Denim Nyaman, Denim Tersayang
Namun, unsur kenyamanan tetap jadi syarat personal yang mutlak dan tak bisa ditawar bagi penggunanya.
Denim menjadi salah satu bahan yang memiliki banyak jenis dan turunan. Umumnya, jenis-jenis denim tersebut dibedakan dari proses pembuatan dan karakter fisiknya, seperti berat, tekstur, dan warna.
Komunitas pencinta denim pun bermunculan seiring dengan banyaknya orang yang mengagumi kekukuhan denim. Indonesia Denim Group (Indigo) adalah salah satu komunitas denim di Indonesia yang mewadahi pencinta denim berdiskusi, berjualan, dan mengembangkan merek denim lokal.
Kehadiran dan pemilihan denim, menurut salah seorang anggota Indigo, Bhisma Diandra (28), menjadi hal yang sangat penting dalam pembuatan celana jins. Masyarakat akan mengedepankan kenyamanan dan karakteristik saat memutuskan membeli atau membuat celana jins.
”Jins dapat dipakai di semua acara, baik formal maupun nonformal. Saat ini, konsumen juga dapat menentukan sendiri bahan jinsnya lewat denim yang dipilih,” ujar Bhisma.
Alasan menemukan kenyamanan dan kecocokan itu juga yang membuat Rendi (23) membuat celana jinsnya sendiri di Rumah Denim & Jeans di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Selain di kawasan Pesanggrahan, Rumah Denim & Jeans juga membuka gerai di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan.
”Keuntungannya, kita bisa mendesain sendiri jins itu, mulai dari bahan, ukuran, jahitan, sampai komponen tambahan lain,” ujar Rendi.
Dengan memesan jins secara khusus, Rendi bisa memiliki jins dengan beragam denim. Pilihan yang ada di antaranya raw denim, yaitu denim yang tidak melalui proses pencucian dalam pembuatannya sehingga kain lebih kaku. Ada juga pre washed denim, yaitu denim yang telah melalui proses pencucian sehingga tidak terlalu kaku. Adapun stretch denim adalah denim yang lentur karena dalam pembuatannya dicampur dengan bahan elastis seperti spandex.
Menurut pemilik Rumah Denim & Jeans, Ali Akbar Taufani (27), denim didatangkan dari China dan Thailand. Denim yang disediakan di Rumah Denim & Jeans seharga Rp 165.000-Rp 980.000 per helai, yang membidik pasar konsumen usia 18-40 tahun.
Kualitas
Salah satu merek jins lokal yang menghadirkan kualitas premium adalah Oldblue. Berawal dari kecintaan terhadap denim, Ahmad Hadiwijaya (29) membuat jins premium untuk segmen pasar kelas menengah atas.
Dalam memproduksi jins Oldblue, Ahmad mengaku mengedepankan kualitas komponen jins tersebut. Komponen itu meliputi bahan, retsleting, kancing, paku keling, hiasan jahitan ganda pada saku belakang, jahitan sabuk, dan penanda merek.
”Mayoritas komponen jins diimpor dari luar negeri karena di Indonesia belum ada yang bisa menyediakan,” katanya.
Denim yang digunakan Oldblue adalah jenis denim berdasarkan ketebalan dan berat yang didatangkan dari Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Jins tersebut juga dijahit dengan memasang strip panjang di kedua tepi denim agar terlihat lebih rapi.
Kendati harga yang dipatok Ahmad cukup lumayan, yakni Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta per helai, permintaan pasar tidak pernah surut. Menurut dia, konsumen semakin memahami kualitas denim. Dengan demikian, konsumen pun tak keberatan jika harus merogoh kantong lebih dalam untuk memiliki sehelai jins berkualitas premium.
”Dengan menghadirkan kualitas terbaik, kami berharap dapat mengubah paradigma masyarakat tentang jins kualitas premium. Sebab, bagi pencinta denim, kelebihan jins premium bukan dari harganya, melainkan karakternya,” tutur Ahmad.
Lebih lanjut Ahmad menjelaskan, jins yang digunakan seseorang merepresentasikan karakter orang tersebut. Dengan kata lain, seseorang memilih jins yang dirasa paling cocok dan nyaman karena sesuai dengan karakternya.
Secara khusus, Oldblue menghadirkan karakter kuno atau vintage. Alasannya, Oldblue memiliki konsep ”asal mula jins”, yakni celana yang ditujukan bagi pekerja tambang.
Alasan utama
Kenyamanan menjadi alasan utama jins tetap digemari berbagai kalangan dan usia. Hal tersebut juga ditegaskan dari jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas pada 28-30 September 2016 (Kompas, 9 Oktober 2016).
Jajak pendapat melalui telepon ini menggunakan 616 responden yang dipilih secara acak bertingkat di 14 kota besar di Indonesia.
Hasil jejak pendapat tersebut menyatakan, 67 persen responden suka memakai pakaian berbahan jins. Dari responden yang suka mengenakan pakaian jins itu, 54,3 persen responden memilih nyaman sebagai alasannya. Sementara 15,9 persen responden beralasan jins mudah dipadankan, sebanyak 13,2 persen karena keren, dan 7,7 persen karena praktis.
Denim, yang sudah lebih dari satu abad hadir, tak terlihat memudar. Sebaliknya, denim kian dicintai penggemarnya dan kian meluas pasarnya. Jins kian memesona dalam beragam model dan gaya. (DD15)