JAKARTA, KOMPAS -- Proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu sedang mengejar proses pembangunan agar dapat selesai pada 2018. Proses pengerjaan pier (kaki-kaki jembatan) dan masalah pembebasan lahan menjadi target yang harus dikerjakan agar proyek ini selesai tepat waktu. Selain itu, pengendara harus mewaspadai beberapa titik penyimpitan jalur dan jalan yang rusak akibat pengerjaan proyek ini.
Proyek yang mulai kembali dikerjakan sejak tahun 2014 ini diharapkan dapat mengurai kemacetan di Jalan Raya Kalimalang. Jalan layang tol yang membentang di atas Kalimalang ini memiliki panjang kurang lebih 21 km. Jalan ini merupakan salah satu akses utama dari Bekasi menuju ke Jakarta, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan pantauan Kompas Senin (28/8), di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Jakarta Timur tepatnya di sepanjang jalan menuju pertigaan ke arah Jalan DI. Panjaitan menuju arah Cawang, terjadi penyempitan jalur sepanjang kurang lebih 1km. Penyempitan jalur ini disebabkan karena pengerjaan proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Dari seberang Kalimalang, tampak para pekerja proyek sedang mengerjakan pembangunan pier dan beberapa mesin serta alat berat juga diporasikan.
Kemudian, di dekat daerah Pangkalan Jati, salah satu akses jalan masuk tol tampak sudah hampir selesai. Lampu-lampu serta rambu-rambu lalu lintas sudah terpasang di sepanjang jalan tol baru tersebut. Namun, jalan tersebut memang belum difungsikan dan belum ada gardu tol. Proses pembangunan gardu tol mulai tampak di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Di Jalan KH. Noer Ali, Bekasi, beberapa ruas jalan tampak rusak karena pengerjaan proyek tol Becakayu. Selain itu, daerah tersebut menjadi salah satu titik kemacetan di jam berangkat maupun pulang kantor.
Adrian (34) pengendara motor, mengatakan bahwa pengendara harus berhati-hati karena kondisi jalan yang rusak di Kalimalang, khususnya jalan dari arah Cawang menuju Bekasi. "Kondisi aspalnya belum rata, selain itu tidak ada pembatas jalan, padahal ini kan jalan dua arah. Jadi cukup membahayakan karena pengendara sering mengambil jalur yang berlawanan arah," kata Adrian, Senin.
Yogi (32) pengendara motor, berharap, proyek tol Becakayu ini dapat mengurai kemacetan. "Saya lihat sih, proyeknya bagus dan membuat beberapa jalan di Kalimalang jadi lebih lebar, semoga proyek ini bisa cepat selesai," kata Yogi.
Humas PT. Waskita Karya Poppy Sukmawati mengatakan, pihak pengembang sedang mengejar target agar Proyek Becakayu bisa selesai tahun 2018. Poppy mengatakan, Becakayu terdiri dari tiga seksi, yaitu seksi 1A dengan ruas Casablanca - Cipinang Melayu, seksi 1B dengan ruas Cipinang Melayu - Pangkalan Jati, dan seksi 1C dengan ruas Pangkalan Jati - Jakasampurna.
"Saat ini kami mengejar penyelesaian kurang lebih 20 pier yang belum terbangun dan dikerjakan selama 24 jam nonstop," kata Poppy saat dihubungi Kompas (19/8).
Poppy mengatakan, untuk seksi 1B dan 1C, sudah selesai sekitar 95% dan ditargetkan selesai bulan Desember 2017. Poppy menambahkan, rambu lalu lintas dan lampu penerang sudah terpasang, untuk gerbang tol dan cctv masih dalam proses pemasangan. Untuk seksi 1A, proses pengerjaan sudah sekitar 71 persen dan diharapkan selesai Maret 2018.
"Untuk seksi 1A, kami masih megejar Detail Engineering Design (DED), pembongkaran bangunan yang telah mendapat uang ganti rugi, serta pembuatan rigid pavement untuk pengalihan lalu lintas Jalan DI Panjaitan," kata Poppy.
Poppy menjelaskan, pengembang masih mengalami masalah pembebasan lahan di beberapa daerah seperti Kelurahan Cipinang Besar Utara dan Kelurahan Rawa Bunga, Jakarta Timur. Poppy mengatakan, jika selesai, proyek tol ini akan dilalui kurang lebih 62.000 kendaraan setiap harinya. (DD05)