peremajaan Stasiun Manggarai masih terus dilakukan. Stasiun ini juga akan menjadi simpul kereta bandara.
Genangan di terowongan
Terowongan penyeberangan penumpang di beberapa stasiun KRL masih menyisakan persoalan, yakni air yang merembes ke dalam terowongan. Saat hujan, air masuk ke terowongan dan mengakibatkan genangan. PT Kereta Commuter Indonesia mencatat, stasiun yang mengalami masalah ini adalah Stasiun Sudimara dan Stasiun Pondok Ranji.
Kepala Stasiun Pondok Ranji Subekti menjelaskan, keramik dinding terowongan sedang dibongkar untuk perbaikan. Sebagai antisipasi, pompa air disiagakan. (IRE/UTI/ILO)