Penghuni Rusunawa di Daan Mogot Minta Tunggakan Dihapus

Elsa Emiria Leba

Stiker peringatan pengosongan unit rusunawa dipasang oleh Unit Pengelola Rumah Susun Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Meski diberi peringatan, penghuni tetap mendiami rusunawa tersebut, Selasa (1/8).

JAKARTA, KOMPAS — Penghuni rumah susun sewa atau rusunawa Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat, yang masih mempunyai tunggakan pembayaran uang sewa rusun, meminta penghapusan utang. Sebagian penghuni beralasan tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Penghuni rusunawa, Siti Jamilah (59), menyatakan keberatan harus membayar uang sewa rusun. ”Saya janda dan tidak mempunyai pekerjaan tetap. Kerjanya serabutan, cuma dagang minuman. Penghasilan bersih cuma sekitar Rp 300.000 per bulan. Untuk makan juga ngutang. Saya sudah nunggak setahun lebih sekitar Rp 3,3 juta dengan bunga. Kalau bisa, tunggakan kami dihapuskanlah,” ujar Siti, Selasa (1/8), di Jakarta.

Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, mengatakan, permintaan tersebut tidak mungkin dipenuhi mengingat tunggakan itu merupakan kewajiban yang harus dipenuhi semua penghuni rusun.

Namun, Kepala Subbagian Tata Usaha UPRS Kecamatan Tambora Ahmad Fauzi menambahkan, pemutihan hanya dapat dilakukan jika tunggakan tidak dapat ditagih lagi, misalnya pengutang menghilang.

Hingga Juli 2017,  tunggakan penghuni rusunawa Pesakih, Daan Mogot, mencapai Rp 581.170.580. Dari 640 kepala keluarga di rusunawa itu, ada 427 yang menunggak uang sewa 1 bulan hingga 25 bulan. (DD13)