Warga Rusun Ikuti Sosialisasi Penanggulangan Bencana
Oleh
DD13
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta memberikan sosialisasi antisipasi dan penanganan bencana kepada warga Rusunawa Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (3/8). Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesigapan warga untuk bertindak saat bencana terjadi.
Program sosialisasi ini telah berjalan sekitar dua tahun. Program ini juga didukung Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 170 Tahun 2016 tentang Penggunaan Rambu Kebencanaan dan Sistem Penanggulangan Bencana pada Gedung. Pasal 22 menyatakan, sistem penanggulangan bencana wajib dilakukan pada gedung berdaya tampung di atas 500 jiwa.
”Sosialisasi dilakukan berdasarkan tiga tahap; sebelum bencana, saat bencana, dan pascabencana. Fokus materi hari ini mengenai bantuan hidup dasar (BHD) oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta, pendarahan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), kebakaran oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta, dan gempa bumi oleh Jakarta Rescue,” kata Omar Hasyadi, staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DKI.
Menurut Immanuel, yang juga staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD sudah memberikan sosialisasi di delapan rusunawa tahun 2017 ini. Rusunawa di Jakarta Timur, seperti Rusunawa Pulo Gebang, Komarudin, Cipinang Besar Selatan, Cipinang Muara, dan Pondok Bambu telah diberi sosialisasi. Sementara itu, sosialisasi juga sudah dilakukan di rusunawa di Jakarta Barat, seperti Rusunawa Tambora dan Flamboyan, serta hari ini, Pesakih, Daan Mogot.
”Targetnya tahun ini ada 15 rusun yang akan diberikan sosialisasi. Di Jakarta Utara sosialisasi juga akan diberikan, seperti Rusunawa Marunda dan Penjaringan. Materi sosialisasi di setiap rusun biasanya sama. Sosialisasi di rusunawa dilakukan karena selain ada pergub, ini juga karena ada permintaan dari warga rusun juga. Masyarakat sudah mulai melek mengenai penanggulangan bencana,” kata Immanuel.
Ia menambahkan, idealnya sosialisasi dilakukan setahun sekali pada setiap gedung. Namun, ada keterbatasan sumber daya manusia karena jumlah gedung bertingkat di Jakarta ada sekitar 1.000 gedung. ”Kami mungkin baru bisa melakukan sosialisasi tiga tahun kemudian di tempat yang sama,” tambah Immanuel.
Syaira (39), penghuni rusun Pesakih, Daan Mogot Blok A, mengatakan, ”Menurut saya, kegiatan ini positif ya, kita bisa belajar. Penting semua materinya, tapi yang paling berkesan tentang pencegahan kebakaran.” (DD13)