logo Kompas.id
MetropolitanMRT Jakarta Jajaki Bisnis di...
Iklan

MRT Jakarta Jajaki Bisnis di Luar Tiket

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sejalan dengan penuntasan MRT fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI, PT MRT Jakarta membuka peluang pengembangan bisnis di luar penjualan tiket kereta atau nonfare box (NFB). Aspek itu dikembangkan untuk memberikan pemasukan lain bagi MRT untuk operasional dan pemeliharaan, serta membuat MRT tidak tergantung dari subsidi.Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar, Senin (3/4), dalam diskusi tentang MRT, menjelaskan, di awal operasional, MRT masih menggunakan subsidi. Namun, besaran subsidi masih dihitung kembali karena PT MRT Jakarta masih mengkaji ulang terkait jumlah perjalanan penumpang per hari.Sambil beroperasi dengan subsidi, PT MRT Jakarta mesti mencari cara untuk membiayai sendiri seluruh operasional. Salah satunya dengan membuka pengembangan usaha untuk mendukung layanan kereta.Agung Wicaksono, Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, menjelaskan, pengembangan bisnis nontiket mesti dimulai sejak sekarang. Untuk tahap awal, pendapatan itu berasal dari aspek komunikasi, periklanan, dan ritel. Untuk komunikasi, MRT Jakarta akan mengundang sejumlah penyedia jasa layanan komunikasi (provider) untuk mengikuti beauty contest."Kehadiran operator komunikasi atau provider itu untuk memastikan komunikasi bisa tetap lancar tanpa ada blankspot," ujar Agung.Untuk periklanan, MRT akan menggandeng pihak swasta yang berpengalaman. Kerja sama itu akan menyediakan sistem periklanan secara digital. Adapun ritel akan dikembangkan di stasiun MRT. Ritel seperti kafe, apotek, ataupun perdagangan itu akan berada di stasiun dan di jalur interkoneksi stasiun dengan gedung. Agung menambahkan, pengelolaan usaha dari tiket dan nontiket sudah dilakukan juga oleh MTR Hongkong dan pengelola MRT di Jepang. Dengan pengelolaan itu, MTR Hongkong yang sudah berusia 40 tahun memiliki pemasukan NFB 65 persen dan 35 persen dari tiket.Melihat jadwal kerja PT MRT, penjajakan pengembangan usaha dari aspek NFB digarap mulai April ini. Dengan harapan, saat MRT fase I mulai beroperasi Maret 2019, usaha atau bisnis NFB ini juga mulai beroperasi. William melanjutkan, pembangunan jalur layang per 31 Maret sudah mencapai 53,62 persen dan untuk terowongan mencapai 84,47 persen."Secara keseluruhan, rata-rata kemajuan pembangunan sudah 68,98 persen. Dengan kemajuan seperti ini, kami optimistis sampai dengan akhir tahun 2017 pembangunan akan mencapai 93 persen. Sebelum Asian Games, pekerjaan fisik selesai semua," ujar William.Untuk MRT fase II, Agung menambahkan, pembahasan soal lahan di Kampung Bandan dengan PT KAI pekan lalu akan segera ditindaklanjuti dengan kedua pihak. (HLN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000